Validitas Isi Validitas Butir

3.8. Analisis Data Uji Coba Instrumen Tes

3.8.1. Analisis Validitas Butir Tes

Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Anderson, et al Arikunto, 2007: 65 menyatakan bahwa “A test is valid if it measures what it purpose to measure”. Pada penelitian ini, valitidas butir yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.8.1.1. Validitas Isi

Validitas isi ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes, yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan subjektif individual oleh seorang yang ahli dibidangnya. Yang disebut ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing.

3.8.1.2. Validitas Butir

Pada validitas butir, sebuah butir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari validitas soal uraian adalah rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Arikunto, 2009: 72 Keterangan: = koefisien korelasi tiap butir N = banyaknya subjek uji coba ∑ = jumlah skor butir ∑ = jumlah skor total Hasil selanjutnya dikonsultasikan dengan harga kritik r product moment dengan . Jika maka alat ukur dinyatakan valid. Selain itu, bisa juga menginterpretasikan mengenai besarnya koefisien korelasi. Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi digunakan kriteria Nurgana Jihad dan Haris, 2010:180 seperti berikut. Tabel 3.2 Kriteria validitas Korelasi Kriteria 0,80 1,00 Sangat tinggi 0,60 0,80 Tinggi 0,40 0,60 Cukup 0,20 0,40 Rendah 0,20 Sangat rendah Pada penelitian ini, jika indikator belum terwakili dalam soal maka peneliti mengganti butir yang tidak valid dengan butir lainnya yang memiliki indikator yang sama. Sedangkan jika indikator sudah terwakili oleh butir lain yang telah valid dalam soal maka peneliti tidak menggunakan atau membuang butir yang tidak valid tersebut. Nilai untuk N = 23 dan taraf signifikansi adalah 0,404. Pada analisis tes uji coba dari 10 soal uraian terdapat 1 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 2. Data hasil uji coba dapat dilihat pada Lampiran 7. Perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

3.8.2. Analisis Reliabilitas Butir Tes

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X

4 30 338

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 9 231

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 2 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Kreativitas Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran “Creative Problem Solving” Dengan Media Video Compact Disk (PTK Pa

0 1 16

Pemecahan Masalah Secara Kreatif (Creative Problem Solving)

1 1 2

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8