145 Mol I
–
= V . M = 1,0 liter × 10
–2
M = 1 . 10
–2
mol Konsentrasi setelah pencampuran:
[Pb
2+
] = = 5 . 10
–4
mol1,5 L = 3,33 . 10
–4
M [I
–
] = = 1 . 10
–2
mol1,5 L = 6,67 . 10
–3
M Qsp = [Pb
2+
][I
–
] = 3,33 . 10
–4
6,67 . 10
–3
= 1,5.10
–8
Harga Q
sp
K
sp
maka terjadi pengendapan PbI
2
5. Hubungan K
sp
dengan pH
Harga K
sp
suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan. Sebaliknya, harga pH sering digunakan untuk menghitung besarnya nilai K
sp
.
Contoh soal:
Jika larutan MgCl
2
0,3 M ditetesi larutan NaOH, pada pH berapakah endapan MgOH
2
mulai terbentuk? K
sp
MgOH
2
= 3,0 . 10
–11
Jawab: K
sp
MgOH
2
= [Mg
2+
][OH
–
]
2
3,0 . 10
–11
= 0,3 [OH
–
]
2
[OH
–
]
2
= 10
–10
[OH
–
] = 10
–5
M pOH =
5 pH = 14 – 5 = 9
Kesetimbangan dalam larutan terjadi pada larutan elektrolit lemah, sehingga menghasilkan ion yang relatif sedikit. Kesetimbangan larutn terdiri dari kesetimbagan
disosiasi dan kesetimbangan kelarutan. Larutan penyangga merupakan larutan yang bersifat mempertahankan harga pH.
146 Larutan penyangga tidak berubah harga pHnya dengan penambahan sedikit asam
atau basa, atau pun dengan pengenceran. Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah dan garamnya atau basa konjugasinya ,dan larutan penyangga
basa mengandung suatu basa lemah dan garamnya atau asam konjugasinya.
Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi
antara asam dengan basa. Berdasarkan asam dan basa pembentuknya, maka garam dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :pertama, garam yang berasal dari
asam kuat dan basa kuat. Garam jenis ini tidak mengalami hidrolisis dalam air; kedua, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah. Garam ini mengalami hidrolisis
sebagian parsial di dalam air dan larutannya bersifat asam; ketiga, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam ini mengalami hidrolisis sebagian
parsial di dalam air dan larutannya bersifat basa; dan keempat, garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Garam jenis ini mengalami hidrolisis sempurna di
dalam air. Sifat larutannya ditentukan oleh kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan.
Kelarutan s dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam pelarut tertentu. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor suhu dan
jenis pelarut. Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa non-polar mudah
larut dalam pelarut non-polar.
Hasil kali kelarutan K
sp
menggambarkan perkalian konsentrasi ion-ion elektrolit yang sukar larut dalam larutan jenuhnya, dipangkatkan koefisiennya masing-masing
Nilai kelarutan s dan hasil kali kelarutan K
sp
dihitung pada larutan jenuh. Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan suatu elektrolit. Harga K
sp
suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit tersebut dapat larut atau
mengendap dalam suatu larutan.
Kesetimbangan disosiasi : merupakan kesetimbangan yang terjadi
pada reaksi penguraian suatu molekul menjadi ion-ionnya membentuk suatu
kesetimbangan Kesetimbangan kelarutan
: merupakan kesetimbangan yang terjadi
pada larutan jenuh zat-zat elektrolit padat yang dilarutkan dalam air.
Larutan penyangga atau larutan buffer :
larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH,
seperti penambahan asam, basa, atau- pun pengenceran
Hidrolisis : reaksi penguraian garam oleh air atau
reaksi ion-ion garam dengan air
Ringkasan