Lalat Tabanus Tabanus sp Lalat Hijau Chrysomya megacephala

Lalat kandang memiliki ciri morfologi sebagai berikut, yaitu memiliki empat garis hitam longitudinal pada thoraks dan bercak-bercak hitam pada abdomen. Probosisnya panjang dan mencuat ke depan kepala dan palpus maksilanya pendek, untuk menusuk dan menghisap darah. Arista berambut hanya pada sisi dorsalnya, sayapnya jernih dengan vena sayap M1+2 melengkung halus dan sel R5 terbuka di distal Hadi dan Soviana 2000. Lalat kandang merupakan vektor dari Trypanosoma evansi dan cacing lambung pada kuda, Habronema majus Levine 1978. Menurut Cheng 1986, gigitan dari Stomoxys dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan serta menyebabkan kehilangan berat badan. Lalat ini dapat berperan sebagai agen miasis pada kulit dan intestinal.

2.3.1.4 Lalat Tabanus Tabanus sp

Lalat kuda, Tabanus sp, termasuk ke dalam famili Tabanidae, ordo Diptera subordo Brachycera. Lalat kuda merupakan ektoparasit pada sapi di Amerika. Ciri morfologi dari lalat kuda adalah memiliki ukuran tubuh yang besar di banding dengan lalat lainnya, menurut Hadi dan Soviana 2000 lalat kuda memiliki ukuran tubuh 6-25 mm, bentuk tubuh yang besar dan kokoh, kepalanya berbentuk setengah lingkaran, serta memiliki mata yang dominan. Lalat jantan dan betina dapat dibedakan dari matanya. Lalat jantan mempunyai mata yang holoptik artinya mata kiri dan kanan saling berimpitan, sedangkan yang betina dikoptik artinya mata kiri dan kanan terpisah oleh suatu celah. Antenanya pendek terdiri atas tiga ruas, dengan berbagai modifikasi pada ruas terakhirnya. Bagian mulut terdiri atas probosis yang pendek dengan maksila yang bekerja seperti pisau untuk merobek, serta labrum dan hipofarings sebagai penusuk dan penghisap. Lalat kuda mengalami metamorfosis sempurna, stadium larvanya berlangsung selama enam minggu sampai satu tahun tergantung jenis dan kondisi cuaca, stadium pupa berlangsung selama 1-3 minggu Hadi dan Soviana 2000. Lalat kuda termasuk ke dalam lalat penghisap darah dan hanya betina saja yang menghisap darah, lalat jantan hanya menghisap cairan yang ada pada tanaman. Lalat ini dapat menghisap darah sekitar 100-200 ml per harinya Cheng 1986. Tabanus dapat menjadi vektor nematoda Elaeophora schneideri di Amerika Serikat bagian barat, antraks, anaplasmosis, penyakit sura oleh Tripanosoma evansi, Tripanosoma theileri dan Tripanosoma equinum Levine 1978. Menurut Cheng 1986 lalat ini dapat menularkan tularemia oleh Francisella tularensis.

2.3.1.5 Lalat Hijau Chrysomya megacephala

Lalat hijau, Chrysomya megacephala, termasuk ke dalam famili Calliphoridae, ordo Diptera subordo Cyclorrapha. Ciri morfologi dari lalat hijau adalah ukuran tubuh yang kurang lebih 1,5 kali dari lalat rumah, umunya berwarna hijau metalik dengan banyak bulu-bulu pendek yang menutupi tubuh yang diselingi bulu kasar. Struktur mulutnya termasuk tipe mulut penjilat seperti lalat rumah. Lalat ini mengalami metamorfosis sempurna. Lalat ini dapat menyebabkan miasis fakultatif karena dalam perkembangan pra dewasanya lalat ini tidak membutuhkan jaringan hewan yang masih hidup. Lalat ini dapat menimbulkan masalah dalam kesehatan masyarakat seperti halnya lalat rumah Hadi dan Soviana 2000. Menurut Borror et al. 1996 kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat organik membusuk dan berkembangbiak pada bangkai, bersifat kosmopolit, lalat ini meletakan telurnya pada bangkai kemudian larva ini memakan jaringan yang telah membusuk. Lalat ini dapat menjadi agen miasis di permukaan kulit, selain itu lalat ini juga dapat menyebabkan disentri apabila populasi lalat ini sangat banyak. Lalat ini merupakan forensic entomology yang digunakan untuk identifikasi atau estimasi kematian dari mayat pada medicocriminal investigation Chen et al. 2004.

2.3.1.6 Lalat Buah Drosophila melanogaster