14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan penelitian tentang efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR Auditory Intellectually Repetition terhadap hasil
belajar sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Tegal. Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki
relevansi dengan penelitian ini. Penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2013, Nailul
Farich 2013, Widiastuti, dkk 2014, Mustaghfiri, dkk 2013, Rahman 2014, Wulandari 2013.
Handayani 2013 melakukan p enelitian berjudul “Keefektifan Model
Auditory Intellectually Repetition AIR Berbantuan LKPD Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik SMP” hasil penelitian
menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition kemampuan penalaran peserta didik pada materi
yang diajarkan lebih baik. Peserta didik lebih memahami materi pembelajaran yang diajarkan, serta peserta didik dilatih untuk benar-benar berpikir dan
memecahkan masalah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2013 terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Namun dalam penelitain yang
dilakukan oleh Handayani 2013 memiliki kekurangan yaitu adanya keterbatasan media yang digunakan sehingga mengalami kesulitan pada
proses pembelajaran. Serta tidak digunakan langkah-langah pembelajaran
yang sesuai dengan model pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition sehingga sulit untuk dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian relevan juga dilakukan oleh Nailul 2013 dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition AIR pada Pembelajaran Biologi Materi Pokok Plantae Kelas X MA Wahid
Hasyim Tahun Pela jaran 20122013”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, pengingkatan keaktifan siswa
dapat dilihat dari beberapa aspek. Penggunaan model pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition juga dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif peserta didik. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Nailul 2013 memiliki kekurangan yaitu alokasi waktu yang digunakan kurang
dengan menggunakan model pembelajaran AIR Auditory, Intellecrualy, Repetition.
Penelitian yang selanjutnya yaitu Widiastuti, dkk 2014 berjudul ”Pengaruh Model Auditory Intellectualy Repetition Berbantuan Tape
Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara” hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition berbantuan tape recorder dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Mustaghfiri, dkk 2013 berjudul “Komparasi Model Pembelajaran AIR dan Ekspositori Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Ligkungan” dalam jurnal menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran AIR Auditory
Intellectualy Repetition guru lebih menyediakan pengalaman belajar yang dirancang dalam bentuk kelompok guna membantu siswa dalam memahami
materi dan membangun pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru, sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. Selain
itu, dengan model pembelajaran AIR, pembelajaran menjadi lebih menarik dikarenakan ada kaitannya dengan hal-hal disekitar, sehingga siswa menjadi
semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator meningkatnya semangat siswa ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam
menyampaikan pendapat, hasil diskusi, dan menanggapi pendapat temannya. Rahman 2014 melakukan penelitian tentang efektifitas yaitu dengan
judul “Efektifitas Media Pembelajaran Visual Tiga Dimensi Sketchup Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Atap Kelas XI Teknik
Gambar Bangunan SMK N 1 Rembang Tahun Ajaran 20132014” pada penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen, sehingga pada penggunaan media pembelajaran visual tiga dimensi pada pembelajaran dengan materi tentang
teknik gambar bangunan dikatakan efektif. Penelitian selanjutnya tentang efektifitas juga dilakukan oleh Wulandari dengan judul “Keefektifan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Motivasi
Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika” menyimpulkan bahwa rata-rata nilai motivasi kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kelas kontrol dan rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol,
sehingga dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament pada pembelajaran penelitian ini dikatakan efektif.
Adapun penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada sebelumnya seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam hal ini belum
ditemukan penelitian efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition terhadap hasil belajar sejarah peserta didik,
yang ada hanyalah pengunaan model pembelajaran AIR Auditory Intellectualy Repetition terhadap mata pelajaran lainnya. Selain itu dalam
penelitian-penelitian yang disebutkan di atas tidak menerapkan model pembelajaran AIR Auditory, Intellectually, Repetition yang sesuai dengan
sintaknya.
B. Landasan Teori