enam siswa yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli
pendidikan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dalam Rusman 2011:205, menyatakan bahwa:
1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain.
2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir
kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Kupcznski 2012:82 menyatakan bahwa:
“The CL model Johnson and Johnson, 1989 incorporates five essential elements: positive interdependence, individual accountability, face-to-face
promotive interaction, social skills, and group processing. When these elements are structured carefully into the instructional format, improved
student participation, motivation, and responsibility have been noted
”. Kutipan tersebut mengandung makna bahwa, model Cooperative Learning
CL menurut Johnson and Johnson terdapat lima unsur: ketergantungan yang positif, pertanggungjawaban individual, interaksi tatap muka, kemampuan
bersosialisasi, dan proses kelompok. Apabila unsur tersebut tersusun dengan teliti didalam susunan pelajaran, tingkat partisipasi siswa, motivasi, dan tanggungjawab
dapat tercapai.
Nurulhayati dalam Rusman 2011:204 juga mengemukakan lima unsur dasar model cooperative learning, yaitu:
1. Ketergantungan yang Positif
Ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk kerjasama yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Kerjasama ini dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya.
2. Pertanggungjawaban Individual
Maksud dari pertanggungjawaban individual adalah kelompok tergantung pada
cara belajar
perseorangan seluruh
anggota kelompok.
Pertanggungjawaban memfokuskan
aktivitas kelompok
dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan memastikan bahwa setiap orang
dalam kelompok siap menghadapi aktivitas lain di mana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok.
3. Kemampuan Bersosialisasi
Kemampuan bersosialisasi adalah sebuah kemampuan bekerjasama yang biasa digunakan dalam aktivitas kelompok. Kelompok tidak berfungsi
secara efektif jika siswa tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang dibutuhkan.
4. Tatap Muka
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa bentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. 5.
Evaluasi Proses Kelompok Guru menjadwalkan waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi proses
kerja kelompok dan hasil kerjasama kelompok agar selanjutnya bisa bekerjasama lebih efektif.
2.1.3.3 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif