Hubungan free cash flow terhadap dividend payout ratio

33 DER, Likuiditas Current Ratio, dan Pertumbuhan perusahaan Growth dividen. 11. Lalu Candra Karami 2013 Judul: “The Influence Of Leverage And Liquidity On Dividend Policy Empirical Study On Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Of LQ45 in 2008- 2010”Yang Terdaftar di BEI” Variabel Dependen: Kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio Variabel Independen: Leverage dan Liquidity Regresi Linier Berganda Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, sementara liquidity berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Sumber : berbagai jurnal dan penelitian terdahulu

2.10 Kerangka Konseptual

2.10.1 Hubungan free cash flow terhadap dividend payout ratio

Keputusan suatu perusahaan untuk membagikan dividen serta besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham sangat tergantung pada posisi kas perusahaan tersebut. Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi namun apabila posisi kas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen. Misalnya, apabila perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai investasinya atau perusahaan tersebut sedang tumbuh sehingga sebagian besar dananya tertanam dalam aktiva tetap dan modal kerja, maka kemampuannya untuk membayar dividen kas pun sangat terbatas. 34 Brigham 2001 dalam Novelma 2014 menyatakan pengertian aliran kas bebas sebagai “kas yang tersedia untuk didistribusikan bagi investor sesudah terpenuhinya kebutuhan seluruh investasi yang diperlukan untuk mempertahankan operasi”. Sedangkan Jensen 1986 mendefinisikan free cash flow sebagai “aliran kas sisa dari pendanaan semua proyek yang menghasilkan net present value NPV yang positif dan didiskontokan pada biaya modal yang relevan”. Kieso dan Weygandt 2002 dalam Novelma 2014, aliran kas bebas yaitu “jumlah aliran kas diskresioner suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk tambahan investasi, melunasi hutang, membeli kembali saham perusahaan sendiri treasury stock, atau menambah likuiditas perusahaan”. Semua pengertian di atas memiliki makna yang sama yaitu menjelaskan adanya dana yang berlebih di perusahaan yang seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham. Dengan demikan semakin besar aliran kas bebas perusahan maka pembayaran dividen cenderung besar. Kebijakan dividen merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik antara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan kas tersebut untuk diinvestasikan pada aset-aset perusahaan untuk melanjutkan insentif yang diterima dan meningkatkan omzet penjualan, sedangkan pemegang saham lebih menginginkan kas tersebut dibagikan sebagai dividen. Menurut Smith dan Kim 1994 dalam Rosdini 35 2009, manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow yang tersedia sehingga mengakibatkan terjadinya inefisiensi dalam perusahaan atau manajer juga akan menginvestasikan dana free cash flow dengan return yang kecil. Pihak manajemen seringkali menggunakan dana tersebut untuk melakukan investasi yang berlebihan dan pemborosan yang mengakibatkan ketidakefisienan pada perusahaan, hal tersebut sangat bertentangan dengan kepentingan para pemegang saham yang menginginkan pembayaran dividen. Menurut Jensen 1986 pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividend payout ratio atau atau sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith and Watts 1992 dalam Rosdini 2009 yang menyatakan bahwa untuk menghindari terjadinya overinvestment free cash flow problem, manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat free cash flow akan berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen kepada pemegang saham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rosdini 2009 bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Gustiana 2009 yang menyatakan bahwa free cash flow memiliki hubungan positif terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut. 36 H 1 : Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. 2.10.2 Hubungan insider ownership terhadap dividend payout ratio Kepemilikan manajerial insider ownership adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan dan mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, pihak insider atau manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak insider cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Dengan adanya insider ownership pada suatu perusahaan berarti manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan. Dengan kata lain, jika jumlah saham yang dimiliki insider meningkat, maka mereka akan berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri, dan bertindak dengan lebih hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan. Apabila manajer telah bertindak dengan 37 hati-hati dan maksimal maka akan menghasilkan laba yang maksimal juga terhadap perusahaan. Jika laba perusahaan besar maka dividen yang dibagikan juga cenderung besar. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Zameer, dkk. 2013 yang memperoleh hasil bahwa insider ownership berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Gustiana 2009 yang menunjukkan bahwa insider ownership berpengaruh signifikan positif terhadap dividend payout ratio. Hal ini disebabkan karena semakin banyak saham yang dimiliki oleh insider ownership maka manajemen cenderung membayar dividen lebih besar, dengan anggapan bahwa dividen yang diterima insider ownership akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri, dan mengembangkan perusahaan. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut. H 2 : Insider Ownership berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. 2.10.3 Hubungan likuiditas terhadap dividend payout ratio Menurut Sartono 2001:116, likuiditas menunjukkan “kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya”. Rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current ratio. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya 38 dengan uang kas yang merupakan bagian dari aktiva lancar. Jadi kekurangan kas dapat membatasi pembagian dividen. Karena dividen bagi perusahaan menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen Van Horne dan Wachowicz, 2007. Dalam teori bird in the hand dinyatakan bahwa pembayaran dividen akan mengurangi ketidakpastian dan risiko yang dihadapi investor. Sesuai dengan teori ini perusahaan harus mampu membagikan dividen kepada investor dan diperlukan ketersediaan dana dalam hal ini kas yang dimiliki perusahaan. Perusahaan harus dalam keadaan likuid untuk memenuhi hal tersebut. Ini artinya, semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula pembayaran dividen yang dapat dilakukan. Teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian Ipaktri 2012 dan Dewi 2014 yang menyatakan bahwa likuiditas yang diwakili oleh current ratio CR berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen dividend payout ratio, serta didukung pula oleh hasil penelitian Karami 2013 yang berpendapat sama. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 3 sebagai berikut. H 3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. 2.10.4 Hubungan profitabilitas terhadap dividend payout ratio Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu cara untuk mengukur rasio profitabilitas ini adalah dengan Return On Asset ROA. ROA adalah rasio yang digunakan 39 untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Rasio profitabilitas ROA dapat memberikan gambaran kepada perusahaan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dari aktiva yang dipergunakan. Minat investor berinvestasi tidak terlepas dari tujuan investor dalam memaksimalkan return, tanpa melupakan resiko yang harus dihadapi. Salah satu return yang dapat diperoleh investor adalah dividen, dividen merupakan hak pemegang saham terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan atas kegiatan bisnisnya. Seorang investor perlu melihat profitabilitas sebuah perusahaan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi supaya dapat mengetahui seberapa banyak pendapatan yang akan dihasilkan dari investasi yang bersangkutan Sari, 2008 dalam Novelma 2014. Hermi 2004 dalam Kristianawati 2013 mengungkapkan laba yang diperoleh dari selisih antara harta yang masuk pendapatan dan keuntungan dan harta yang keluar beban dan kerugian. Laba perusahaan tersebut dapat ditahan sebagai laba ditahan dan dapat dibagi sebagai dividen. Sehingga peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi investor. Pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio dikemukakan oleh Suad Husnan : 2004 dalam Lesmana 2014 sebagai berikut: “Untuk dapat membagikan dividen, perusahaan harus mampu membukukan laba”. 40 Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dikemukakan oleh Suharli : 2007 dalam Lesmana 2014 yang menyatakan bahwa: Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar dividen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sariwati 2011, Kristianawati 2013, Zameer, dkk. 2013, serta Novelma 2014, yang terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio DPR. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut. H 4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. 2.10.5 Hubungan Leverage terhadap Dividend Payout Ratio Debt to Equity Ratio DER merupakan salah satu dari rasio leverage. DER adalah suatu rasio keuangan yang mengindikasikan proporsi hubungan relativitas antara utang dan ekuitas yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Peningkatan utang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham, termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar utang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Menurut Suharli dan Oktorina 2005 dalam Kristianawati 2013, perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi akan 41 memberikan dividen rendah. Stuktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh utang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Perusahaan yang memiliki rasio utang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency cost of debt-nya dengan mengurangi utang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan pendanaan dari aliran kas internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk pembayaran dividen untuk membiayai investasi. Wicaksana 2012 menemukan bahwa rasio leverage yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil tersebut senada dengan penelitian Karami 2013 serta John dan Muthusamy 2010 yang menghasilkan kesimpulan bahwa leverage dan dividend payout ratio memiliki hubungan negatif. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 5 sebagai berikut. H5 : Leverage berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio. Berdasarkan tujuan penelitian, teori-teori yang ada, dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan sebagai dasar merumuskan hipotesis, untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, dibuat suatu kerangka kerja teoritis yang akan menjadi arahan dalam 42 melakukan pengumpulan data serta analisisnya. Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini: + + + + - Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.11 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

6 65 94

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 97

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan Dan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 24 156

Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 63 92

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2001-2007.

0 4 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividend Payout Ratio 2.1.1 Pengertian dividend payout ratio - Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Indus

0 2 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Ind

0 0 11

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11