Komparasi Ketuntasan Belajar Model Pembelajaran CPS Model Pembelajaran GI

Agar tidak terjadi perbedaan pandangan dan penafsiran dari istilah yang ada dalam skripsi ini, untuk itu perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut.

1.7.1. Komparasi

Komparasi berarti perbandingan. Komparasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ilmiah untuk memperoleh informasi tentang perbandingan model pembelajaran manakah yang lebih baik dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah antara model pembelajaran CPS dan model pembelajaran GI pada materi jarak dalam ruang dimensi tiga. Adapun komparasi pada penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar peserta didik pada hasil tes pemecahan masalah matematika materi jarak dalam ruang dimensi tiga. Selain ketuntasan belajar, dilakukan pula observasi keaktifan guru selama mengajar, observasi keaktifan peserta didik selama pembelajaran, dan pemberian angket respon peserta didik terhadap pembelajaran sebagai data pendukung.

1.7.2. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar peserta didik ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Pembelajaran dikatakan tuntas jika peserta didik telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Individu dan klasikal. KKM yang digunakan dalam penelitian ini adalah 71 untuk KKM individu, sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan soal atau mencapai minimal 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Dalam hal ini, peserta didik tuntas dalam menyelesaikan soal tes pemecahan masalah.

1.7.3. Model Pembelajaran CPS

Model pembelajaran CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Model pembelajaran ini memiliki enam tahapan, yaitu 1 memahami tantangan, 2 mengeksplorasi data, 3 penemuan masalah 4 penemuan idegagasan, 5 menemukan solusi, dan 6 penerimaan.

1.7.4. Model Pembelajaran GI

Model pembelajaran GI merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif dan proyek. Pelaksanaan model pembelajaran ini diawali dengan memilih topik dan membagi kelompok. Kemudian setiap kelompok melakukan perencanaan investigasi dalam kelompok. Selanjutnya setiap kelompok melaksanakan investigasi sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Kemudian setiap kelompok meyiapkan laporan akhir dan dipresentasikan di depan kelompok lainnya. Terakhir, guru dan peserta didik mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.

1.7.5. Kemampuan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X

4 30 338

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 9 231

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 2 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Kreativitas Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran “Creative Problem Solving” Dengan Media Video Compact Disk (PTK Pa

0 1 16

Pemecahan Masalah Secara Kreatif (Creative Problem Solving)

1 1 2

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8