Model Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori

beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa lain dalam mempelajari matematika. Sedangkan dalam Depdiknas 2006: 146 untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan paparan di atas, disebutkan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah. Kemampuan inilah yang akan diukur di dalam penelitian ini. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting karena nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.8.3. Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik saling berdiskusi dengan temannya sehingga mempermudah peserta didik menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit Trianto, 2007: 42. Mandal 2009: 96-97 menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif sebagai berikut. Cooperative learning is an instructional strategy based on the human instinct of cooperation. It is the utilization of the psychological aspects of cooperation and competition for curricular transaction and student learning. The concept of cooperative learning refers to instructional methods and techniques in which students work in small groups and are rewarded in some way for performance as a group. The idea behind the cooperative learning method is that when group rather than individuals are rewarded, students will be motivated to help one another to master academic materials. Cooperative learning is a successful teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject. Each member of a team is responsible not only for learning what is taught but also for helping teammates learn, thus creating atmosphere of achievement. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran berbasis interaksi sosial antar peserta didik yang mengacu pada metode dan teknik pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam sebuah kelompok kecil, serta memberi penghargaan pada setiap anggota selama penampilannya di kelompok itu. Salah satu keunggulan dari model pembelajaran kooperatif adalah penghargaan terhadap anggota yang lebih menonjol, sehingga maka peserta didik akan termotivasi untuk saling membantu dalam menguasai materi akademis. Dalam pembelajaran ini setiap anggota tim tidak hanya bertanggung jawab untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu anggota lain, sehingga dapat menciptakan suasana prestasi belajar. Penggunaan model pembelajaran kooperatif memberikan banyak keuntungan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Mandal 2009: 98 yang menjelaskan bahwa keuntungan dari model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 1 Pembelajaran kooperatif mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi. 2 Pembentukan keterampilan dan praktik dapat ditingkatkan dan dibuat tidak membosankan meskipun kegiatan pembelajaran terjadi di dalam dan di luar kelas. 3 Menciptakan lingkungan untuk pembelajaran aktif, terlibat dan eksplorasi. 4 Meningkatkan kinerja yang lemah peserta didik kemudian dikelompokkan dengan peserta didik yang lebih. 5 Memberikan gaya belajar yang berbeda di kalangan peserta didik. Pada pembelajaran kooperatif, ukuran kelompok akan mempengaruhi kemampuan kinerja kelompok. Interaksi antar anggota kelompok akan efektif apabila kelompok tersebut memiliki jumlah anggota yang ideal. Peserta didik akan saling mengutarakan pendapat-pendapatnya dalam diskusi yang terkait tugas atau permasalahan kelompok. Dengan adanya perbedaan pendapat dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dihadapi. Menurut Suherman 2003: 262, ukuran kelompok yang ideal dalam pembelajaran kooperatif adalah tiga sampai lima orang.

2.1.4 Model Pembelajaran Group Investigation GI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X

4 30 338

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 9 231

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 2 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Kreativitas Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran “Creative Problem Solving” Dengan Media Video Compact Disk (PTK Pa

0 1 16

Pemecahan Masalah Secara Kreatif (Creative Problem Solving)

1 1 2

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8