22 sebagai manajemen. Untuk itu, apabila insider ownership semakin besar maka
biaya agen yang mungkin muncul dapat ditekan serta, manajer memiliki kekuatan yang lebih besar dalam menentukan kebijakan dividen. Berdasarkan kondisi
tersebut, maka biasanya manajer lebih cenderung untuk membatasi dividen dan menggunakan dana yang ada untuk kepentingan perusahaan di masa yang akan
datang.
2.6 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban- kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Rasio likuiditas yang digunakan pada
penelitian ini adalah current ratio. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek aktiva lancar yang tersedia untuk
memenuhi kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya
dengan uang kas, jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian dividen. Karena dividen bagi perusahaan menunjukkan arus kas keluar, semakin
besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen Van Horne dan Wachowicz,
2007.
2.7 Profitabilitas
Sebuah perusahaan harus memiliki kemampuan untuk tetap bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahan lainnya, oleh karena itu perusahaan
dituntut untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Pengertian profitabilitas menurut
23 Sartono 2001:122 adalah “kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Dalam penelitian ini hanya menggunakan rumus ROA return on total asset atau disebut
ROI return on investment untuk mengukur profitabilitas karena penelitian ini mengacu pada perusahaan manufaktur yang sahamnya dimiliki oleh investor,
sehingga perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aset atau investasi. ROA diukur dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset.
Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban
bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio.
2.8 Leverage
Solvabilitas menurut Riyanto 1997:32 ialah “kemampuan suatu perusahaan dalam membayar semua utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang”. Rasio leverage dapat menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan, dan rasio leverage disini adalah debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Kebijakan debt dapat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik perusahaan
yang akan mempengaruhi kurva permintaan dari debt yang ditawarkan kepada
24 perusahaan atau permintaan perusahaan akan debt. Perusahaan-perusahaan yang
profitable memiliki lebih banyak earnings yang tersedia untuk retensi atau investasi dan karenanya, akan cenderung membangun equitas mereka relatif
terhadap debt. Oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar
proporsi utang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya Ang, 1997 dalam Wicaksana, 2012.
Peningkatan utang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividend yang akan diterima,
karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividend. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi
dividend akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai pengaruh negatif dengan dividend payout ratio. Debt to equity ratio dihitung dengan total hutang
dibagi dengan total ekuitas.
2.9 Penelitian Terdahulu