Teori Belajar Ausubel Teori Belajar

18 pembelajaran yang diperoleh dari temuan tentang perkembangan kognitif adalah sebagai berikut. 1 Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperhatikan fenomena atau masalah kepada anak. 2 Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dan anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak. 3 Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki anak. Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini teori belajar Bruner berhubungan erat dengan eksplorasi keterampilan higher order thinking dengan menggunakan pembelajaran model Empat-K. Pengalaman baru dimana siswa merepresentasikan informasi menjadi simbol bahasa berbentuk thinking map dapat mengembangkan pola pikir anak terhadap pemahaman materi pembelajaran.

2.1.2.3 Teori Belajar Ausubel

Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna meaningful learning. Menurut Dahar sebagaimana dikutip oleh Rifa‟i dan Anni 2012: 174, belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Menurut Suyono dan Hariyanto 2011: 100 makna diciptakan melalui beberapa bentuk hubungan ekuivalen antara bahasa simbol dan konteks mental, yang melibatkan dua 19 proses, yaitu: 1 resepsi, yang ditimbulkan melalui pembelajaran verbal yang bermakna; dan 2 penemuan, yang terlibat dalam pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Rifa‟i dan Anni 2012: 174 menyatakan bahwa pembelajaran dapat menimbulkan belajar bermakna jika memenuhi prasyarat yaitu: 1 materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial, dan 2 anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna. Beberapa kunci pandangan Ausubel adalah mengenai teori subsumsi dan advance organizer. Melakukan subsumsi berarti menjalin suatu materi baru dalam hal ini pengetahuan ke dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ini menyediakan suatu bingkai kerja framework ke dalam suatu bahanpengetahuan baru akan dijalin secara hirarkis, di antara informasi atau konsep-konsep terdahulu yang telah ada di dalam struktur kognitif individu Suyono Hariyanto, 2011. Subsumsi memungkinkan siswa mampu menyelesaikan permasalahan kompleks sebagaimana yang dikemukakan oleh Novak dalam Shah dan Abdul 2008 berikut. The process of subsumption is continues and that its effectiveness depends on the growing differentiation and integration of the sumbsumers in the learners’s cognitive structures. Thus, a learner whose subsumption processs is well-developed can be expected to solve more complex problems than a learner whose subsumption process is not elaborated. Sedangkan advanced organizer menurut Suyono dan Hariyanto 2011:101 adalah suatu perangkat atau suatu pembelajaran mental yang bertujuan membantu siswa di dalam mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan terdahulu, mengarah kepada pembelajaran bermakna sebagai lawan dari pembelajaran dengan cara menghafal rote memorization. 20 Dalam penelitian ini, teori belajar Ausubel berhubungan erat dengan penggunaan bahasa dalam pembelajaran yang bermakna serta penemuan yang membentuk konsep untuk menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai dengan penggunaan thinking map yang menyediakan pola-pola konseptual sebagai hasil dari idekonsep yang akan diungkapkan oleh siswa dalam diskusi kelompok.

2.1.3 Pembelajaran