Epidemiologi Hipertensi Faktor Risiko Hipertensi a. Faktor yang tidak dapat DiubahDikontrol

d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat tensimeter e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi j. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal k. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin l. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering m. Hubungi segera penderita bila tidak datang pada waktu yang ditentukan Marliani dkk, 2007.

2.1.6. Epidemiologi Hipertensi

Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu 15,4, kedua hipertensi 6,8, penyakit jantung iskemik 5,1, dan penyakit jantung 4,6 Riskesdas, 2007. Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Universitas Sumatera Utara Indonesia berkisar 30 dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan 52 dibandingkan laki-laki 48. Surveilans rutin penyakit tidak menular pada puskesmas sentinel di Sulawesi Selatan pada tahun 2008, ditemukan sebanyak 99.862 kasus penyakit tidak menular, yang terdiri dari perempuan 50.862 kasus dan laki-laki 48.449 kasus. Jumlah kematian karena PTM sebanyak 666 orang 0,7 Lima penyakit urutan terbesar ditemukan pada puskesmas sentinel antara lain hipertensi 57,48, kecelakaan lalu lintas 16,77, asma 13,23, diabetes mellitus 7,95, dan osteoporosis 1,20. Tetapi 5 urutan penyebab kematian karena PTM yang ditemukan pada puskesmas sentinel antara lain hipertensi 63,66, kecelakaan lalu lintas 14,86, asma 9,91, diabetes mellitus 9,76,dan tumor genital 1,50. Secara hipertensi prevalensi hipertensi tahun 2004 berkisar antara 15-20. Survei di pedesaan Bali 2004 menemukan prevalensi pria sebesar 46,2 dan 53,9 pada wanita sedangkan pada Amerika Serikat prevalensi tahun 2005 adalah 21,7.

2.1.7. Faktor Risiko Hipertensi a. Faktor yang tidak dapat DiubahDikontrol

a.1. Umur Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga Universitas Sumatera Utara prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 dengan kematian sekitar 50 diatas umur 60 tahun. Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. a.2. Jenis Kelamin Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari penelitian yang dilakukan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0 untuk pria dan 11,6 untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6 pria dan 17,4 perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta Petukangan didapatkan 14,6 pria dan 13,7 wanita. Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita. a.3. Riwayat Keluarga Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi faktor keturunan juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25 kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut 60. Universitas Sumatera Utara

b. Faktor yang dapat DiubahDikontrol

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

1 1 19

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 2

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 9

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 46

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 18

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 8

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 29

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 5

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 18