2.1.6.2. Proses Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah matematika merupakan proses penyelesaian masalah dengan memanfaatkan konsep matematika yang dikerjakan melalui
prosedur atau langkah-langkah tertentu hingga ditemukan solusi matematiknya. Menurut Polya sebagaimana yang dikutip oleh Carson 2007: 7 terdapat empat
langkah utama dalam pemecahan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan
melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang sudah dikerjakan. Fase pertama adalah memahami masalah. Peserta didik tidak mungkin
mampu menyelesaikan masalah dengan benar apabila ia tidak paham akan masalah yang diberikan. Setelah peserta didik mampu memahami masalah
dengan benar, kemudian mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan strategi menyusun rencana ini sangat tergantung pada
pengalaman peserta didik. Jika rencana penyelesaian masalah sudah dibuat, baik secara tertulis maupun tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah yang
dianggap paling tepat. Langkah terakhir menurut Polya adalah melakukan pengecekan kembali atas apa yang telah dilakukan dari fase pertama sampai fase
ketiga. Dengan ini diperoleh jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan karena berbagai masalah yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali.
2.1.6.3. Indikator Pemecahan Masalah
Ketercapaian kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat melalui indikator-indikatornya. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematika
menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506CPP2004 Shadiq, 2009: 14 antara lain sebagai berikut.
a. Menunjukkan pemahaman masalah.
b. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
pemecahan masalah. c.
Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk. d.
Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
f. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
g. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
Penelitian ini juga membutuhkan indikator untuk mengetahui ketercapaian
kemampuan pemecahan masalah. Indikator pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator pemecahan masalah menurut Peraturan
Dirjen Dikdasmen No. 506CPP2004. Peneliti memilih indikator ini dibanding indikator lainnya karena indikator pemecahan masalah menurut Peraturan Dirjen
Dikdasmen No. 506CPP2004 ini resmi dari pemerintah Indonesia. 2.1.7
Tinjauan Materi Jarak dalam Ruang Dimensi Tiga
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar SMA Kelas X semester genap, dimensi tiga adalah materi pokok yang harus dipelajari dan
dikuasi oleh peserta didik. Standar kompetensi materi pokok dimensi tiga yaitu menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan
bidang dalam ruang dimensi tiga. Sedangkan kompetensi dasar materi pokok dimensi tiga antara lain menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam
ruang dimensi tiga, menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga, dan menentukan besar sudut antara garis dan bidang
dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga. Materi dalam penelitian ini mengenai materi pokok dimensi tiga adalah
jarak dalam ruang yang meliputi jarak antara dua buah titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis
bersilangan, jarak antara garis dan bidang yang sejajar, dan jarak antara dua bidang yang sejajar. Prasyarat untuk pokok bahasan ini adalah kesejajaran,
ketegaklurusan, dan proyeksi pada bangun ruang. Indikator pencapaian kompetensi yang digunakan dalam peneitian ini
adalah sebagai berikut. 1.
Peserta didik dapat menentukan jarak titik ke titik dalam ruang dimensi tiga. 2.
Peserta didik dapat menentukan jarak titik ke garis dalam ruang dimensi tiga. 3.
Peserta didik dapat menentukan jarak titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga.
4. Peserta didik dapat menentukan jarak dua garis sejajar dalam ruang dimensi
tiga. 5.
Peserta didik dapat menentukan jarak garis ke bidang dalam ruang dimensi tiga.
6. Peserta didik dapat menentukan jarak dua garis bersilangan dalam ruang
dimensi tiga. 7.
Peserta didik dapat menentukan jarak antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.
2.1.8 Ketuntasan Belajar