Sistem Informasi Geografi
68
e. Inventarisasi sumber daya laut, yaitu informasi tentang kandungan,
permasalahan, dan pemanfaatan laut sebagai basis sumber daya pembangunan.
3. Pemasaran Produk Industri
Perkembangan teknologi informasi semakin cepat dan terbuka sehingga mendorong ketatnya persaingan dalam bidang pemasaran produk. Dalam
situasi seperti ini perusahaan harus mampu mengemas pemasaran secara efektif, efisien, murah, dan cepat. Untuk tujuan tersebut perusahaan harus
mempunyai data lengkap dan akurat mengenai hal-hal berikut ini.
a. Data jumlah penduduk.
b. Data persebaran penduduk.
c. Data kondisi ekonomi penduduk.
d. Data tren konsumsi masyarakat.
e. Data pusat-pusat kerumunan masyarakat, dan sebagainya.
Dengan analisis yang baik SIG akan mampu membantu perusahaan untuk memasarkan produknya secara baik.
D. Proses dalam Sistem Informasi Geografis
1. Cara Manual Konvensional
Cara ini dilakukan dengan pengolahan data melalui perhitungan- perhitungan dengan menggunakan alat bantu sederhana. Ketepatan dan
ketelitian hasil yang diperoleh selain bergantung kepada ketepatan dan ketelitian data yang terkumpul, juga bergantung kepada keterampilan dan
ketelitian orang yang mengolah data tersebut.
2. Cara Modern
Cara modern dilakukan melalui pengolahan data melalui komputer sehingga pengolahan data dapat diselesaikan lebih cepat dan ketelitian
hasilnya juga lebih tinggi. Komputerisasi dalam SIG dipastikan dapat memberikan berbagai keunggulan.
a. Pengolahan data lebih mudah dan cepat.
b. Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan, data mudah di update.
c. Jika membutuhkan data yang terdahulu, data yang dimaksud mudah
dicari. d.
Data lebih aman karena dapat dikunci dengan kode atau secara fisik. e.
Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas. f
. Mudah dibawa atau dipindahkan.
g. Relatif murah.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
69
Pemrosesan kerja dalam SIG Gambar 3.4 adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Input Data SIG
Data dalam SIG dibedakan men- jadi dua, yaitu data grafis dan data
non-grafis. Data grafis adalah data yang disimpan dalam bentuk titik,
garis, dan area. Data tersebut meru- pakan kenampakan yang dapat dilihat
dalam bentuk titik koordinat, simbol, dan tata nama. Data non-grafis adalah
data yang menunjukkan karakteristik, kualitas, serta keterkaitan antar kenam-
pakan dalam peta atau data grafis. Berdasarkan sumbernya, data SIG
dapat dibedakan menjadi tiga bagian.
a. Data lapanganterristris, yaitu
pengumpulan data yang diperoleh langsung dari pengukuran la-
pangan. Misalnya pengukuran pH tanah, salinitas air, curah hujan
suatu wilayah, sensus penduduk, dan sebagainya.
b. Data peta, yaitu informasi yang terekam pada peta kertas atau film,
kemudian dikonversikan kedalam bentuk digital. Misalnya peta geologi, peta tanah, peta kemiringan lereng, peta kependudukan, dan sebagainya.
Apabila data sudah terekam dalam bentuk peta, kita tidak lagi memerlukan data lapangan, kecuali untuk pengecekan kebenarannya.
c. Data citra pengindraan jauh, yaitu pengumpulan data berupa foto udara
atau citra satelit. Dapat diintepretasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan kedalam bentuk digital, sedangkan citra yang diperoleh
dari satelit dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi sebelumnya.
Cara memasukkan data ke dalam SIG dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu penyiaman, digitasi, dan tabulasi. Penyiaman scanning adalah
proses mengubah data grafis kontinu menjadi data grafis diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar.
Digitasi merupakan proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital dalam struktur vektor. Tabulasi adalah proses memasukkan data
atribut SIG dengan pembuatan tabel. Pembuatan tabel dalam SIG sangat penting karena tidak semua data SIG dalam bentuk grafis, tetapi ada juga
yang berbentuk non-grafis.
Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006
Gambar 3.4
Skema proses kerja Sistem Informasi Geografis, yaitu kombinasi kerja antara hardware, software, pengumpulan
data dan informasi, serta manajemen data atau pengguna.