Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
103
akan terbentuk suatu wilayah yang mencakup pabrik sebagai pusat core
dan area sekitar pabrik sebagai tempat para pekerja pabrik. Wilayah yang terbentuk seperti itu disebut wilayah fungsional.
Penekanan utama wilayah fungsional adalah hubungan fungsional. Dengan adanya kegiatan di suatu pabrik, akan tercipta suatu kesatuan
hubungan dan pola ketergantungan antara core dalam hal ini berarti
pabrik dengan daerah disekitarnya yang berisi orang-orang yang beraktivitas di daerah
core. Menurut V. B. Stauberry, wilayah fungsional disebut
organic region karena di dalam wilayah tersebut terdapat hubungan yang hidup. Sementara
itu, J. W. Alexander memandang wilayah fungsional sebagai nodal region
karena dalam wilayah ini terdapat pusat aktivitas sebagai mata rantai utama dalam sistem ini.
Dalam skala besar, region nodal dapat berupa sebuah kota, kota-kota besar Gambar
5.3, ibu kota kabupaten, provinsi atau negara, pelabuhan, dan CBD
central bussiness district. Zona yang menjadi pusat suatu sirkulasi
merupakan node dari suatu region.
Terdapat empat unsur penting dalam suatu region nodal.
a. Adanya arus barang, idegagasan dan
manusia. b.
Adanya node pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir.
c. Adanya wilayah yang makin meluas.
d. Adanya jaring-jaring rute tempat berlang-
sungnya tukar menukar. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa wilayah fungsional terkait
dengan interaksi yang berlangsung, baik interaksi yang bersifat fisik maupun sosial. Interaksi fisik meliputi interaksi antara kota yang dikelilingi daerah
sekitarnya, sedangkan interaksi sosial merupakan interaksi antar masyarakat yang menghasilkan perbedaan struktur masyarakat sehingga akan kita jumpai
adanya pusat-pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh daerah sekitarnya. Contoh yang paling jelas mengenai wilayah fungsional ialah Kota Jakarta.
Kota ini menjadi
core dan node dari Negara Indonesia.
Amatilah wilayah di sekitarmu, manakah yang merupakan bagian dari wilayah fungsional?
T
ugas Mandiri
observasi
Gambar 5.3 Park Avenue, New York. Walaupun bukan
merupakan pusat pemerintahan kota ini adalah core negara A.S.
Sumber: www.states4u.com
Wilayah dan Pembangunan
104
C. Perwilayahan
Dalam pembangunan tahapan penting yang selalu diawali adalah perencanaan. Perencanaan pembangunan dilaksanakan agar pembangunan
sesuai dengan tujuan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan. Perencanaan dalam pembangunan juga dilaksanakan agar biaya yang dimiliki dapat
dialokasikan pada sektor-sektor yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan pembangunan juga dilaksanakan agar pembangunan yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Gambar 5.4.
Dalam tahapan perencanaan, pemerintah harus memahami kondisi wilayah, artinya setiap wilayah punya karakteristik atau ciri-ciri yang
berbeda, baik karakteristik topografi maupun potensi alamnya. Dengan mengenali kondisi wilayah masing-masing maka perencanaan akan lebih
mudah.
Setiap wilayah tidak bisa diperlakukan sama, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Perlu dipahami bahwa potensi setiap wilayah adalah
berbeda sehingga tidak semua wilayah harus mendapat perlakuan yang sama. Contoh, ada wilayah tertentu yang dijadikan sebagai pusat-pusat
industri, pertanian, perdagangan, pemerintahan, dan permukiman agar masing-masing wilayah berkembang sesuai karakteristik wilayah masing-
masing. Proses pengelompokkan wilayah berdasarkan ciri kesamaan atas dasar fisik dan sosial dinamakan regionalisasi atau perwilayahan.
Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu. Misalnya,
pada pembagian region permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria yang
digunakan adalah unsur cuaca, seperti temperatur, curah hujan, penguapan,
kelembapan, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat berguna untuk
mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang berguna
dalam hal komunikasi atau transportasi. Karena itulah pengelompokkan region
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, tergantung pada kepentingan
atau tujuan pengelompokkan region tersebut.
Regionalisasi suatu fenomena atau gejala di muka bumi memberikan berbagai
manfaat. Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
Ingin lebih tahu
www.bapenas.go.id
?
Sumber: www.itcr.com
Gambar 5.4
Tanpa ada regionalisasi yang matang, akan muncul kesemerawutan tata kota seperti halnya yang terjadi
pada gambar di atas.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
105
Langkah-langkah seperti apakah menurutmu yang harus dilakukan guna mendukung pembangunan di wilayahmu?
T
ugas Mandiri
mengemukakan pendapat
1. Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang
berguna. 2.
Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi. 3.
Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan yang sangat beragam.
4. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun
manusia. Regionalisasi membutuhkan tahapan yang lama, karena itu harus
dilaksanakan kajian atau penelitian mendalam yang melibatkan beberapa ahli seperti ahli geografi, perencanaan pembangunan, sosiologi, dan ahli-
ahli lain yang sesuai dengan tujuan regionalisasi. Informasi atau data-data yang harus dikumpulkan juga harus lengkap dan akurat. Persoalan yang
paling menjadi masalah adalah keberadaan data yang sulit diperoleh dan kalaupun ada data yang diperoleh masih kurang akurat, sehingga petugas
yang melakukan pendataan harus teliti dan sungguh-sungguh.
Dalam membahas konsep wilayah, sebagian ahli hanya mengkaji gejala-gejala fenomena alami. Misalnya, berdasarkan kesamaan ketinggian
tempat sehingga terbentuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan, perbukitan, daerah aliran sungai, dan wilayah pantai. Sebagian ahli lainnya
membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala fenomena wilayah- wilayah tertentu, seperti wilayah banyumas dengan karakteristik dalam
wilayah tersebut sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Banyumas, wilayah Sunda dengan bahasa Sunda, wilayah Batak dengan
bahasa Batak, wilayah Minahasa dengan bahasa Minahasa, dan wilayah Banjar dengan bahasa Banjar.
Disamping itu, ahli-ahli lainnya membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala fenomena geografi yang mengaitkan gejala-gejala alami
dengan gejala-gejala kemanusiaan, misalnya, mengaitkan gejala alami curah hujan, kondisi tanah, ketinggian, tempat, cuaca, dan iklim setempat
dengan aktivitas penduduk sehingga muncul pertanian lahan basah, lahan kering, wilayah perkebunan, wilayah peternakan, wilayah hutan lindung,
wilayah permukiman pedesaan, wilayah permukiman perkotaan, dan wilayah perikanan pantai.