12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dividend Payout Ratio
2.1.1 Pengertian dividend payout ratio
Ang 1997 dalam Istiningtyas 2013 mengemukakan bahwa dividen adalah nilai pendapatan bersih atau net income setelah pajak yang dikurangi
dengan laba ditahan retained earnings yang digunakan sebagai cadangan pada suatu perusahaan. Van Horne dan Wachowicz 2007:270 menyatakan
bahwa
kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen atau
dividend payout ratio menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham secara tunai dan
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan
retained earning dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan
. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian dividen dilakukan
hanya apabila perusahaan mendapatkan laba karena dividen diambil dari laba atau keuntungan perusahaan tersebut.
2.1.2 Jenis dividen
Menurut Ang 1997 dalam Istiningtyas 2013 dividen yang dibagikan oleh perusahaan mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Dividen Kas Cash Dividends. Dividen yang paling umum dibagikan
dalam bentuk kas atau uang tunai. Emiten memberikan dividen kas ini bertujuan untuk memicu kinerja saham pada bursa efek, selain itu juga
merupakan pengembalian keuntungan bagi para pemegang saham.
13 2.
Dividen Saham stock dividend. Dividen saham adalah pembagian dividen dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu.
Manajer memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atas kebijakan dividen. Pada salah satu sisi, manajer harus ingat
bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Dividend Payout Ratio DPR adalah sebuah rasio antara
dividen dan laba bersih. Dari sini, rasio pembayaran yang ditargetkan dapat didefinisikan sebagai persentase laba bersih yang harus dibayarkan sebagai
dividen tunai, dimana sebagian besar berdasarkan atas preferensi investor atas dividen. Manajer harus dapat melihat apakah investor lebih suka jika
perusahaan membagikan laba dalam bentuk tunai atau dalam bentuk laba ditahan demi keperluan perusahaan di masa yang akan datang.
Peningkatan dividen kas sebagai bentuk atas tingginya permintaan pembagian dividen dalam bentuk tunai dapat mengurangi sumber pendanaan
perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari laba ditahan internal financing adalah sumber pendanaan dengan cost of capital yang
paling kecil dibandingkan sumber pendanaan yang lain. Apabila kemampuan reinvestasi perusahaan kecil, hal ini dapat mempengaruhi tingkat
pertumbuhan perusahaan yang akhirnya dapat ikut juga dalam menekan harga saham.
14
2.2 Teori Keagenan Agency Theory