Keperawatan SAK yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu
tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.
2. Fungsi Manajemen
Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu diperlukan adanya fungsi-
fungsi yang jelas mengenai manajemen. Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning perencanaan, Organizing
pengorganisasian, Staffing kepegawaian, Directing pengarahan, Controlling pengendalianevaluasi.
2.1 Planning perencanaan Fungsi planning perencanaan adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, 1999 fungsi perencanaan merupakan landasan
dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan
dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
secara efektif dan efesien. Swanburg 2000 mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang
melakukannya. Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
2.1.1 Tujuan perencanaan Adapun tujuan perencanaan adalah :
1 Sebagai upaya koordinasi dalam memberikan arahan sehingga semua anggota paham akan kondisi organisasi dan mengerti kontribusinya dalam
mencapai tujuan baik secara mandiri maupun tim. 2 Mengurangi dampak perubahan.
3 Meminimalkan hasil yang sia-sia, yang tidak efektif dan tidak efisien serta menghindari pengulangan kegagalan.
4 Menetapkan standar pengontrolanpengendalian : membandingkan kinerja dan tujuan, deviasi dan tindakan korektif yang diperlukan.
5 Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan. 6 Efektif dalam hal biaya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.2 Tahapan dalam perencanaan Ada empat tahapan dalam perencanaan yaitu :
1 Menetapkan tujuan. 2 Merumuskan keadaan sekarang.
3 Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan. 4 Mengembangkan serangkaian kegiatan.
2.1.3 Jenis perencanaan Ada dua jenis perencanaan, yaitu :
1 Perencanaan strategi Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka
panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan jangka panjang digunakan untuk mengembangkan
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa kini. 2 Perencanaan operasional
Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan
orang-orang untuk bekerja dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.4 Manfaat perencanaan Adapun manfaat perencanaan antara lain :
1 Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan lingkungan.
2 Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
3 Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat. 4 Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.
5 Memudahkan koordinasi. 6 Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.
7 Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti. 8 Menghemat waktu dan dana.
2.1.5 Keuntungan perencanaan Keuntungan dari perencanaan yaitu :
1 Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif. 2 Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai.
3 Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi keperawatan.
4 Memodifikasi gaya manajemen. 5 Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6 Meningkatkan keterlibatan anggota.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.6 Kelemahan perencanaan Selain memiliki keuntungan, perencanaan juga memiliki kelemahan.
Kelemahan perencanaan antara lain : 1 Kemungkinan pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan berlebihan pada
kontribusi kerja. 2 Cenderung menunda kegiatan.
3 Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif. 4 Kadang-kadang hasil yang lebih baik didaptkan oleh penyelesaian
situasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat masalah itu terjadi.
5 Terdapat rencana yang diikuti olehatau dengan rencana yang tidak konsisten.
2.1.7 Langkah-langkah dalam perencanaan Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah :
1 Pengumpulan data. 2 Analisis lingkungan SWOT : Strenght, Weakness, Opportunities, Threats.
3 Pengorganisasian data : memilih data yang mendukung dan data yang menghambat.
4 Pembuatan rencana : tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target, waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode yang
digunakan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Organizing pengorganisasian Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai
tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan Muninjaya, 1999. Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai
rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
2.2.1 Manfaat pengorganisasian Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat
mengetahui Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok, Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan
yang dilakukannya, Pendelegasian wewenang, dan Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
2.2.2 Tahapan dalam pengorganisasian 1 Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
3 Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
4 Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5 Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas. 6 Mendelegasikan wewenang
2.2.2.1 Deskripsi peran dan fungsi 1 Kepala ruang rawat
Kepala ruang rawat adalah perawat dengan kemampuan D3 keperawatan yang berpengalaman atau kemampuan S.KpS.KepNers yang berpengalaman. Kepala
ruang rawat bertugas sesuai jam kerja dinas pagi. Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat adalah :
a Mengatur pembagian tugas jaga perawat jadwal dinas. b Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan.
c Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah di ruangan. d Membimbing siswamahasiswa bekerjasama dengan pembimbing klinik
dalam pemberian asuhan keperawatan di ruangan dengan mengikuti sistem yang sudah ada,
e Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa kedokteran, dan mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktik keperawatan.
g Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien dan keluarga klien dan tim kesehatan lain, antara laian kepala ruang rawat
mengingatkan kembali klien dan keluarga tentang perawat atau tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruangan yang bersangkutan.
h Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal 5 setiap hari. i Melaksanakan pembinaan terhadap perawat primer PP dan perawat asosiet
PA dalam hal implementasi keperawatan profesional termasuk sikap dan tingkah laku.
j Bila perawat primer cuti, tugas dan tanggung jawabnya didelegasikan pada perawat primer yang lain atau wakil PP pemula yang ditunjuk tetapi tetap
dibawah pengawasan kepala ruang rawat. k Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di
ruangan. l Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada di
ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat. m Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk
membahas kebutuhan di ruangan. n Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan.
o Membuat peta resiko ruang rawat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 Ketua tim perawat primer Perawat primer PP adalah perawat lulusan D3 keperawatan dengan
pengalaman minimal 4 tahun atau perawat S.KpNers dengan pengalaman minimal 1 tahun. perawat primer dapat bertugas pada pagi, sore, atau malam hari.
Namun sebaiknya perawat primer hanya bertugas pada pagi atau sore saja karena bila bertugas pada malam hari perawat primer akan libur beberapa hari sehingga
sulit menilai perkembangan klien. Tugas dan tanggung jawab perawat primer PP adalah :
a Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta hubunga terapetik. Hubungan ini dibina secara terus
menerus pada saat melakukan pengkajaiantindakan kepada klienkeluarga. Panduan orientasi ini sebaiknya dilaminating dan digantung di kamar klien
sehingga setiap saat klienkeluarga dapat membaca kembali. b Menghitung tingkat ketergantungan klienbeban kerja.
c Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengakjian yang sudah dilakukan perawat primer pada sore, malam atau pada hari libur.
d Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar rencana perawatan sesuai dengan hasil pengkajian.
e Menjelaskan rencana asuhan keperawatan renpre yang sudah ditetapkan kepada perawat assosiate di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan klien
yang dirawat pada saat preconfrence sebagai penanggung jawabnya. f Menetapkan perawat assosiate yang bertanggung jawab pada setiap klien,
setiap kali giliran jaga shift. Pembagian tugas didasarkan pada jumlah klien,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tingkat ketergantung klien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga shift PP didampingi oleh 2 perawat assosiate, maka semua klien
dibagi pada kedua perawat assosiate sebagai penanggung jawabnya. Perawat primer akan membantu dan membimbing perawat assosiate dalam
memberikan asuhan keperawatan. Bila perawat primer hanya didampingi oleh 1 perawat assosiate pada satu tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi
tanggung jawab perawat primer adalah sebanyak 20 dan klien tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya
menjadi tanggung jawab perawat assosiate. Penetapan ini dimaksudkan agar perawat primer di bawah tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan
keperawatan. g Melakukan bimbingan dan evaluasi mengecek pekerjaaan perawat assosiate
dalam melakukan tindakan keperawatan apakah sesuai dengan SOP. h Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh perawat assosiate.
i Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan perawat assosiate. j Mengatur pelaksanaan kolaborasi dan pemeriksaan laboratorium.
k Melakukan kegiatan serah terima klien di bawah tanggung jawabnya bersama dengan perawat assosiate.
l Mendampingi dokter visite klien di bawah tanggung jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh perawat assosiate sesuai timnya.
m Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
n Melakukan pertemuan dengan klienkeluarga minimal setiap dua hari untuk membahas kondisi perawatan klien tergantung pada kondisi klien.
o Bila perawat primer cuti atau libur, tugas-tugas perawat primer didelegasikan kepada perawat assosiate yang telah ditunjuk wakil PP dengan bimbingan
kepala ruangan. p Memberikan pendidikan kesehatan pada klienkeluarga.
q Membuat perencanaan pulang.
3 Perawat pelaksana Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana adalah :
a Membaca rencana keperawatn yang telah ditetapkan PP b Membina hubungan terapetik dengan klienkeluarga, sebagai kontrak lanjutan
yang sudah dilakukan PP. c Menerima klien baru kontrak dan memberikan informasi berdasarkan
format orientasi klienkeluarga jika PP tidak ada di tempat. d Melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasarkan rencana
keperawatan. e Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikan pada format yang telah disediakan. f Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat.
g Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf. h Mengkomunikasikan kepada PPPJ dinas bila menemukan masalah yang
perlu diselesaikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
j Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada klienkeluarga yang dilakukan oleh PP.
k Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan timnya. l Membantu tim lain yang membutuhkan.
m Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.
2.3 Staffing ketenagaan Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu Swanburg,
2000. Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana
pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan SIMK. SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan
pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan. Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat
hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenagapasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana
departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan
khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas.
Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit
orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang
biasa. Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan
tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas, 1994; loveridge dan cummings, 1996 klasifikasi derajat ketergantungan
pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam 24 jam, Perawatan intermediet memerlukan 3-4 jam24 jam, Perawatan maksimal
atau total memerlukan waktu 5-6 jam24 jam. Dalam suatu penelitian 1975 tentang jumlah perawat di rumah sakit,
didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada waktu pagi, sore, dan malam hari tergantung tingkat ketergantungan seperti pada uraian di bawah ini :
2.3.1 Minimal care Pasien yang menerima asuhan keperawatan minimal adalah Pasien bisa
mandirihampir tidak memerlukan bantuan, Mampu naik turun tempat tidur, Mampu ambulasi dan berjalan sendiri, Mampu mandi sendiri, Mampu
membersihkan mulut sikat gigi sendiri, Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan, Status psikologis stabil, Pasien dirawat untuk prosedur
diagnostik, Operasi ringan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.2 Partial care Pasien yang memerlukan bantuan perawat sebagian partial care adalah
Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur, Membutuhkan bantuan untuk ambulasiberjalan, Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan
makanan, Membutuhkan bantuan untuk makan disuap, Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut, Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan,
Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK tempat tidur.kamar mandi, Post operasi minor 24 jam, Melewati fase akut dari post operasi mayor, Fase awal
penyembuhan, Observasi tanda-tanda vital setiap 24 jam, Gangguan emosional ringan.
2.3.3 Total care Pasien yang menerima asuhan keperawatan total atau maksimal adalah
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama, Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorongkursi roda, Membutuhkan latihan pasif, Kebutuhan nutrisi dan cairan terpenuhi melalui intravena infus atau NGT sonde, Membutuhkan
bantuan untuk kebersihan mulut, Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan, Dimandikan perawat, Dalam keadaan inkontinensia,
menggunakan kateter, 24 jam post operrasi mayor, Pasien tidak sadar, Pasien dalam keadaan tidak stabil, Observasi TTV setiap kurang dari 1 jam, Perawatan
luka bakar, Perawatan kolostomi, Menggunakan alat bantu pernapasan respirator, Menggunakan WSD, Irigasi kandung kemih secara terus menerus,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menggunakan alat traksi skeletal traksi, Fraktur atau pasca operasi tulang belakangleher, Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.
2.4 Directing pengarahan Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg 2000, kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan
mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg 2000, menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga
individu pimpinan kelompok membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan memotivasi staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok
organisasi. Menurut Lewin dalam Swanburg 2000, terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.1 Autokratik Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau
sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif. 2.4.1 Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara
manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
2.4.2 Laissez faire Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi. Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku
yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi,
membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
2.5 Controlling pengendalianevaluasi Fungsi pengawasan atau pengendalian controlling merupakan fungsi
yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkandisepakati, instruksi yang
telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki Fayol,
1998. Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan Mockler, 2002. Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan Urwick, 1998. Tugas
seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja.
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
c. Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja. e. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
f. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas g. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
h. Harus memandang ke depan i. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
j. Harus objektif k. Harus fleksibel
l. Harus menunjukkan pola organisasi m. Harus ekonomis
n. Harus mudah dimengerti o. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab
mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif.
Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian
tujuan-tujuan keperawatan adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan.
b. Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat :
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja.
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.
3. Standar Asuhan keperawatan Standar Asuhan Keperawatan SAK meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan Depkes, 2001. Tujuan utama standar asuhan keperawatan ini memberikan kejelasan dan
pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan Sitorus, 2005.
3.1 Standar 1 : Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data dan informasi tentang klien yang dibutuhakan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa
keperawatan. Pengkajian keperawatan terdiri dari 3 tahap yaitu pengumpulan data, pengorganisasian atau pengelompokan data serta menganalisa data untuk
merumuskan diagnosa keperawatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
a. Pengumpulan Data Kriteria :
1 Menggunakan format yang baku. 2 Sistematis.
3 Diisi sesuai item yang tersedia. 4 Aktual baru
5 Abash valid b. Pengelompokan Data
Kriteria : 1 Data biologis
2 Data psikologis 3 Data sosial
4 Data spiritual
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Perumusan Masalah Kriteria :
1 Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
2 Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.
3.2 Standar 2 : Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau
masalah kesehatan aktual dan potensial. Proses diagnostik mencakup analisis kritis dan interpretasi data, identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosa
keperawatan. Kriteria :
1 Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
2 Dibuat sesuai dengan wewenang perawat. 3 Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala PES atau
terdiri dari masalah dan penyebab PE. 4 Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi.
5 Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi.
6 Dapat ditanggulangi oleh perawat.
3.3 Standar 3 : Perencanaan Keperawatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rencana asuhan keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan tertulis mendokumentasikan kebutuhan perawatan
kesehatan klien, tujuan, hasil yang diharapkan dan aktifitas dan starategi keperawatan spesifik. Selama perencanaan perawat berkolaborasi dengan klien
dan keluarganya juga berkonsultasi dengan tim perawat lainnya, menelaah literatur yang berkaiatan, memodifikasi asuhan dan mencatat informasi yang
relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan klinik Kusnanto, 2003.
3.4 Standar 4 : Tindakan Keperawatan Potter dan Perry 2005 menjelaskan bahwa selama implementasi, perawat
mengkaji kembali klien, memodifikasi rencana asuhan keperawatan, mengidentifikasi area bantuan, mengimplementasikan intervensi keperawatan dan
mengkomunikasikan intervensi. Komponen perencanaan keperawatan meliputi:
a. Prioritas masalah Kriteria:
1 Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas utama.
2 Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua.
3 Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
b. Tujuan asuhan keperawatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kriteria: 1 Spesifik.
2 Bisa diukur. 3 Bisa dicapai.
4 Realistik. 5 Ada batas waktu.
c. Rencana tindakan Kriteria:
1 Disusun berdasarkan tindakan tujuan asuhan keperawatan. 2 Melibatkan pasienkeluarga.
3 Mempertimbangkan latar belakang bidaya pasienkeluarga. 4 Menentukan alternative tindakan yang tepat.
5 Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada.
6 Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien. 7 Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya yang mudah
dimengerti.
3.5 Standar 5 : Evaluasi Keperawatan Menurut Depkes 2001, kriteria proses dalam evaluasi keperawatan
adalah menyusun perencanaan evaluasi dari hasil intervensi secara komperehensif,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tepat waktu dan terus menerus, menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan, memvalidasi dan
menganalisis data baru dengan teman sejawat, bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan dan
mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. Kriteria :
a Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi. b Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan.
c Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan. d Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan.
e Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
3.6 Standar 6 : Catatan Asuhan Keperawatan Catatan asuhan keperawatan adalah bukti pencatatan dan pelaporan yang
dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam catatan asuhan keperawatan ini pencatatan yang dilakukan harus sesuai dengan yang dikerjakan
dan yang ditulis dengan jelas sehingga dapat digunakan antar tim kesehatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Analisis Ruang Rawat