Reaksi redoks Cara kondensasi a. Reaksi hidrolisis

167 • Larutan Na 2 S 2 O 3 0,05 M • Gula pasir • Serbuk belerang Cara Kerja A. Pembuatan koloid dengan kondensasi 1. Panaskan 100 mL akuades dalam gelas kimia. setelag mendidih tetesi dengan 10 tetes larutan FeCl3 jenuh sambil diaduk. Hentikan apabila larutan mulai berubah menjadi coklat, amati sifatnya 2. Reaksikan 25 mL larutan HCl 2 M dengan 25 mL larutan Na 2 S 2 O 3 0,05 M. Amati perubahan yang terjadi B. Pembuatan koloid dengan dispersi langsung 1. Gerus campuran 1 sendok gula pasir dan 1 sendok serbuk belerang pada lumpang porselen hingga lembut 2. Sisihkan setengah gerusan belerang dan gula tersebut, kemudian tambahkan 1 sendok gula. Gerus kembali campuran ini hingga lembut 3. Sisihkan kembali setengahnya. Sisanya tambahkan dengan 1 sendok gula dan gerus hingga lembut 4. Ulangi sekali lagi langkah di atas 5. Larutkan seujung sendok spatula hasil gerusan terakhir. Amati yang terjadi 6. Ambil serbuk belerang yang belum digerus dengan gula, kemudian masukan ke dalam 100 ml akuades. Bandingkan hasilnya dengan pada langkah 5. Kesimpulan Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yangtelah dilakukan Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut sistem dispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid, dan larutan. Suspensi merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen. Larutan merupakan campuran homogen yang sistem dispersinya mempunyai ukuran partikel sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati dibedakan antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra. Koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm –100 nm. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata langsung mata telanjang. Koloid mempunyai sifat yang khas, di antaranya Efek Tyndall, Gerak Brown, adsorpsi, dan koagulasi. Untuk menjaga kestabilan koloid dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut, di antaranya dengan cara menghilangkan muatan koloid dan menambahkan stabilisator koloid, yaitu emulgator dan koloid pelindung. Ringkasan