Mansonia Culicoides Berbagai Jenis Nyamuk .1 Aedes

membulat, tidak mempunyai lobus. Kaki-kakinya panjang dan langsing, serta abdomennya tidak bersisik. Hanya betina yang menghisap darah. Larvanya tidak mempunyai siphon, pada bagian kiri dan kanan segmen abdomen dan kadang pada thoraks terdapat palmate hair dan pada bagian dorsalnya terdapat keping tergal Hadi dan Soviana 2000. Menurut Borror et al. 1996 Anopheles merupakan nyamuk yang dapat terbang jauh, sekitar satu mil dari tempat mereka muncul. Seekor nyamuk Anopheles pada posisi istirahat mempunyai tubuh dan probosis dalam satu garis lurus dan pada satu sudut dimana serangga sedang beristirahat. Menurut Sumantri dan Iskandar 2005 Anopheles berhabitat di tempat yang paling banyak dikunjungi nyamuk malaria untuk berkembangbiak adalah tempat dengan air jernih yang tidak mengalir. Nyamuk betina umumnya bersifat zoophilic dan juga bersifat eksofilik, aktif menggigit mulai senja hingga menjelang tengah malam.

2.3.2.4 Mansonia

Mansonia merupakan famili dari Culicidae subfamili Culicinae dan ordo Diptera subordo Nematocera dan penyebarannya luas. Nyamuk ini merupakan vektor penyakit kaki gajah di beberapa wilayah Indonesia Hadi 2006. Nyamuk yang betina memiliki ukuran yang sedang dengan pola warna burik kecoklatan, probosis yang burik sampai pucat di sepertiga dan seperempat basal dan warna dominan hitam pada daerah apikalnya, skutum dengan sisik sempit yang keemasan tapi dengan garis di bagian tengahnya, terdapat pola stripe lateral yang luas bidang ke arah belakang, sayap yang pola burik dengan warna hitam dan pucat pada sisik di semua vena sayap Russell 1996.

2.3.2.5 Culicoides

Agas penggigit, Culicoides, merupakan famili dari Ceratopogonidae dan ordo Diptera subordo Nematocera. Agas penggigit memiliki ukuran yang kecil dan gigitannya membuat rasa tidak nyaman pada manusia atau pada hewan yang digigitnya Mullen 2002, Culicoides tersebar di daerah tropik dan daerah subtropik, bisa dikatakan serangga yang kosmopolit, kecuali Pentagonia dan Selandia Baru. Famili ini beranggotakan sekitar 78 genus dengan lebih dari 3900 spesies dan terdapat empat genus yang menyerang manusia serta hewan berdarah panas lainnya. Keempat genus tersebut di antaranya adalah Culicoides , Forcifomya, Austroconops dan Leptoconops Hadi dan Soviana 2000. Mullen 2002 menyatakan penyebaran dari Ceratopogonidae di seluruh dunia terdapat 78 genus dan lebih dari 4000 spesies. Di antara keempat genus tersebut yang paling mendapat perhatian utama dari para ahli adalah Culicoides. Di Indonesia tercatat sebanyak 100 spesies Culicoides tersebar di 19 daerah propinsi di Indonesia Hadi dan Soviana 2000. Culicoides dewasa mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil, panjang tubuhnya sekitar 1-2,5 mm, bagian mulutnya beradaptasi untuk mengigit dan menusuk jaringan sehingga berkembang menjadi spesies penghisap darah. Probosis betina relatif pendek. Culicoides memiliki pola khusus pada vena sayap yang dapat dibedakan dengan serangga yang lainnya. Terdapat area gelap dan area terang pada vena sayapnya, karena pada area gelap tidak ada pigmentasi tapi pola hitam ini terdapat di permukaan sayap Mullen 2002. Culicoides betina menggigit dan menyerang manusia dan mamalia lainnya pada waktu senja dan malam hari sedangkan jantan hanya menghisap cairan dari tumbuhan. Pada siang hari agas berkerumun di dekat kolam dan rawa-rawa, serta tanah yang lembab tempat berkembangbiak yang disukainya Hadi dan Soviana 2000. Peranan Culicoides di dalam dunia kesehatan adalah sebagai penghisap darah yang sangat mengganggu dan juga sebagai vektor penular berbagai macam penyakit terutama pada hewan, seperti leucocytozoonosis pada unggas, blue tongue pada domba, filariasis dan masonellosis pada manusia, onchocercosis pada kuda dan sapi dan encephalitis pada manusia dan kuda Hadi dan Soviana 2000.

2.3.2.6 Chironomus