Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 101 Berdasarkan jenis tanahnya unsur fisik, kita akan menemukan kawasan tanah gambut yang selalu terbakar pada musim kemarau seperti yang terjadi di Kalimantan. Wilayah kawasan tanah gambut jelas berbeda dengan kawasan tanah kapur yang terdapat di Gunung Kidul, Yogyakarta, berbeda pula dengan lereng Merapi yang cenderung vulkanis. Berdasarkan bahasa unsur sosial, kita pun akan menemukan berbagai wilayah yang berbeda. Daerah yang menggunakan bahasa Jawa akan membentuk wilayah berbeda dengan daerah yang berbahasa Sunda. Setiap tempat mempunyai kekhasan masing-masing baik yang dapat diamati secara langsung maupun dari aspek-aspek administrasi sosial. Wilayah kota berbeda dengan desa disamping karena secara fisik berbeda juga karena secara administrasi berbeda. Bahkan secara fisik sama-sama padat, tetapi kondisi sosialnya berbeda, sehingga antara Jakarta dengan Surabaya nampak sebagai wilayah yang sama-sama padat tetapi masyarakatnya punya kebiasaan dan kehidupan sosial yang berbeda. Berdasarkan kekhasannya wilayah dapat dibedakan menjadi dua jenis. a. Wilayah yang didasarkan atas konsep homogenitas disebut juga wilayah formal homogeneousuniform region b. Wilayah yang didasarkan atas konsep heterogenitas disebut juga wilayah fungsional nodal regionorganic region

B. Pembagian Wilayah

1. Wilayah Formal Uniform Region

Dalam mengkaji wilayah formal yang diutamakan adalah keragaman yang terdapat dalam wilayah yang ber- sangkutan. Misalnya, keseragaman ben- tang alam pegunungan disebut wilayah pegunungan dan keseragaman dalam usaha bercocok tanam disebut wilayah pertanian. Wilayah formal yang juga disebut uniform region adalah suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk ke dalamnya kenampakan fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan, dan peng- gunaan lahan Gambar 5.2. Region formal ini bersifat statis. Gambar 5.2 Pantai di Sulawesi Tengah ini dapat dijadikan sebagai sebuah contoh region yang bersifat statis. Sumber: www.itcpr.com Wilayah dan Pembangunan 102 Berdasarkan kenampakan fisik dapat kita bedakan antara wilayah pegunungan dengan wilayah dataran rendah. Wilayah pegunungan adalah kawasan yang terdiri dari beberapa gunung yang membentuk kawasan pegunungan, sedangkan kawasan dataran rendah merupakan daerah atau kawasan yang ketinggiannya kurang dari 200 meter dengan ciri yang khas dan rata Gambar 5.2. Berdasarkan kenampakan iklim dapat bedakan antara wilayah iklim tropis, sub tropis, iklim sedang,dan iklim dinginkutub. Iklim tropis adalah iklim yang terletak antara 22 ½ º U-22 ½ ºLS. Wilayah iklim sub tropis adalah wilayah iklim yang terletad antara 22 ½ º-33 ½ ºLU dan 22 ½ º-33 ½ ºLS. Wilayah Iklim sedang adalah wilayah yang terletak antara 33 ½ º- 60º-90ºLU dan 33 ½ ºLU-60º-90ºLS. Berdasarkan vegetasi atau penggunaan lahan, maka kita mengenal wilayah yang disebut sebagai wilayah perkebunan, wilayah pertanian sawah, wilayah pertanian kering, atau wilayah kehutanan. Mungkin saja tidak sepenuhnya wilayah tersebut berupa wilayah persawahan, tetapi diselingi dengan pertanian kering, perkampungan, atau permukiman. Namun, karena pertanian sawah sangat dominan atau keseragaman sawah sangat menonjol, maka wilayah tersebut dapat kita katakan sebagai wilayah pertanian sawah. Demikian pula untuk wilayah penggunaan lahan lainnya. Bila pada suatu tempat industri lebih dominan maka dapat kita katakan wilayah tersebut sebagai wilayah industri. Bila suatu tempat di dominasi untuk permu- kiman maka dapat kita katakana kawasan itu sebagai wilayah permukiman. Dalam kehidupan sehari-hari pada kenyataannya wilayah formal banyak dikaitkan dengan keseragaman pemerintahan sehingga wilayah formal identik dengan wilayah yang dibatasi oleh administrasi pemerintah. Berdasarkan konsep ini maka muncul wilayah Dusun Arjasari, wilayah Kelurahan atau Desa Cisolok, wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul, wilayah kabupaten Bandung, wilayah Provinsi Lampung, dan wilayah Negara Indonesia. Menurut pengertian tersebut, batas wilayah formal menjadi sangat jelas, yaitu antara wilayah satu dan wilayah llainnya dengan dibatasi oleh batas- batas administrasi pemerintah.

2. Wilayah Fungsional Nodal Region

Berbeda dengan wilayah formal yang statis, wilayah fungsional lebih dinamis karena lebih menekankan pada aspek penggunaan atau perkembangan suatu wilayah. Wilayah fungsional didasarkan atas konsep heterogenitas. Wilayah ini tercermin dengan adanya suatu pola interdependensi dan pola interaksi gejala-gejala yang terdapat di wilayah yang bersangkutan. Misalnya, adanya interdependensi dan interaksi antara industri dan tenaga kerja di wilayah itu. Adanya pabrik di suatu tempat akan mengakibatkan terjadinya arus pekerja di pagi hari yang berangkat dari tempat tinggalnya menuju ke lokasi industri dan pada sore hari akan terjadi arus pekerja yang pulang menuju rumahnya masing-masing. Dalam hal ini