13
konstruktivis memaknai belajar mencakup tiga unsur, yakni: 1 tujuan belajar, 2 proses belajar, dan 3 hasil belajar. Tujuan belajar yaitu membentuk makna dari
apa yang pembelajar lihat, dengar, rasakan, dan alami. Proses belajar adalah proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus sebagai pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian baru. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh individu dengan adanya perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru. Pemahaman ini sesuai dengan maksud dari
pembelajaran model Empat-K, yaitu mengkonstruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan diskusi dengan melibatkan keterampilan kreatif siswa dalam memahami
permasalahan yang dapat mengubah perilaku keterampilan higher order thinking.
2.1.2 Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang dapat dijadikan sebagai teori pendukung dalam pembelajaran model Empat-K berbantuan thinking map dan keterampilan
higher order thinking siswa adalah sebagai berikut.
2.1.2.1 Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget Suyono Hariyanto, 2011: 83, proses berpikir anak merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari
konkret menuju abstrak. Pada suatu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur kognitif tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat
bergantung kepada pencapaian tahapan sebelumnya. Secara garis besar skema
14
yang digunakan setiap individu untuk memahami dunianya dibagi dalam empat tahap perkembangan kognitif. Tahap perkembangan kognitif teori Piaget dapat
dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut. Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan
Usia Kemampuan-kemampuan Utama
Sensori-motor 0- 2 tahun
Kemampuan membedakan dirinya sendiri dengan lingkungannya. Anak mulai
memahami kausalitas ruang dan waktu. Kapasitas untuk membentuk representasi
mental internal muncul.
Pra-operasional 2-7 tahun
Perkembangan kemampuan berpikir dalam bentuk simbol-simbol. Pemikiran masih
egosentrik.
Operasinal- konkret
7-12 tahun Kesadaran mengenai stabilitas logis dunia
fisik, kesadaran bahwa elemen-elemen dapat diubah atau ditransformasikan tetapi tetap
mempertahankan karakteristik aslinya, dan pemahaman bahwa perubahan-perubahan itu
dapat dibalik.
Operasinal Formal 12 tahun ke atas
Kemampuan melihat situasi riil, membayangkan dunia ideal yang tidak ada
kemampuan abstraksi.
Sumber: Muijs dan Reynolds 2011: 24 Di samping itu Piaget dalam Suyono Hariyanto 2011: 86
mengembangkan konsep adaptasi dengan dua variannya, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asmilasi kognitif meliputi objek eksternal yang disintesiskan untuk
menjadi struktur internal. Akomodasi kognitif berarti mengubah struktur kognitifskema yang sudah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek
stimulus eksternal. Piaget juga menyatakan bahwa setiap organisme yang ingin mengadakan adaptasi dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan
ekuilibrium, antara aktivitas individu terhadap lingkungan asimilasi dan aktivitas lingkungan terhadap individu akomodasi.
15
Rifa‟i dan Anni 2012: 35 menyatakan bahwa implikasi teori perkembangan kognitif Piaget adalah sebagai berikut.
1 Tatkala guru mengajar hendaknya menyadari bahwa banyak siswa remaja
yang belum dapat mencapai tahap berpikir operasional formal secara sempurna, kondisi ini menuntut konsekuensi pada penyusunan kurikulum,
hendaknya tidak terlalu formal atau abstrak, karena hal ini justru akan mempersulit siswa remaja tatkala menyerap materi pembelajaran.
2 Kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan penemuan,
sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya.
3 Metode pembelajaran yang digunakan hendaknya lebih banyak mengarah
pada konstruktivisme, artinya siswa lebih banyak dihadapkan pada problem solving yang lebih menekankan pada persoalan-persoalan aktual yang dekat
dengan kehidupan mereka, kemudian mereka diminta menyusun hipotesis tentang mencari solusinya.
4 Setiap akhir pembelajaran dalam satu pokok bahasan, siswa diminta untuk
membuat peta pikiran mind maping. Pemahaman teori ini mendukung implementasi pembelajaran model
Empat-K dimana siswa bereksplorasi dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang berpusat pada keterampilan higher order thinking. Kegiatan
pembelajaran model Empat-K menggunakan alat peraga yang membantu siswa menyerap materi pembelajaran. Selain itu, disetiap akhir pembelajaran, siswa juga
diminta untuk membuat rangkuman materi dengan menggunakan thinking map.
16
2.1.2.2 Teori Belajar Bruner