20 belajar. Penguatan dapat berbentuk ucapan positif maupun benda. Namun,
pemberian penguatan ini haruslah dilakukan dengan bijak untuk menghindari sifat pemanja dari anak. Selain itu, teguranhukuman juga perlu diberikan
kepada anak yang masih keliru dalam melakukan banyak hal. Teguranhukuman ini haruslah dikemas dengan bijak, jangan dengan
perkataan yang kasar dan keras. Hal ini akan membuat anak memiliki sifat penakut serta pemberontak. Kedua unsur di dalam motivasi ini haruslah
disesuaikan dengan kondisi anak serta diberikan dengan bijak. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
cara orangtua terlibat dalam belajar anak. Cara orangtua terlibat dalam belajar anak secara umum yaitu dengan mengikutsertakan diri pada kegiatan anak, seperti
pekerjaan rumah. Keterlibatan orangtua juga ditunjukkan ketika mengunjungi anaknya di sekolah, bertemu dengan guru, ikut serta dalam aktivitas dan kegiatan
yang sedang diadakan di sekolah, menjadi sukarelawan di sekolah, membantu anak dengan mengikutsertakannya dalam kursus belajar, mengikuti perkembangan
kemajuan akademik anak, serta membiayai pendidikan anak.
2.1.4 Prestasi Belajar
Menurut Haryanto 2010, “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun luar
sekolah”. Syah 2014: 148 menjelaskan “prestasi belajar merupakan perubahan ranah psikologis sebagai akibat pengalaman dan proes belajar siswa yang tercapai
dalam kurun waktu tertentu”.
21 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah mengikuti proses belajar, yang ditunjukkan dengan nilai hasil tes atau angka hasil tes yang diberikan oleh
guru mata pelajaran, berupa nilai angka. Agar prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat, diperlukan proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang
efektif akan dapat membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif dilakukan melalui berbagai aktivitas, seperti penjelasan
materi yang sistematis, pemanfaatan alat peraga yang memadai, penggunaan bahasa yang mudah dipahami untuk merangsang siswa memahami konsep yang
dibahas, pemberian pujian dan dorongan, pemberian kesempatan berpikir yang memadai, dan pemberian soal formatif yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menyajikan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan sistematis, sehingga akan meningkatkan rasa ingin
tahu siswa terhadap materi pelajaran dan informasi tersebut dapat dipahami siswa. Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran
berpengaruh terhadap perhatian siswa. Berkenaan dengan itu, materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik, agar rasa ingin tahu siswa
terhadap materi pelajaran meningkat. Peran guru dalam proses pembelajaran antara lain dengan menunjukan
sikap yang positif terhadap siswa yaitu dengan perhatian guru terhadap segala usaha siswanya. Siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar dan bekerja, guru
juga perlu memberikan tugas atau kegiatan yang bermakna, sesuai dan menarik
22 bagi siswa. Tugas atau kegiatan yang dilaksanakan harus berkaitan dengan tujuan
dan materi pelajaran. Menurut Rifai dan Anni 2011: 81, “efektivitas belajar yang dilakukan
oleh peserta didik di sekolah tidak semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi pserta didik yang bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama
pendidik yang profesional”. Berdasarkan bahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah suatu penilaian yang didapatkan oleh siswa setelah menerima pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud
yakni nilai UTS khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan
Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 20142015.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar