lingkungannya sehingga menjadikan orang tersebut mendapatkan perubahan tingkah laku, serta memperoleh konsep dan cara untuk
melakukan sesuatu hal. Tiga konsep belajar menurut Anni dkk 2007 yaitu:
1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku yaitu dalam proses pembelajaran seseorang harus dapat atau terlihat
melakukan perubahan
yaitu setelah
ataupun sesudah
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan apakah dalam proses pembelajaran tersebut dapat berhasil atau tidak.
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Proses yang terjadi dalam perubahan perilaku itu
disebabkan oleh proses pengalaman yang telah dialami oleh seseorang sehingga dapat dikatan orang tersebut telah
mengalami proses pembelajaran. 3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Setelah mengalami proses pembelajaran perubahan perilaku yang disebabkan oleh proses pembelajaran itu sendiri bersifat
tetap.
2.1.2 Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu setelah individu tersebut melakukan kegiatan
proses belajar mengajar Anni dkk, 2007. Perubahan tingkah laku
yang dialami oleh individu tersebut tergantung pada apa yang telah mereka pelajari. Misalakan, jika individu tersebut mempelajari
suatu konsep materi fisika maka individu tersebut akan memperoleh penguasaan konsep materi fisika yang sudah
dipelajarinya. Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah Anni dkk, 2007 yaitu:
1. Ranah kognitif hasil belajar: ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, serta evaluasi.
2. Ranah afektif sikap: penialaian dan refleksi diri. 3. Ranah psikomotorik keterampilan: keterampilan proses serta
kemampuan bertindak. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
yaitu intelegensi serta penguasaan konsep awal yang dimiliki oleh anak. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh kesempatan yang
diberikan guru kepada siswa saat pembelajaran dikelas berlangsung. Oleh karena itu, guru harus pandai-pandai menyusun
rencana pembelajaran agar membuat anak merasa bebas untuk bereksplorasi tehadap media yang ada.
2.1.3 Pembelajaran Menyenangkan dan Bermakna
Menurut Depdiknas 2010:114 pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar siswa dengan siswa,
siswa dengan sumber belajar dan siswa dengan guru. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi
anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan
perkembangannya dan lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran interaksi antara guru dengan siswa atau antar
sesama berupa interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Saat ini di berbagai negara sedang trend dan semangat mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan joyfull
learning dan bermakna meaningfull learning Salirawati, 2008: 9. Menurut Meier sebagaimana dikutip oleh Indrawati 2009: 16
memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini bukan
berarti suasana ribut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dirangkai. Tetapi suasana belajar yang rileks,
bebas dari tekanan, aman, menarik, bersemangat, perasaan gembira serta siswa dapat berkonsentrasi tinggi saat pembelajaran
berlangsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan The Turkish Online Journal of Educational Technology.
“Joy, according to the Oxford English dictionary, is described as a vivid emotionfeeling of
pleasure. The adjective of joy is joyful which also describes a kind of feeling, expressing and causes great
pleasure. In this research, we define the “joyful learning” as a kind of learning process or experience
which could make learners feel pleasure in a learning scenarioprocess. A joyful perception is found to have
positive influence on the motivation of learning Chen, Chen, Liu, 2010; Kirikkaya, İşeri, Vurkaya,
2010. “
Belajar bermakna meaningfull learning merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di
dalam struktur kognitif siswa Depdiknas, 2010: 115. Menurut penelitian dari UNNESCO sebagaimana dikutip
oleh Salirawati 2009 menyatakan bahwa sebagian besar siswa menginginkan suasana pembelajaran di dalam kelas hendaknya
dalam keadaan nyaman serta menyenangkan. Ukuran keberhasilan pendidikan pertama-tama adalah bila anak bisa belajar dengan
senang Sugiharti, 2005: 35. Apabila sekolah tidak memberikan rasa nyaman maka keberhasilan anak untuk belajar sudah
berkurang sampai 50. Oleh karena itu, diharapkan seorang guru dalam mengajarkan pembelajaran di kelas secara menyenangkan
serta bermakna, sehingga siswa akan lebih berminat dan mudah mengingat pembelajaran yang sudah dipelajarinya.
2.1.4 Model Pembelajaran Joyfull Learning