Teori Kutub Pertumbuhan Growth Poles Theory

Wilayah dan Pembangunan 110

E. Usaha Pengembangan Wilayah di Indonesia

Wilayah Indonesia mempunyai karakteristik yang khas. Luas wilayah yang di batasi perairan merupakan tantangan berat dalam pengembangan wilayah Indonesia. Seperti halnya negara-negara berkembang Perkembangan wilayah Indonesia juga menunjukkan gejala yang sama, yaitu adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah, munculnya permukiman kumuh, dan banyaknya daerah terisolir. Disparitas atau kesenjangan pembangunan wilayah di Indonesia ditandai dengan pesatnya pembangunan Indonesia kawasan barat pada umumnya dan Jawa khususnya. Sementara kawasan Indonesia timur menunjukkan lambatnya pembangunan bahkan ada yang mengalami stagnasi. Di kawasan ini masih banyak dijumpai daerah yang terisolir. Permukiman kumuh Gambar 5.9 di kota-kota muncul karena ketidakmampuan pemerintah dan masyarakat dalam menye- diakan dan membeli rumah yang layak sehingga mereka hanya membangun tempat tinggal di sembarang tempat tanpa penataan sehingga muncul permukiman-permukiman tersebut. Umumnya permukiman kumuh dihuni para pendatang yang belum berhasil mewujudkan impiannya. Daerah terisolir terjadi karena secara geografis terletak di daerah yang sulit dijangkau seperti dilereng gunung, di kepulauan, maupun di tengah hutan. Daerah tersebut mengalami stagnasi pembangunan, meskipun sebenar- nya kaya sumber daya alam. Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan kondisi sosial masyarakat Gambar 5.10. Kon- disi geografis wilayah Indonesia yang beragam harus disikapi dengan pemba- ngunan sarana perhubungan. Perhubungan menjadi persoalan serius setiap musim hujan. Banyak daerah tidak dapat dijangkau karena kondisi jalan rusak parah seperti jalan-jalan di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006 Gambar 5.9 Permukiman kumuh menjadi polemik di perkotaan. Gambar 5.10 Pembangunan di segala sektor, termasuk di desa, hendaknya memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berlaku di masyarakat sehingga tidak terjadi ketimpangan. Sumber: Rochmat Darodjat, 2005 Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 111 Perhubungan antar pulau disikapi dengan membangun jalur pelayaran dan penerbangan. Jalur pelayan dilakukan dengan membangun pelabuhan. Dalam upaya pengembangan wilayah antar pulau, penyediaan pelayaran dan penerbangan merupakan prioritas yang terus dirintis. Pelayaran yang ada di Indonesia, antara lain pelayaran tanker minyak bumi, pelayaran tanker nabati, pelayaran samudra di dalam dan ke luar negeri, pelayaran nusantara secara rutin, pelayaran lokal, pelayaran tongkang, pelayaran khusus, pelayaran rakyat, pelayaran kapal kecil antar pulau, dan pelayaran feri antar pulau yang dekat. Pelabuhan yang melayani kegiatan ekspor- impor gate-way-port, yaitu Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan Makassar. Sarana angkutan udara dalam pengembangan wilayah di Indonesia peranannya sangar penting. Operasi penerbangan di Indonesia dapat di golongkan sebagai berikut. 1. Penerbangan teratur dan tetap pada rute tertentu, umumnya di gunakan untuk penumpang barang dan pos. 2. Penerbangan yang tidak berkala, umumnya dikhususkan untuk penerbangan carteran. 3. Penerbangan pelengkap atau taksi udara yang hanya menampung maksimal 15 orang. 4. Penerbangan kerja yang tidak digunakan untuk mengangkut penumpang atau bang, tetapi untuk kegiatan penyemprotan hama, survey udara, dan penebaran inti kondensasi hujan buatan. 5. Keperluan umum, yaitu untuk keperluan instansi. pelatihan penerbangan, dan olahraga. Aspek sosial harus diperhatikan dalam pengembangan wilayah agar proses pembangunan tidak berbenturan dengan nilai-nilai masyarakat setempat. Contoh pembangunan tempat hiburan harus disesuaikan dengan budaya lokal agar tidak menimbulkan konflik masyarakat. Dalam perencanaan wilayah, Indonesia merumuskan perencanaan wilayah secara berjenjang dan menyeluruh. Maksud berjenjang adalah dikoordinasikan secara administratif dan geografis. Secara menyeluruh artinya tidak hanya berlaku pada satu daerah atau aspek saja, tetapi menyeluruh. Pengembangan wilayah di Indonesia harus didasarkan pendekatan-pendekatan khusus. 1. Pengembangan wilayah berdasarkan kawasan Daerah Aliran Sungai DAS tertentu. Di dalam DAS tersebut di lakukan pemanfaatan sungai, tanah, dan sumber daya alam lainnya secara terintegrasi. Dengan demikian, dapat dikembangkan pertanian, peternakan, kehutanan, industri dan perikanan. Selain itu, termasuk perencanaannya dalam penanggulangan banjir dan erosi tanah.