Identifikasi spesimen Analisis data Taman Marga Satwa Ragunan TMR

Pengawetan spesimen dengan menggunakan alkohol 70, digunakan untuk pengawetan serangga yang kecil ukuran tubuhnya dan tidak dapat dipinning, seperti kutu, caplak, pinjal, Culicoides dan Drosophila. Spesimen tersebut dimsukkan ke dalam botol plastik bertutup yang telah diberi alkohol 70, kemudian botol diberi label serta diberi keterangan yang jelas dan detail dengan menggunakan pensil HB.

3.5 Identifikasi spesimen

Proses identifikasi spesimen dilakukan dengan melihat kunci identifikasi. Untuk identifikasi nyamuk, menurut O’Cornor dan Soepanto 1999, Kunci Identifikasi Culex Jentik dan Dewasa, Departemen Kesehatan 1989, Kunci Identifikasi Aedes Jentik dan Dewasa, Departemen Kesehatan 2000 dan Baisas 1974. Selain itu dengan membandingkan gambar yang diperoleh dari internet dan spesimen yang terdapat di laboratorium Entomologi.

3.6 Analisis data

Data ektoparasit yang terkumpul dari keadaan umum ex-situ, dideskripsikan dan ditabulasi dengan Derajat Infestasi ektoparasit secara deskriptif dihitung dengan metode Hadi dan Rusli 2005 sebagai berikut, yaitu negatif - menunjukan tidak ada ektoparasit yang menginfeksi, positip satu + adalah satu sampai lima ektoparasit infestasi ringan, positip dua ++, enam sampai sepuluh ektoparasit infestasi sedang, positip tiga +++, sebelas sampai dua puluh ektoparasit infestasi tinggi, positip empat ++++, lebih dari dua puluh ektoparasit infestasi sangat tinggi. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada empat habitat ex-situ orangutan, yaitu Taman Marga Satwa Ragunan, Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Kebun Binatang Bandung dan Taman Safari Indonesia ditemukan jenis ektoparasit pengganggu, yaitu Culex hutchinsoni, Culex quinquefasciatus, Culex fuscocephalus , Aedes albopictus, Armigeres foliatus, Armigeres subalbatus, Tripteroides sp, Culicoides sp, Musca domestica , Musca sp, Chrysomya megacephala, Drosophila melanogaster dan Chironomus sp . Sebaran dari masing-masing dari ektoparasit tersebut disajikan pada Tabel 1-5.

4.1 Taman Marga Satwa Ragunan TMR

Jenis-jenis ektoparasit yang ditemukan di TMR, yaitu Culex quinquefasciatus, Aedes albopictus, Chironomus sp, Drosophila melanogaster, Chrysomya megacephala, dan Musca domestica. Tabel 1 Jenis-jenis ektoparsit yang ditemukan pada habitat ex-situ di TMR No. Spesies OrdoFamili Cara Pengambilan Sampel LT SN MA 1. Aedes albopictus Diptera Culicidae ++ - - 2. Culex quinquefasciatus Diptera Culicidae ++ - - 3. Chironomus sp Diptera Chironomidae ++ - - 4. Musca domestica Diptera Muscidae - +++ - 5. Chrysomya megacephala Diptera Calliphoridae - + - 6. Drosophila melanogaster Diptera Drosophilidae - ++ - Ket : LT : light trap SN : sweep net MA : manual anastesi Gambar 4 Jenis-jenis Ektoparsit Pengganggu Orangutan yang di Temukan pada Habitat Ex-situ TMR, PPSC, KBB, TSI. A Armigeres subalbatus, B Aedes albopictus Anonimus 2008f, C Culicoides sp Bowles dan Swaby 2006, D Musca sp, E Chrysomya megacephala, F Drosophila melanogaster, G Chironomus sp Anonimus 2008c, H Culex fuscocephalus Anonimus 2008e, I Culex hutchinsoni , J Culex quinquefasciatus Anonimus 2008d, K Tripteroides sp, L Musca domestica. A B C D E F G H I J K L Manajemen perkandangan di Taman Marga Satwa Ragunan, terawat dengan baik. Kandang tidur dibersihkan setiap hari ketika orangutan sedang berada di kandang peraga. Orangutan yang berada di TMR terawat dengan baik sehingga tidak ditemukan keropeng- keropeng pada kulit yang biasanya disebabkan oleh tungau. Animal keeper bekerjasama dengan dokter hewan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan setiap hari. Di TMR tidak kasus orangutan terinfestasi ektoparasit. Daerah sekitar kandang orangutan merupakan kebun yang ditumbuhi banyak pepohonan yang rindang serta letak dari Ragunan yang berada di tengah kota sehingga dapat ditemukan nyamuk dan lalat yang biasa tinggal di daerah pemukiman penduduk. Pakan yang diberikan adalah buah-buahan dan sayuran, oleh karena dapat ditemukan lalat buah di sekitar kandang. Kandang peraga terdapat kayu yang dirancang mirip dengan habitat di alam. Kandang dikelilingi dengan pepohonan yang cukup rindang sehingga dapat dijumpai nyamuk yang berhabitat di kayu yang lapuk. Pengambilan spesimen dilakukan dengan pemasangan light trap, sweep net dan anastesi Culex quinquefasciatus Gambar 4.J diperoleh di TMR dengan derajat infestasi yang tinggi karena nyamuk ini bersifat yang kosmopolit dan tinggal di dekat pemukiman penduduk Levine 1978. Nyamuk ini diperoleh dengan light trap karena C. quinquefasciatus merupakan nyamuk yang bersifat nokturnal dan beraktifitas sekitar pukul 22.00 sampai dengan 02.00 Sigit dan Hadi 2006. Aedes albopictus Gambar 4.B ditemukan dengan derajat infestasi sedang dan diperoleh dengan light trap. Nyamuk ini merupakan nyamuk yang biasa beraktifitas pada pagi, siang dan sore hari Sigit dan Hadi 2006, ada kemungkinan nyamuk ini masih beredar pada kisaran pukul 17.00 sampai dengan 18.00 sehingga nyamuk ini tertangkap dengan light trap karena perangkap ini dipasang dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00. Menurut Hadi dan Soviana 2000 Aedes albopictus merupakan nyamuk kebun yang dapat dijumpai di daerah dengan pepohonan yang rindang oleh karena itu nyamuk. Chironomus sp Gambar 4.G ditemukan disekitar kandang orangutan dengan derajat infestasi sedang. Kandang orangutan terdapat kayu yang sudah lapuk. Chironomus sp ditemukan pada pemasangan light trap, karena ektoparasit ini terdapat dalam jumlah yang banyak ketika sore hari Borror et al. 1996. Drosophila melanogaster Gambar 4.F diperoleh dengan derajat infestasi sedang. Menurut Hall dan Gerhardt 2002 lalat ini dapat ditemukan karena pakan dari orangutan adalah buah-buahan dan sayuran. Lalat ini diperoleh dengan sweep net di sekitar kandang orangutan. Chrysomya megacephala Gambar 4.E diperoleh karena TMR dekat dengan pemukiman penduduk dan kandang orangutan yang berdekatan dengan kandang satwa lainnya. Menurut Boror et al. 1996 lalat ini merupakan lalat yang hidup kosmopolit dan dapat ditemukan di dekat pemukiman penduduk selain itu lalat ini juga dapat ditemukan di tempat yang terdapat zat organik yang membusuk dan bangkai, lalat ini diperoleh dengan sweep net. Musca domestica Gambar 4.L diperoleh di TMR karena lalat ini hidup kosmopolit yang bisa hidup dimana saja serta dekat dengan pemukiman penduduk Moon 2002. Lalat ini diperoleh dengan sweep net. Pada metode anastesi tidak ditemukan keropeng kulit yang bisa disebabkan oleh tungau dan tidak ditemukan kutu, hal ini karena orangutan mempunyai kebiasaan menggrooming tubuhnya Maple 1980.

4.2 Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga PPSC