Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS

16 Masing-masing perwakilan kelompok bersama guru berkumpul untuk mengkoordinasikan susunan presentasi. Fase 5:Presentasi laporan akhir 25 menit 17 Presentasi hasil diskusi dilaksanakan sesuai dengan susunan presentasi yang telah ditentukan pada fase 4. 18 Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atau komentar setelah setiap kelompok melakukan presentasi. 19 Guru mengajak peserta didik memberikan penghargaan kepada kelompok yang melakukan presentasi dengan memberikan tepuk tangan. Guru juga memberikan penghargaan secara verbal kepada kelompok yang presentasi maupun yang memberikan tanggapan atau komentar. 20 Guru bertindak sebagai narasumber jika ada jawaban peserta didik yang kurang tepat. Fase 6: Evaluasi 21 Guru bersama peserta didik mengevaluasi jalannya diskusi dan presentasi yang telah dilakukan. 22 Peserta didik saling memberikan umpan balik mengenai topik yang telah dipelajari dan keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

2.1.5 Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS

Model pembelajaran CPS pertama kali dikembangkan oleh Alex Osborn, pendiri The Creative Education Foundation CEF, pada tahun 1950-an. Pada awalnya model ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang tinggi dalam setiap tanggung jawab pekerjaannya. Namun pada perkembangan selanjutnya, model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan. Model pembelajaran CPS telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Salah satu versi dari model pembelajaran CPS adalah CPS versi 5.0. Model pembelajaran CPS versi versi 5.0. Menurut Treffinger dan Isaksen 2005: 347, langkah-langkah model pembelajaran CPS versi 5.0. dijelaskan sebagai berikut. The Understanding the Challenge component includes a systematic effort to define, construct, or focus one’s problem-solving efforts. It includes the three stages of Constructing Opportunities, Exploring Data, and Framing Problems. Constructing Opportunities involves generating broad, brief, and beneficial statements that help set the principal direction for problem-solving efforts. Exploring Data includes generating and answer-ing questions that bring out key information, feelings, observations, impressions, and questions about the task. These help problem solvers to develop an understanding of the current situation. Framing Problems involves seek-ing a specific or targeted question problem statement on which to focus subsequent efforts. The Generating Ideas component and stage includes coming up with many varied or unusual options for responding to a prob-lem. Problem solvers use the Preparing for Action com-ponent to make decisions about, develop, or strengthen promising alternatives, and to plan for their successful implementation. The two stages included in this compo-nent are called Developing Solutions and Building Acceptance. During Developing Solutions, promising options may be analyzed, refined, or developed. The emphasis in this stage is primarily on focusing options and developing promising ideas into plausible solutions. The Building Acceptance stage involves searching for potential sources of assistance and resistance and identify-ing possible factors that may inf luence successful imple-mentation of solutions. The aim is to help prepare solutions for improved acceptance and greater value. Berdasarkan paparan di atas, didapatkan bahwa terdapat enam tahapan dalam model pembelajaran CPS versi 5.0, yaitu 1 memahami tantangan, 2 mengeksplorasi data, 3 penemuan masalah 4 penemuan idegagasan, 5 menemukan solusi, dan 6 penerimaan. Adapun masing-masing langkah dijelaskan sebagai berikut. 1 Memahami tantangan Constructing Opportunities Hal yang dilakukan pada tahap ini menentukan tujuan utama dalam upaya penyelesaian masalah. 2 Mengeksplorasi data Exploring Data Pada tahap ini dilakukan eksplorasi data yang bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan, ataupun menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tugas yang diberikan. 3 Penemuan masalah Framing Problems Tahap penemuan masalah berisi upaya mencari atau menentukan pertanyaan atau permasalahan yang akan menjadi fokus dari langkah selanjutnya. 4 Penemuan idegagasan The Generating Ideas Tahap penemuan idegagasan berisi dengan mengemukakan berbagai macam ide untuk menyelesaikan permasalahan. 5 Menemukan solusi Developing Solutions Pada tahap ini berbagai ide yang dikemukakan pada tahap sebelumnya akan dianalisa, disaring, dan dipilih ide yang paling menjanjikan. Ide yang telah dipilih tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi jawaban yang masuk akal atas permasalahan yang ada. 6 Penerimaan Building Acceptance Pada tahap penerimaan, solusi yang telah dikembangkan sebelumnya diteliti kembali dan mengidentifikasi factor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap implementasi solusi. Menurut Isaksen dan Treffinger 2005: 349, dalam dunia pendidikan, model pembelajaran CPS dapat diterapkan secara individu maupun kelompok. Sehingga dalam penelitian ini, model pembelajaran CPS akan diterapkan dalam kelompok kecil. Penelitian ini menggunakan model CPS versi 5.0 sesuai dengan pendapat Treffinger dan Isaksen di atas karena CPS versi ini merupakan penyempurnaan dari CPS versi sebelumnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model CPS yang digunakan adalah sebagai berikut. 1 Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran serta memotivasi peserta didik. 2 Guru memberi motivasi kepada peserta didik dan menyampaikan apersepsi. 3 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3 atau 5 orang secara heterogen. 4 Masing-masing kelompok diberi Lembar Kegiatan Peserta Didik LKPD mengenai jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, dan jarak titik ke bidang untuk dikerjakan secara bersama dalam satu kelompok. Fase 1: Memahami tantangan 5 Peserta didik dibimbing oleh guru memahami permasalahan yang terdapat pada LKPD. 6 Guru mengecek kembali pemahaman peserta didik terhadap permasalahan yang diberikan dengan metode tanya jawab. Fase 2: Eksplorasi data 7 Guru meminta peserta didik menggali semua informasi dari permasalahan yang diberikan. Fase 3: Penemuan masalah 8 Peserta didik dapat menyajikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan. Fase 4: Penemuan idegagasan 9 Peserta didik bersama dengan kelompoknya mendiskusikan permasalahan yang disajikan pada LKPD. Peserta didik didorong agar dapat mengungkapkan berbagai macam strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pemecahan masalah. Pengungkapan pendapat ini berdasarkan pengetahuan dan konsep yang dimiliki dan diketahui oleh peserta didik. Fase 5: Menemukan solusi 10 Peserta didik dibimbing untuk dapat melakukan pemilihan dan penerapan strategi yang tepat sebagai cara untuk memecahkan masalah terkait dengan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, dan jarak titik ke bidang dalam bangun ruang. 11 Peserta didik didorong mengimplementasikan strategi yang mereka tentukan sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Fase 6: Penerimaan 12 Peserta didik mengecek kembali pekerjaan mereka apakah masih ada kesalahan atau tidak. 13 Peserta didik dibantu untuk menyajikan hasil pemecahan masalah yang telah dilakukan bersama dengan kelompoknya dengan menjelaskan dan menginterpretasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 14 Peserta didik yang belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya. 15 Peserta didik dibantu guru menganalisis dan mengevaluasi hasil dan proses pemecahan masalah kemudian membuat simpulan. Model pembelajaran CPS lebih baik daripada model pembelajaran GI pada pengembangan aspek kemampuan pemecahan masalah matematika. Dengan demikian, kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan menggunakan model CPS lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan model GI. Penjelasan selengkapnya dapatdilihat pada Lampiran 53.

2.1.6 Kemampuan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X

4 30 338

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 9 231

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 2 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Kreativitas Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran “Creative Problem Solving” Dengan Media Video Compact Disk (PTK Pa

0 1 16

Pemecahan Masalah Secara Kreatif (Creative Problem Solving)

1 1 2

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8