Teori Belajar Bruner Teori Belajar

16

2.1.2.2 Teori Belajar Bruner

Konsep teori Bruner adalah belajar dengan menemukan discovery learning dimana siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak. Teori Bruner menekankan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Menurut Rifa‟i dan Anni 2012: 36 terdapat enam hal yang mendasari teori Bruner, yakni: 1 perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus; 2 pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan sistem pengolahan informasi yang dapat menggambarkan realita; 3 perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan pada dirinya sendiri dan orang lain melalui kata-kata; 4 interaksi antara guru dan siswa adalah penting bagi perkembangan kognitif; 5 bahasa menjadi kunci perkembangan kognitif; dan 6 pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan menyelesaikan berbagai alternatif secara simultan, melakukan berbagai kegiatan bersamaan, dan mengalokasikan perhatian secara runtut. Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif, para pembelajar harus melalui tiga tahapan pembelajaran. Tiga tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner Suyono Hariyanto, 2011: 89 meliputi: 1 enaktif enactive, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi- aksi terhadap suatu objek. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain 17 dengan berbagai bahanalat pembelajaran tertentu agar dapat memahami bagaimana bahanalat itu bekerja. 2 ikonik iconic, pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-gambar dan visualisasi verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk perbandingan komparasi dan perumpamaan tamsil, dan tidak lagi memerlukan manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung. 3 simbolik, siswa sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap final dalam pembelajaran. Bruner beranggapan bahwa belajar merupakan pengembangan kategori- kategori dan pengembangan suatu sistem pengodean. Bruner juga mengungkapan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah: 1 memperoleh informasi baru; 2 transformasi informasi; dan 3 menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan Wilis, 2011. Hal ini didukung oleh Suyono dan Hariyanto 2011: 90 yang menjelaskan fase-fase proses belajar dimana belajar itu merupakan proses aktif dengan cara mana siswa mengkonstruk gagasan baru atau konsep baru berlandaskan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Pembelajaran memilih dan mengolah informasi, membangun hipotesis, dan membuat keputusan yang berlangsung dalam struktur kognitifnya. Teori yang dikemukakan oleh Bruner memiliki implikasi terhadap pembelajaran. Menurut Rifa‟i dan Anni 2012: 38 beberapa implikasi 18 pembelajaran yang diperoleh dari temuan tentang perkembangan kognitif adalah sebagai berikut. 1 Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperhatikan fenomena atau masalah kepada anak. 2 Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dan anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak. 3 Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki anak. Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini teori belajar Bruner berhubungan erat dengan eksplorasi keterampilan higher order thinking dengan menggunakan pembelajaran model Empat-K. Pengalaman baru dimana siswa merepresentasikan informasi menjadi simbol bahasa berbentuk thinking map dapat mengembangkan pola pikir anak terhadap pemahaman materi pembelajaran.

2.1.2.3 Teori Belajar Ausubel