Peta
22
8. Hasil pengukuran jarak dan arah yang sudah dicatat kemudian tuangkan
ke gambar dengan menggunakan skala tertentu. Contohnya, dari titik awal menuju titik berikut jaraknya 100 m, maka di kertas gambar bisa buat
10 cm, artinya setiap 10 cm pada peta mewakili 100 m di permukaan bumi.
9. Jika dari titik kedua menuju ketitik ketiga jarak sebenarnya 150 m,
maka panjang garis di peta adalah 15 cm, dan seterusnya. 10. Setelah selesai, lengkapi dengan informasi-informasi lain yang perlu
digambarkan dengan menggunakan simbol. Peta yang sudah selesai dilengkapi dengan komponen-komponen lain sehingga menjadi peta
utuh yang meskipun sederhana tapi sempurna.
Buatlah peta sederhana mengenai lingkungan RW tempat tinggalmu? Jangan lupa untuk memenuhi syarat-syarat kelengkapan peta
T
ugas Mandiri
studi literatur
H. Analisis Lokasi Industri
Pemilihan lokasi industri memiliki arti yang sangat penting sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industri.
Faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitungkan dalam menentukan pilihan lokasi industri disebut faktor lokasi yang terdiri atas bahan mentah, sumber
tenaga, pasar, sarana, pengangkutan, ketersediaan air, dan lainnya. Masalah lokasi timbul karena unsur-unsur yang mempengaruhi faktor lokasi tersebut tidak
selalu terdapat pada daerah yang sama dan sering terpencar. Oleh karena itu, berdasarkan orientasi faktor-faktor lokasi yang mempengaruhinya maka ada
kecenderungan lokasi industri berada dekat dengan bahan mentah atau berada dekat sumber tenaga atau berada sumber tenaga kerja atau dekat dengan pasar.
Beberapa industri seperti industri makanan, minuman, industri kulit sepatu, dan industri pakaian mungkin bisa ditempatkan dimana saja
foot-lose industry. Akan tetapi, pada umumnya industri demikian akan memilih daerah pasar
sebagai lokasinya. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas dua teori yang dapat
menjadi acuan dalam menganalisis lokasi industri.
1. Teori Susut dan Biaya Pengangkutan
Teori susut di sini maksudnya adalah pengurangan berat yang terjadi karena proses pengolahan. Misalnya, pada industri minyak kelapa, 100 kg
kopra kelapa kering hanya bisa menghasilkan 25 kg minyak kelapa. Hal tersebut menunjukkan bahwa setelah melalui proses pengolahan akan
mengalami pengurangan berat.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
23
Secara umum, teori susut dan biaya pengangkutan mengemukakan hubungan-hubungan antara faktor susut dan biaya pengangkutan. Teori ini
bermanfaat untuk melihat kecenderungan lokasi industri, artinya dapat mengkaji kemungkinan-kemungkinan penempatan suatu industri pabrik di
tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi Gambar 1.19 dan 1.20.
Pada tabel 1.1 dijabarkan empat kasus suatu pabrik yang mengolah bahan mentah M yang berasal dari satu daerah sumber bahan mentah
SM, menjadi satu macam barang jadi B, yang kemudian dijual di suatu daerah pasar P. Pada contoh, digunakan dua variabel, yaitu susut dan
biaya pengangkutan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi jalannya industri dianggap sama dan diabaikan.
Hasil perhitungan biaya pengangkutan seperti pada contoh diatas menunjukan pada kasus A dan B industripabrik cenderung ditempatkan
di daerah sumber bahan mentah. Akan tetapi, pada kasus C dan D sebaliknya, pabrik cenderung ditempatkan di daerah sumber bahan mentah.
Menurut perhitungan, ternyata jumlah biaya pengangkutan yang harus dikeluarkan lebih rendah. Pada kasus D besarnya biaya pengangkutan
Tabel 1.1
Perhitungan Teori Susut dan Biaya Pengangkutan
Kasus
A
1000 ton M diolah menjadi 1000 ton B
B
1000 ton M diolah menjadi 600 ton B
C
1000 ton M diolah menjadi 400 ton B
D
1000 ton M diolah menjadi 500 ton B
Rasio Susut
O
4 0
6 0
5 0
Jika pabriknya ditempatkan di daerah sumber bahan
mentah
1000 ton B harus diangkut ke P dengan biaya Rp. 100ton.
Jumlah biaya pengangkutan Rp. 100.000,00
600 ton B harus diangkut ke P dengan biaya Rp.100ton.
Jumlah biaya pengangkutan Rp.60.000,00
400 ton B harus diangkut ke P dengan biaya Rp. 100ton.
Jumlah biaya pengangkutan Rp.40.000,00
500 ton B harus diangkut ke P dengan biaya Rp.75ton.
Jum-lah biaya pengangkutan Rp. 37.000,00
Jika pabriknya ditempatkan di daerah pasar
1000 ton B harus diangkut dari M ke P dengan biaya Rp.
50ton. Jumlah biaya pe- ngangkutan Rp. 50.000
Biaya pengangkutan = kasus A yaitu Rp. 50.000,-
Biaya pengangkutan = kasus A yaitu Rp. 50.000,-
1000 ton M harus diangkut dari SM ke P Rp. 40 ton.
Biaya pengangkutan Rp. 40.000
Biaya Pengangkutan