2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Habitat ex-situ
Habitat ex-situ merupakan tempat tinggal satwa yang bukan alam aslinya atau habitat aslinya akan tetapi dibuat senyaman mungkin agar satwa merasa seperti di habitat aslinya
di alam. Habitat ex-situ dibuat dengan tujuan untuk melindungi satwa yang hampir punah di alam, breeding, pendidikan. Habitat ex-situ yang dibuat oleh pemerintah adalah kebun
binatang, pusat penyelamatan satwa dan penangkaran satwa. Adapun beberapa habitat ex- situ
yang dibuat untuk melindungi satwa, yaitu:
2.1.1 Taman Margasatwa Ragunan
Taman Margasatwa Ragunan TMR terletak 20 km dari pusat kota jakarta yang bertempat di pasar minggu, Jakarta Selatan sejak 1966. Taman Margasatwa Ragunan
dihuni oleh lebih dari 260 jenis satwa, termasuk satwa yang langka dan terancam punah dari Indonesia maupun dari sebagian dunia. Jumlah keseluruhannya adalah 3122 ekor
satwa, termasuk burung-burung. TMR sendiri ikut berperan dalam program pelestarian satwa dan sukses dalam program penangkaran satwa liar seperti Harimau Putih, Harimau
Sumatera, ular dan beberapa jenis burung kasuari, kakatua dan burung lainnya Anonimus 2008b.
2.1.2 Pusat Penyelamatan Cikananga
Pusat penyelamatan Cikananga PPSC berlokasi di kampung Cikananga, desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. PPSC merupakan organisasi non
pemerintah bersifat nirlaba yang bergerak dibidang pelestarian satwa liar indonesia. PPSC ini didirikan pada tanggal 27 agustus 2001. PPSC bertujuan membantu pemerintah
dalam upaya pelestarian satwa liar Indonesia serta habitatnya, mendorong dan meningkatkan upaya terciptanya penegakan hukum terhadap pelestarian satwa liar serta
habitatnya. PPSC menampung, merawat dan melatih satwa liar Indonesia hasil sitaan atau serahan sukarela dari masyarakat yang selanjutnya dilepas kembali ke habitat aslinya.
2.1.3 Kebun Binatang Bandung
Kebun Binatang Bandung KBB oleh pemerintah daerah Bandung ditetapkan sebagai salah satu obyek wisata, dan hingga saat ini ikut berperan dalam proses edukasi
terhadap masyarakat mengenai satwa liar. KBB berlokasi di Taman Sari Jalan Kebun Binatang No.6 Bandung. Selain itu KBB sendiri berperan dalam proses pengelolaan serta
penyelamatan satwa liar.
2.1.4 Taman Safari Indonesia
Taman Safari ditetapkan sebagai obyek wisata nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu. Lebih jauh, taman ini juga
telah diresmikan menjadi Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada masa itu, pada tanggal 16 Maret 1990. Taman Safari
Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Taman Safari ini dibangun pada tahun 1980 pada sebuah perkebunan teh yang sudah tidak
produktif. Taman ini menjadi penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Taman ini terletak pada ketinggian 900-1800 m di atas permukaan laut, serta mempunyai
suhu rata-rata 16 - 24 C. Sebagai Pusat penangkaran satwa langka, Taman Safari berperan dalam menangkarkan satwa endemik seperti Harimau Sumatera Panthera tigris
sumatrae , Elang Jawa Spizaetus bartelsi, Macan Tutul Jawa Panthera pardus melas,
Orangutan Pongo pygmaeus dan satwa lainnya Wikipedia 2008f.
2.2 Orangutan Pongo pygmaeus 2.2.1 Ciri Morfologi Orangutan