Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Bivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Matiti terletak di kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Pollung 2. Sebelah Selatan : Desa Saitnihuta 3. Sebelah Barat : Kecamatan Parlilitan 4. Sebelah Timur : Kecamatan Lintong Nihuta

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu : karakteristik kelompok dewasa madya umur, pendidikan, jenis kelamin dan pekerjaan dan gaya hidup dewasa madya aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok dan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi.

4.2.1. Karakteristik Kelompok Dewasa Madya Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok dewasa madya berdasarkan umur dan jenis kelamin di matching dalam penelitian ini. Untuk melihat umur dan jenis kelamin yang di matching dapat dilihat pada Tabel 4.1: Berdasarkan tabel 4.1. dapat di lihat bahwa umur responden dengan kategori 35-45 tahun pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 56 orang dan pada umur Universitas Sumatera Utara responden dengan kategori 45-55 tahun pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 75 orang dengan jenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 84 orang dan jenis kelamin wanita pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 47 orang. Tabel 4.1. Kelompok Matching dalam Penelitian Umur dan Jenis Kelamin Variabel Kasus Kontrol 1 Karakteristik n n a Umur 35-45 tahun 56 42,7 56 42,7 45-55 tahun 75 57,3 75 57,3 Total 131 100,0 131 100,0 b Jenis Kelamin Laki-laki 84 64,1 84 64,1 Wanita 47 35,9 47 35,9 Total 131 100,0 131 100,0 Berdasarakan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa variabel pendidikan pada kelompok kasus lebih banyak pendidikan dasarmenengah sebanyak 94 orang 71,8 dimana responden yang berpendidikan dasar SD sebanyak 58 orang 44,2, pendidikan menengah sebanyak 36 orang 27,4, dan pada kelompok kontrol juga lebih banyak pada pendidikan dasarmenengah yaitu sebanyak 103 78,6, dimana responden yang berpendidikan dasar sebanyak 64 orang 48,8, pendidikan menengah sebanyak 49 orang 37,4. Pada variabel pekerjaan pada kelompok kasus lebih banyak pada responden yang bekerja sebanyak 122 orang 93,1, dan pada kelompok kontrol juga lebih banyak pada responden yang bekerja sebanyak 111 orang 84,7. Pada variabel aktifitas fisik pada kelompok kasus lebih banyak pada responden dengan aktifitas yang tidak cukup sebanyak 66 orang 50,4 Universitas Sumatera Utara dan pada kelompok kontrol lebih banyak pada responden dengan aktifitas yang cukup sebanyak 85 orang 64,9. Pada variabel pola makan pada kelompok kasus lebih banyak pada responden dengan pola makan yang tidak baik sebanyak 103 orang 78,6 dan pada kelompok kontrol lebih banyak pada responden dengan pola makan yang baik sebanyak 74 orang 56,5. Variabel kebiasaan istirahat pada kelompok kasus lebih banyak pada responden dengan kebiasaan istirahat yang tidak cukup sebanyak 87 orang 66,4 dan pada kelompok kontrol lebih banyak pada responden dengan kebiasaan istirahat yang cukup sebanyak 76 orang 58,0. Variabel kebiasaan merokok pada kelompok kasus lebih banyak pada responden dengan kebiasaan merokok sebanyak 84 orang 64,1 dan pada kelompok kontrol lebih banyak pada responden yang tidak merokok sebanyak 88 orang 67,2. Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Pendidikan, Pekerjaan dan Gaya Hidup Kelompok Dewasa Madya Aktifitas Fisik, Pola Makan, Kebiasaan Istirahat, Kebiasan Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan No Variabel Kasus Kontrol n n

1. Karakteristik

a Pendidikan DasarMenengah 94 71,8 103 78,6 Tinggi 37 28,2 28 21,4 Total 131 100,0 131 100,0 b Pekerjaan Bekerja 122 93,1 111 84,7 Tidak bekerja 9 6,9 20 15,3 Total 131 100,0 131 100,0 2. Gaya Hidup a Aktifitas fisik Tidak cukup 66 50,4 46 35,1 Cukup 65 49,6 85 64,9 Total 131 100,0 131 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Lanjutan b Pola Makan Tidak baik 103 78,6 57 43,5 Baik 28 21,4 74 56,5 Total 131 100,0 131 100,0 c Kebiasaan istirahat Tidak cukup 87 66,4 55 42,0 Cukup 44 33,6 76 58,0 Total 131 100,0 131 100,0 d Kebiasaan Merokok Ya 84 64,1 43 32,8 Tidak 47 35,9 88 67,2 Total 131 100,0 131 100,0

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel bebas yaitu : karakteristik kelompok dewasa madya pendidikan, pekerjaan dan gaya hidup dewasa madya aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok dengan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Hasil analisis pengaruh pendidikan responden dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 94 orang 71,8 dengan pendidikan dasar SDSMP dan menengah SMA, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 103 orang 78,6 dengan pendidikan dasar SDSMP dan menengah SMA. Kemudian dari kelompok kasus ada sebanyak 37 orang 28,2 dengan pendidikan tinggi DiplomaS1, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 28 orang 21,4 dengan pendidikan tinggi DiplomaS1. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,252 0,05, dengan OR sebesar 0,691 95CI = 0,393-1,215, Universitas Sumatera Utara artinya tidak ada pengaruh antara variabel pendidikan responden dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis pengaruh pekerjaan responden dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 122 orang 93,1 yang bekerja, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 111 orang 84,7 yang bekerja. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 9 orang 6,9 yang tidak bekerja, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 20 orang 15,3 yang tidak bekerja. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,049 0,05 artinya ada pengaruh antara variabel pekerjaan responden terhadap kejadian hipertensi dengan OR sebesar 2,442 95CI = 1,068-5,588, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 2,4 kali kecenderungan bekerja dibanding dengan yang tidak menderita hipertensi. Hasil analisis pengaruh aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 66 orang 50,4 dengan aktifitas fisik tidak cukup, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 46 orang 35,1 dengan aktifitas fisik tidak cukup. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 65 orang 49,6 dengan aktifitas fisik cukup, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 85 orang 64,9 dengan aktifitas fisik cukup. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,018 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar 1,876 95CI = 1,143-3,081, menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa responden yang menderita hipertensi 1,8 kali kecenderungan dengan aktifitas tidak cukup dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hasil analisis pengaruh pola makan dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 103 orang 78,6 dengan pola makan tidak baik, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 57 orang 43,5 dengan pola makan tidak baik. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 28 orang 21,4 dengan pola makan baik, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 74 orang 56,5 dengan pola makan baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel pola makan dengan kejadian hipertensi, dengan OR sebesar 4,776 95CI = 2,777-8,212, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 4,7 kali kecenderungan dengan pola makan tidak baik dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hasil analisis pengaruh istirahat dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 87 orang 66,4 yang tidak cukup istirahat, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 55 orang 42,0 yang tidak cukup istirahat. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 44 orang 33,6 yang cukup istirahat, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 76 orang 58,0 yang cukup istirahat. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel istirahat dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar 2,732 95CI = 1,654-4,513, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 2,7 kali kecenderungan dengan istirahat tidak cukup dibanding dengan responden yang menderita hipertensi. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis pengaruh riwayat merokok dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 84 orang 64,1 dengan riwayat merokok, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 43 orang 32,8 dengan riwayat merokok. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 47 orang 35,9 dengan tidak riwayat merokok, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 88 orang 67,2 dengan tidak riwayat merokok. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel riwayat merokok dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar 3,658 95CI = 2,196-6,093, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 3,6 kali kecenderungan dengan riwayat merokok dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Tabel 4.3. Hubungan Karakteristik dan Gaya Hidup Kelompok Dewasa Madya dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan No Variabel Kejadian hipertensi Nilai p OR 95 CI Penderita Hipertensi kasus Tidak Penderita Hipertensi kontrol n n

1 Karakteristik

a Pendidikan DasarMenengah 94 71,8 103 78,6 0,252 0,691 Tinggi 37 28,2 28 21,4 0,393-1,215 Total 131 100,0 131 100,0 b Pekerjaan Bekerja 122 93,1 111 84,7 0,049 2,442 Tidak bekerja 9 6,9 20 15,3 1,068-5,588 Total 131 100,0 131 100,0 2 Gaya Hidup a Aktifitas fisik Tidak cukup 66 50,4 46 35,1 0,018 1,876 Cukup 65 49,6 85 64,9 1,143-3,081 Total 131 100,0 131 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Lanjutan b Pola Makan Tidak baik 103 78,6 57 43,5 0,000 4,776 Baik 28 21,4 74 56,5 2,777-8,212 Total 131 100,0 131 100,0 c Kebiasaan istirahat Tidak cukup 87 66,4 55 42,0 0,000 2,732 Cukup 44 33,6 76 58,0 1,654-4,513 Total 131 100,0 131 100,0 d Kebiasaan Merokok Ya 84 64,1 43 32,8 0,000 3,658 Tidak 47 35,9 88 67,2 2,196-6,093 Total 131 100,0 131 100,0 4.4. Analisis Multivariat Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui 5 variabel lima yaitu pekerjaan, aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian hipertensi, maka dapat diidentifikasi secara keseluruhan 5 lima variabel tersebut dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena nilai pada bivariat dengan binary logistik hasil output pada tabel block 1 didapatkan hasil omnibus test pada bagian bloc dengan p value nya 0,25 sehingga kelima variabel dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu : pekerjaan, aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok dengan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi, serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi. Dari hasil uji multivariat dengan mempergunakan regresi logistik ganda diperoleh bahwa variabel bebas yaitu pekerjaan, pola makan, istirahat dan kebiasaan Universitas Sumatera Utara merokok berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Sedangkan variabel aktifitas fisik tidak berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Hasil analisis uji regresi logistik ganda juga menunjukkan bahwa variabel karakteristik kelompok dewasa madya yaitu pekerjaan dengan p value 0,001 p0,05 dan gaya hidup yaitu pola makan dengan p value 0,000 p0,05, istirahat dengan p value 0,026 p0,05 dan kebiasaan merokok dengan p value 0,000 p0,05 berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan. Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi kejadian hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan adalah variabel pola makan dengan nilai OR sebesar 5,699 95 CI = 3,067-10,591 artinya bahwa responden yang menderita hipertensi 5,6 kali kecenderungan mempunyai pola makan tidak baik dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap kejadian hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan. Variabel pola makan bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah positif terhadap kejadian hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan dengan OR sebesar 5,699. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa kejadian hipetensi akan meningkat jauh lebih banyak pada pola makan tidak baik. Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.4. juga terlihat bahwa variabel pekerjaan, istirahat dan kebiasaan merokok bernilai positif, menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang searah positif terhadap kejadian hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, variabel pekerjaan diperoleh nilai OR sebesar 5,549 95 CI = 2,054-14,988, artinya dapat disimpulkan bahwa responden yang menderita hipertensi 5,5 kali kecenderungan bekerja di banding dengan yang tidak menderita hipertensi, variabel istirahat diperoleh nilai OR sebesar 1,932 95 CI = 1,081-3,452, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 1,9 kali kecenderungan mempunyai istirahat tidak cukup dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi dan variabel kebiasaan merokok diperoleh nilai OR sebesar 4,923 95 CI = 2,625-9,231, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 4,9 kali kecenderungan memiliki kebiasaan merokok dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Tabel 4.4. Pengaruh Pekerjaan, Pola Makan, Istirahat dan Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan Variabel Independen Nilai B Nilai P Exp B 95 C.l.for Exp B Lower Uppr Pekerjaan 1,714 0,001 5,549 2,054 14,988 Pola Makan 1,740 0,000 5,699 3,067 10,591 Istirahat 0,659 0,026 1,932 1,081 3,452 Kebiasaan merokok Constant 1,594 -1,974 0,000 0.000 4,923 0.139 2,625 9,231 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan variabel bebas yaitu karakteristik kelompok dewasa madya pekerjaan, gaya hidup kelompok dewasa madya pola makan, istirahat dan kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebagai berikut : 1 f Z = 1 + e fZ = Probabilitas Kejadian Hipertensi –-1,974 + 1,714 X1 + 1,740 X2 + 0,659 X3 + 1,594 X4 α = Konstanta ß 1 - ß 4 = Koefisien regresi X 1 X = Pekerjaan 2 X = Pola makan 3 X = Istirahat 4 E = Error tingkat kesalahan = Kebiasaan merokok

4.5. Population Attribute Risk PAR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

1 1 19

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 2

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 9

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 46

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 18

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 8

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 29

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 5

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 18