perubahan citra tubuh, menganjurkan mengungkapkan
emosi seperti marah, takut, frustrasi, dan cemas, menganjurkan
klien untuk berpartisipasi dalam pengobatan, memberi
reinforcement positif atas usaha- usahanya untuk meningkatkan citra
tubuh, menunjukkan empati, menganjurkan tetap menjaga
kebersihan sekitar genitalia, memberikan dukungan mental.
baru rata-rata pulang dengan kondisi tubuh yang sakit.
Solusi yang diberikan perawat adalah memotivasi keluarga
untuk tetap merawat pasien dan meningkatkan harga diri
pasien.
7. Menjelaskan efek penyakit dan
kesehatan terhadap fungsi seksual, mendiskusikan perasaan klien
terhadap fungsi seksual, mendiskusikan masalah tersebut
dengan pasangan Pasien dapat mempertahankan
hubungan baik dengan suami dan jelaskan orientasi seksual
kepada suami.
8. Memantau masukan dan haluaran,
berat jenis, menimbang BB sesuai indikasi, memantau TTV,
mengevaluasi nadi perifer dan pengisian kapiler, Mengkaji turgor
kulit dan kelembapan membran mukosa, Mendorong peningkatan
masukan cairan sesuai toleransi klien, mengobservasi adanya mual,
muntah,
dan perdarahan,
Kolaborasi pemberian cairan IV sesuai indikasi,
Kolaborasi pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi Resiko kekurangan volume
cairan teratasi, dengan dibuktika dengan
keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat, dan status
nutrisi yang adekuat : Asupan makanan dan cairan
9. Mengkaji pola kebiasaan pasien,
memberikan Pendkes untuk
pasienkeluarga mengajarkan kepada
pasien tentang efek diet pada eliminasi
menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan
berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan
menginformasikan kepada pasien kemungkinan konstipasi
yang dirangsang oleh obat Menganjurkan hindari mengejan
Rata-rata pasien menunjukkan masalah telah teratasi pada 2-
4 hari setelah diberikan intervensi terkait konstipasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Ringkasan Keperawatan Pasien Pulang Asuhan keperawatan yaitu dimulai dari pengkajian, analisa masalah,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Pada pasien kelolaan yang dirawat di Ruangan RB1 Obgyn
setelah dilihat dari hasil pemeriksaan dan kondisi pasien perawat dan dokter dapat memutuskan bahwa pasien tersebut sudah boleh pulang dan melakukan berobat
jalan setelah keadaan pasien benar-benar menunjukkan tidak perlu menjalani hospitalisasi dan dapat dilakukan perawatan dirumah oleh keluarga. Berikut
ringkasan keperawatan pasien pulang sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan oleh mahasiswa.
Ny. P pulang pada tanggal 19 Juni 2012 dengan menunjukkan kondisi sudah agak membaik tetapi masih terlihat lemah jika dibandingkan dengan
keadaan sewaktu masuk. Ny. P menjalani rawatan selama 10 hari dengan keluhan selama defekasi untuk mencegah
perubahan pada tanda vital, sakit kepala atau perdarahan
10.
Mengkaji penyebab ternggangunya tidur pasien, Memantau pola tidur
pasien, Menganjurkan pasien untuk sering melakukan teknik relaksasi
apabila nyeri muncul disaat pasien hendak tidur.
Masalah gangguan tidur pada pasien agak lama teratasi
dengan implementasi, hal ini dikarenakan lingkungan dan
akibat nyeri yang dirasakan. Klien dapat tidur jika nyeri
hilang.
11.
Mengkaji input dan output cairan, memantau eliminasi urine,
mengambil spesimen urine, mengajarkan pasien tentang tanda
dan gejala infeksi saluran kemih, Klien dapat menunjukkan
kontinensia urine, tetapi ada 1 pasien yang haluaran urine
terdapat hematuria, dan klien PAPS Pulang atas
permintaan sendiri pada hari ke-3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adanya perdarahan spontan dan nyeri pada panggul. Selama dirawat klien menjalani beberapa tindakan dan pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk
memastikan diagnosa yang telah ditegakkan. Berhubung hasil pemeriksaan Biopsi Jaringan yang diantar ke Patologi Anatomi membutuhkan waktu yang agak lama
yaitu seminggu maka perawat dan dokter memutuskan pasien untuk pulang dan berobat jalan terlebih dahulu. Perawat menjelaskan kepada klien tentang jadwal
kontrol dan dimana harus melakukan kontrol ulang. Ny. S masuk pada tanggal 09 Juni 2012 dengan keluhan keputihan yang
banyak, berwarna dan berbau. Klien menjalani operasi histerektomi radikal pada tanggal 11 Juni 2012, kemudian menjalani perawatan intensif di ICU Pasca Bedah
selama 1 hari. Setelah kondisi Ny.S membaik, maka klien dirawat kembali di Ruangan RB1 Obgyn. Klien dirawat selama kurang lebih 2 minggu, setelah luka
insisi kering, klien di latih melakukan Bladder Training. Melihat kondisi pasien membaik, perawat dan dokter memutuskan untuk memperbolehkan pasien pulang
untuk berobat jalan. Ny. B masuk pada tanggal 25 Juni 2012 dengan keluhan perdarahan dan
sulit berkemih. Klien dirawat selama 3 hari di rumah sakit. Selama di rawat di rumah sakit, klien mendapat perawatan invasif yaitu pemasangan kateter untuk
membantu kesulitan berkemih klien. Setelah dipasang kateter, tampak urine klien terdapat hematuria. Klien direncanakan untuk pemeriksaan selanjutnya seperti
pemeriksaan usg ginjal dan biobsi jaringan tetapi klien menolak dilakukan tindakan tersebut, klien dan keluarga mengambil keputusan untuk PAPS Pulang
atas permintaan sendiri walaupun perawat dan dokter sudah menjelaskan klien
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seharusnya belum bisa pulang dengan kondisi seperti ini. Klien pulang pada tanggal 28 juni 2012.
Ny. E masuk pada tanggal 2 Juni 2012 dengan keluhan keputihan yang banyak, berbau dan berwarna. Selain gejala itu klien juga merasakan nyeri pada
pinggang dan panggul. Selama dirawat klien menjalani beberapa tindakan dan pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk memastikan diagnosa yang telah ditegakkan.
Berhubung hasil pemeriksaan Biopsi Jaringan yang diantar ke Patologi Anatomi membutuhkan waktu yang agak lama yaitu seminggu maka perawat dan dokter
memutuskan pasien untuk pulang dan berobat jalan terlebih dahulu tetapi klien mengatakan tidak mau pulang dulu dengan alasan rumah klien jauh dan
keterbatasan ekonomi. Pada tanggal 13 Juni klien dilakukan pemeriksaan foto thorax, dari hasil foto tersebut tidak ada kelainan pada organ dalam dada. Pada
tanggal 14 Juni didapat hasil Biopsi jaringan dari PA yaitu klien dinyatakan + positif kanker serviks dengan stadium IIIb. Kemudian klien direncanakan untuk
radioterapi terlebih dahulu dan sedang menunggu jadwal dari bagian radioterapi untuk pemasangan simulator pada awal Juli. Pada tanggal 20 Juni klien dilakukan
USG ginjal dan didapatkan hasilnya terdapat pembesaran ginjal klien, setelah mendapatkan hasil klien dikonsulkan kepada divisi urologi. Dari hasil konsul
tersebut klien direncanakan untuk pemasangan selang pada ginjal. Setelah dilakukan asuhan keperawatan keadaan klien membaik, nyeri yg klien rasakan
sudah berkurang. Ny. I masuk dengan keluhan perdarahan. Dari perdarahan tersebut, klien
mengalami anemia dengan Hb : 8,7 mgdl. Klien mendapat transfusi 2 kantong
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
darah. Keadaan klien membaik, tetapi klien blum bisa pulang karena klien akan dilakukan tindakan dan pemeriksaan. Klien direncanakan untuk usg ginjal.
Berdasarkan hasil pengkajian pasien pada tanggal 11 Juni – 30 Juni 2012, ditemukan data mulai dari identitas meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan
dan status perkawinan serta ditemukan gejala awal, keluhan pasien sehingga timbul masalah keperawatan pada pasien yang dirawat di Ruangan RB1 Obgyn
Onkologi. Menurut Prawirohardjo 2002, faktor resiko dan faktor predisposisi
terjadinya kanker serviks salah satunya adalah umur dan jumlah paritas. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Hal ini dapat
meningkatkan insidensi dengan tingginya paritas, Kanker serviks di jumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus maka semakin besar
kemungkinan resiko mendapat kanker serviks.
Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Cairan yang keluar dari vagina makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
Sekitar 75-80 gejala perdarahan setelah coitus atau senggama akan dialami wanita atau timbulnya perdarahan menstruasi yang lebih sering dan jumlah
volume darah banyak. Perdarahan yang timbul akan semakin sering terjadi tidak hanya setelah coitus tetapi diluar coitus juga, ini sering disebut juga dengan
perdarahan spontan. Perdarahan spontan juga dapat terjadi pada wanita yang telah menopouse. Sebelum memasuki tingkat akhir, gejala-gejala lain akan timbul
akibat metastase dari sel kanker yaitu kegagalan faal ginjal CRF = Chronic Renal Failure akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyebabkan obstruksi total Prawirohardjo, 2002. Penderita kanker serviks akan merasakan keluhan yang lain seperti nyeri pada panggul dan nafsu makan
menurun Yatim, 2005 dalam Karolina, 2010. Berdasarkan hasil pengkajian dengan pasien kanker serviks, didapatkan bahwa gejala awal yang mereka dapat
adalah keputihan 60, perdarahan setelah koitus 80, perdarahan spontan 60, rasa nyeri panggul 80, sulit BAK 40, dan yang melaporkan selera makan
meurun sebanyak 60 serta didapat diagnosa keperawatan yang paling banyak muncul adalah Kurang pengetahuan mengenai prognosis penyakit dan
pengobatannya b.d. tidak mengenal sumber informasi sebanyak 100, 100 juga masalah keperawatan yang dialami klien adalah Kecemasan b.d. ancaman
kematian, ancaman perubahan status kesehatan, fungsi peran dan pola interaksi dan sebanyak 80 klien mendapatkan masalah Nyeri b.d. penekanan sel kanker
pada saraf, kematian sel dan Gangguan kebutuhan tidur b.d. perubahan pola tidur.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini praktikan akan menyimpulkan hasil yang diperoleh praktikan selama melakukan kegiatan PBLK di Ruangan Rindu B 1 Obgyn Onkologi dan
memberikan saran baik kepada pihak institusi dan lahan praktek.
A. Kesimpulan