Perwilayahan Geografi 3 Kelas 12 Eko Titis Prasongko Rudi Hendrawansyah 2009

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 105 Langkah-langkah seperti apakah menurutmu yang harus dilakukan guna mendukung pembangunan di wilayahmu? T ugas Mandiri mengemukakan pendapat 1. Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna. 2. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi. 3. Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan yang sangat beragam. 4. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun manusia. Regionalisasi membutuhkan tahapan yang lama, karena itu harus dilaksanakan kajian atau penelitian mendalam yang melibatkan beberapa ahli seperti ahli geografi, perencanaan pembangunan, sosiologi, dan ahli- ahli lain yang sesuai dengan tujuan regionalisasi. Informasi atau data-data yang harus dikumpulkan juga harus lengkap dan akurat. Persoalan yang paling menjadi masalah adalah keberadaan data yang sulit diperoleh dan kalaupun ada data yang diperoleh masih kurang akurat, sehingga petugas yang melakukan pendataan harus teliti dan sungguh-sungguh. Dalam membahas konsep wilayah, sebagian ahli hanya mengkaji gejala-gejala fenomena alami. Misalnya, berdasarkan kesamaan ketinggian tempat sehingga terbentuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan, perbukitan, daerah aliran sungai, dan wilayah pantai. Sebagian ahli lainnya membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala fenomena wilayah- wilayah tertentu, seperti wilayah banyumas dengan karakteristik dalam wilayah tersebut sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Banyumas, wilayah Sunda dengan bahasa Sunda, wilayah Batak dengan bahasa Batak, wilayah Minahasa dengan bahasa Minahasa, dan wilayah Banjar dengan bahasa Banjar. Disamping itu, ahli-ahli lainnya membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala fenomena geografi yang mengaitkan gejala-gejala alami dengan gejala-gejala kemanusiaan, misalnya, mengaitkan gejala alami curah hujan, kondisi tanah, ketinggian, tempat, cuaca, dan iklim setempat dengan aktivitas penduduk sehingga muncul pertanian lahan basah, lahan kering, wilayah perkebunan, wilayah peternakan, wilayah hutan lindung, wilayah permukiman pedesaan, wilayah permukiman perkotaan, dan wilayah perikanan pantai. Wilayah dan Pembangunan 106

D. Pusat-Pusat Pertumbuhan

Pusat pusat pertumbuhan adalah cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk menentukan daerah tertentu yang dianggap strategis sehingga pada gilirannya akan memberi efek menetes bagi daerah sekitarnya. Contoh Provinsi Kalimantan Barat dalam proses pembangunan tentu mempunyai kota atau kabupaten yang akan dijadikan pusat pertumbuhan yang diperkirakan membawa efek bagi daerah sekitarnya. Ketika pemerintah Kalimantan Barat membangunan Kota pontianak sedemikian rupa sehingga menjadi kota yang sangat maju, harapannya adalah kemajuan Pontianak akan menetes ke daerah-daerah sekitarnya seperti Sintang, Sambas, dan sebagainya. Dalam hal ini Pontianak merupakan pusat pertumbuhan Kalimantan Barat. Dalam prakteknya penentuan pusat pusat perumbuhan ternyata mengacu pada teori-teori pusat-pusat pertumbuhan berikut ini.

1. Sector Theory dari Hoyt

Holmer Hoyt mengemukakan tentang teori sektoral sector theory. Pembahasan mengenai ini telah dibahas dalam pembahasan sebelumnya. Akan tetapi, alangkah baiknya jika kita bahas kembali kali ini. Menurut teori ini struktur ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor- sektor dari pada berdasarkan lingkaran- lingkaran konsentrik. PDK Pusat Daerah Kegiatan atau CBD Central Business District terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang menurut saktor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue bolu. Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi. Menurut Homer Hoyt, susunan kota sebagai berikut Gambar 5.5. a. Central Business District CBD atau pusat kegiatan bisnis yang terdiri atas bangunan-bangunan kontor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan. b. Sektor kawasan industri ringan dan perdagangan. c. Sektor kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman kaum buruh. d. Sektor permukiman kaum menengah atau sektor madyawisma. e. Sektor permukiman adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas yang terdiri dari para eksekutif dan pejabat. a b c c c c d e d c b c Sector Theory Homer Hoyt Gambar 5.5 Skema kota berdasarkan teori sektor. Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006 Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 107 A B C

2. Teori Tempat Sentral Central Place Theory

Walter Cristaller seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman pada tahun 1933 mengemukakan tentang teori tempat sentral. Menurut Christaller terdapat konsep yang disebut jangkauan range dan ambang treshold. Range adalah jarak yang perlu ditempuh manusia untuk mendapatkan barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Adapun treshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang. Dalam teori ini diasumsikan pada suatu wilayah datar yang luas dihuni oleh sejumlah penduduk dengan kondisi yang merata. Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk memerlukan berbagai jenis barang dan jasa, seperti makanan, minuman, perlengkapan rumah tangga, pelayanan pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Untuk memperoleh kebutuhan tersebut penduduk harus menempuh jarak tertentu dari rumahnya yang disebut range. Sementara itu para pedagang berupaya memperoleh keuntungan besar, sehingga mereka harus paham benar berapa banyak jumlah minimal penduduk calon konsumen yang diperlukan bagi kelancaran dan kesinambungan suplai barang atau jasa agar tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain mereka harus memilih lokasi yang strategis, yaitu sebuah pusat pelayanan berbagai kebutuhan penduduk dalam jumlah partisipasi yang maksimum. Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006 Barang kebutuhan yang memiliki risiko kerugian besar karena jenis barang atau jasa yang dijual berupa barang- barang mewah disebut threshold tinggi, misalnya, kendaraan bermotor, perhiasan, dan barang-barang lainnya dengan harga relatif mahal dan sulit terjual. dan se- baliknya barang-barang yang memiliki resiko rendah disebut threshold rendah. Dari bentuk kebutuhan dan pela- yanan di atas maka muncul istilah tempat sentral Central Place Theory, yaitu lokasi yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk dan terletak pada suatu tempat yang terpusat sentral. Tempat ini memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah besar baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya. Ingin lebih tahu www.bappeda.go.id ? Gambar 5.6 Skema hirarki K = 3 yang merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan bagi daerah sekitarnya, sering disebut kasus pasar optimal.