Penentuan Kualitas Lahan Analisis Usahatani

Tabel 12. Karakteristik Lahan yang Digunakan untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data Karakteristik Lahan Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data t – Regim Temperatur Rata-rata temperatur C w- Ketersediaan Air Bulan kering mm Kelembaban r – Keadaan Perakaran Kelas drainase Tekstur Kedalaman perakaran f – Ketersediaan Unsur Hara KTK liat cmol pH H 2 O Kejenuhan Basa C-Organik n –Unsur Hara Nitrogen total P 2 O 5 tersedia K 2 O tersedia e – Bahaya erosi Lereng Bahaya erosi Diambil dari stasiun penakar hujan terdekat yaitu di Kecamatan Siantan Diambil dari stasiun penakar hujan terdekat yaitu di Kecamatan Siantan Pengamatan lapangan Pengambilan contoh tanah dan dianalisa dilaboratorium Berdasarkan kedalaman tanah di lahan petani Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Pengambilan contoh tanah dan dianalisis dilaboratorium Diukur berdasarkan kemiringan lereng lahan petani Tingkat bahaya erosi Rumus USLE Sumber : Atlas Format Procedure CSRFAO, 1983 dan Djaenuddin et al. 2000.

4.3.3. Penentuan Kualitas Lahan

4.3.3.1. Tujuan Penelitian Penentuan tipologi wilayah berdasarkan kualitas lahan untuk tujuan ortogonalisasi dan penyederhanaan variabel. 4.3.3.2. Metode Pengumpulan Data Untuk menentukan tipologi wilayah berdasarkan kualitas lahan pengumpulan data dilakukan dengan metode survei di lapangan untuk pengambilan sampel tanah di lahan petani responden kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat kimia tanahnya. 4.3.3.3. Variabel yang Diamati Data-data hasil analisis laboratorium sifat-sifat kimia tanah dari sampel tanah responden yang dianalisis di laboratorium kemudian disesuaikan dengan peta penggunaan dan peta kesesuaian lahan di Kecamatan Sungai Raya. 4.3.3.4. Metode Analisis Data Untuk menetukan tipologi wilayah berdasarkan kualitas lahannya dengan menggunakan analisis komponen utama Principal Components Analysis dengan mentransformasikan suatu struktur data dengan variabel-variabel yang saling berkorelasi menjadi struktur data baru dengan variabel baru yang disebut sebagai komponen utama faktor yang tidak saling berkorelasi, dimana variabel baru yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari pada variabel asalnya, tapi total kandungan informasinya total ragamnya relatif tidak berubah. Dengan analisis PCA kita mereduksi variabel yang dalam hal ini adalah sifat kimia tanah, dari 13 sifat kimia tanah dikelompokkan menjadi 3 komponen utaama faktor Saefulhakim. Kemudian dilanjutkan dengan analisis cluster untuk membatasi wilayah berdasarkan kemiripan karakteristik tertentu dari suatu hamparan wilayah, dalam hal ini adalah wilayah Saefulhakim. Selanjutnya dilakukan analisis fungsi diskriminan Discriminat Function Analysisi untuk menentukan variabel mana yang membedakan secara nyata kelompok yang telah ada secara alami atau variabel mana yang merupakan penduga terbaik dari pembagian-pembagian kelompok-kelompok yang telah ada Saefulhakim.

4.3.4. Analisis Usahatani

4.3.4.1. Tujuan Penelitian Menganalisis struktur input dan output serta tingkat kelayakan usahatani dari berbagai pola pada tujuan 1. 4.3.4.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap petani responden dan juga dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Data primer yang dikumpulkan meliputi input produksi dan ouput yang dihasilkan. 4.3.4.3. Variabel yang Diamati Analisis usahatani bertujuan untuk menentukan tingkat kelayakan sistem usahatani yang dikembangkan petani dari hubungan ekonomi antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan petani. Untuk keperluan analisis usahatani dikumpulkan data dan informasi tentang: 1 berapa produksi, 2 berapa biaya, dan 3 berapa besar pendapatan usahatani. 4.3.4.4. Metode Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani Soekartawi, 1995 dengan persamaan sebagai berikut : 1. Struktur Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, yang dapat dituliskan dengan rumus : j ij ij P Y TR ⋅ = ……………………………………………………………………………………………………..….. 4.7 Dimana, TR ij = Total penerimaan dari suatu pengusahaan komoditas tanaman j pada lahan ke-i Rp. y ij = Produksi yang diperoleh dari suatu pengusahaan komoditas tanaman j pada lahan ke-i Ton Ha. P j = Harga produksi untuk setiap komoditas tanaman ke-j Rp. 2. Struktur Biaya Usahatani Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a Biaya tetap fixed cost, dan biaya tidak tetap variable cost. Persamaan untuk menghitung biaya tetap adalah : jk n i ijk ijk C X FC ⋅ = ∑ =1 …………………………………………….…...4.8 Dimana, FC ijk = Biaya tetap input produksi ke-k dalam pengusahaan komoditas tanaman j dengan kategori kualitas lahan ke-i Rp X ijk = Kebutuhan input produksi ke-k dalam pengusahaan komoditas tanaman j dengan kategori kualitas ke-i Kg atau lt Ha C jk = Rataan harga satuan input produksi ke-k di lokasi usahatani dalam pengusahaan komoditas tanaman j Rp. Rumus 3 juga dapat dipakai untuk menghitung biaya tidak tetap, karena total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC. 3. Pendapatan Usahatani Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua jenis biaya. Persamaannya adalah : Pd ij = TR ij - TC ij …………………………………………........4.9 Dimana, Pd ij = Pendapatan usahatani pengusahaan komoditas tanaman j pada lahan ke-i Rp. TR ij = Total penerimaan dari suatu pengusahaan komoditas tanaman j pada lahan ke-i Rp. TC ij = Total biaya pengusahaan komoditas tanaman j pada lahan ke-i Rp.

4.3.5. Analisis Pola Usahatani Optimal