Rochmawati 2009 Kepemimpinan,
Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja
Guru Ada pengaruh positif antara
kepemimpinan, motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
guru, baik secara simultan maupun parsial.
Hakim 2012 Gaya
Kepemimpinan, Motivasi Kerja,
Kompensasi, dan Kinerja Guru
Motivasi kerja berpengaruh positif sebesar 24 terhadap kinerja guru
SMA PPMI Assalam Surakarta, sedangkan secara simultan variabel
gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kompensasi berpengaruh
positif sebesar 57,9 terhadap kinerja guru.
Rahardja 2004 Komunikasi
Antar Pribadi Guru, Motivasi
Kerja, dan Kinerja Guru
Hasil yang diperoleh yaitu: 1terdapat hubungan positif antara
komunikasi antar pribadi guru dan motivasi kerja guru secara
bersama-sama dengan kinerja guru; 2semakin baik komunikasi antar
pribadi, semakin tinggi motivasi guru, maka kinerja guru pun
semakin baik dan meningkat.
Purwanto 2005 Supevisi Kepala
Sekolah, Keterbukaan
Manajemen Sekolah, Motivasi
Kerja Guru, dan Kinerja Guru
Secara Parsial variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh 2
terhadap kinerja guru, dan variabel motivasi kerja guru berpengaruh
78,9 terhadap kinerja guru. Secara simultan semua variabel
independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
kinerja guru.
2.5
Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis
2.5.1 Kerangka Berpikir
Pembaharuan sumber daya manusia di masa mendatang merupakan tujuan dari diadakannya pendidikan di bangku sekolah. Kualitas pendidikan yang baik
akan menjamin tujuan pendidikan berjalan dengan baik pula. Guru sebagai
pengajar sekaligus pendidik memegang peran penting bagi kemajuan pendidikan. Secara harfiah, jika guru memiliki kualitas yang mencukupi dan
memadai serta layak, sudah dipastikan peserta didik akan memiliki kualitas yang baik pula.
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas merupakan perwujudan dari tujuan pembelajaran di sekolah. Baik buruknya pelaksanaan pembelajaran di
sekolah dalam hal ini proses belajar mengajar di kelas tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola kelas dan bagaimana melaksanakan
pembelajaran yang baik. Sehingga keberadaan guru yang professional dan memiliki kinerja yang baik sangat diperlukan untuk dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif. Saondi 2010:20, menuliskan kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.
Pencapaian kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh adanya motivasi yang tinggi baik secara internal dan eksternal. Kinerja seseorang dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu: dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas. Sedangkan faktor
eksternal yaitu penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan,
kelompok diskusi terbimbing, dan layanan perpustakaan Mulyasa 2007: 227. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerja guru diduga sebagai variabel yang
mempengaruhi kinerja guru. Salah satu tugas kepala sekolah adalah supervisi pendidikan yang secara langsung berkaitan dengan pengajaran, diperlukan guru
sebagai bantuan dari kepala sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran. Beberapa pendapat dari Purwanto 2005:120 dan Sahertian 2000:130, yang
akan mengoptimalkan supervisi kepala sekolah diantaranya: 1 Kunjungan kelas; 2 Pemberian semangat kerja guru; 3 Rapat-rapat pembinaan; 4
Pemahaman tentang kurikulum; 5 Pengembangan metode pengajaran; 6 Pengembangan bahan ajar; 7 Potensi pembelajaran; 8 Evaluasi pendidikan;
9 Kegiatan diluar mengajar. Secara logika, pemberian supervisi yang efektif dan efisien akan mengoptimalkan kompetensi guru, dan hal ini akan
berpengaruh pada kinerja guru tersebut. Hal ini diperkuat Mulyasa 2004:45, dimana kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. Maka dari itu, kepala sekolah sebagai supervisor
menjadi titik tolak dimana kompetensi guru dapat optimal. Alimi 2012 bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja. Teta 2011 menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan dari supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
guru sebesar 70,2 dan secara simulatn berpengaruh positif yang signifikan antara variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja
guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Pertiwi 2012 menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh signifikan antar supervisi pengajaran dan gaya
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, serta secara parsial ada
pengaruh signifikan supervisi pengajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri se- Kabupaten Lamongan. Widodo 2006 juga mengungkapkan bahwa secara
simultan variabel supervisi kepala sekolah, sarana prasarana, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan sebesar 42,8 terhadap kinerja guru, secara parsial
variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan sebesar 10,17 terhadap kinerja guru. Melita 2008 juga menambahkan ada pengaruh positif
dan signifikan secara simultan antara variabel kepemimpinan kognitif, supervisi, dan sarana prasarana terhadap kinerja guru, serta secara parsial variabel
supervisi terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Padang. Hasil dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Anoraga 2006:34, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang
mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Adanya motivasi
kerja pada diri guru juga ikut mempengaruhi tinggi atau rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh guru. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam:
1 tekun menghadapi tugas; 2 ulet menghadapi kesulitan; 3 menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 4 lebih senang bekerja mandiri; 5
cepat bosan pada tugas yang rutin; 6 dapat mempertahankan pendapatnya; 7 tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; 8 senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal Sardiman, 2011: 83, sehingga dengan adanya motivasi yang tinggi maka kinerja dapat dicapai secara optimal sesuai yang
diinginkan khususnya dalam pelajaran ekonomiakuntansi. Hal ini berdampak pada terciptanya kinerja yang baik.
Oluseyi 2009 variabel independen motivasi kerja, efektifitas kepemimpinan, dan manajemen waktu secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan sebesar 27,2 terhadap kinerja, sedangkan variabel motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan sebesar 8,35 terhadap kinerja.
Hakim 2012 menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif sebesar 24 terhadap kinerja guru SMA PPMI Assalam Surakarta, sedangkan secara
simultan variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kompensasi berpengaruh positif sebesar 57,9 terhadap kinerja guru. Khairuddin 2011
yang menguji tentang ragam kecerdasan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMAN Kota Jayapura, menunjukkan bahwa ragam kecerdasan dan
motivasi kerja berperan penting dalam peningkatan kinerja guru. Rochmawati 2009 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepemimpinan, motivasi
dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMAN 1 Mojolaban, baik secara simultan maupun parsial. Ditambahkan pula pada hasil penelitian Rahardja
2004, bahwa ada hubungan positif antara komunikasi antar pribadi guru dan motivasi kerja guru secara simultan, serta dapat disimpulkan semakin baik
komunikasi antar pribadi dan semakin tinggi motivasi guru, maka kinerja gurupun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dari beberapa hasil penelitian
diatas ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Adanya supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan beberapa
indikator yang menjadi titik tolak pemberian pengarahan dan pembinaan guru
oleh kepala sekolah dan pendorong kerja bagi guru diduga dapat mempengaruhi dan mengoptimalkan kinerja guru dalam bekerja. Didukung dengan beberapa
penelitian terdahulu yang menguatkan adanya supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel
kinerja guru. Meskipun ada penelitian yang menyatakan bahwa supervisi kepala sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, hal tersebut menjadi
landasan hasil yang dirasa perlu dikaji kembali. Begitu pula dengan motivasi kerja guru pada salah satu hasil penelitian yang hanya berpengaruh terhadap
kinerja guru, sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh. Dalam PP RI Nomor 74 tahun 2008 yang menuliskan kompetensi Guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun,
dalam penelitian ini dengan tidak mengesampingkan kompetensi yang lain, peneliti hanya akan mengkaji kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
yang diduga menjadi variabel yang dipengaruhi. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Mulyasa,2009:75. Sedangkan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Mulyasa, 2009:135. Dari
pengertian tersebut untuk indikator dari kinerja guru Sardiman 2011: 163 menuliskan diantaranya adalah: 1 menguasai bahan; 2 mengelola program
belajar mengajar; 3 mengelola kelas; 4 menggunakan media sumber belajar; 5 menguasai landasan-landasan kependidikan; 6 mengelola interaksi belajar-
mengajar; 7 menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran; 8 mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah;
9mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; 10 memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran. Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru berpengaruh terhadap Kinerja Guru EkonomiAkuntansi SMAMASMK di Kota Pekalongan, sehingga alur pemikiran dalam penelitian
ini dapat diilustrasikan seperti gambar berikut:
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
H
2
H
1
H
3
Kinerja Guru Y Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional Indikatornya:
1. Menguasai bahan,
2. Mengelola program belajar-
mengajar, 3.
Mengelola kelas, 4.
Menggunakan media sumber belajar,
5. Menguasai landasan-
landasan kependidikan, 6.
Mengelola interaksi belajar- mengajar,
7. Menilai prestasi siswa untuk
kepentingan pengajaran, 8.
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan
di sekolah, 9.
Mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah, 10.
Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Sardiman,2011:163 Supervisi Kepala Sekolah X1
Indikatornya: 1
Kunjungan kelas 2
Pemberian semangat kerja guru 3
Rapat-rapat pembinaan 4
Pemahaman tentang kurikulum 5
Pengembangan metode pengajaran
6 Pengembangan bahan ajar
7 Potensi pembelajaran
8 Evaluasi pendidikan
9 Kegiatan diluar mengajar
modifikasi dari
Purwanto, 2005:120 dan Sahertian,
2000:130
Motivasi Kerja Guru X2
Indikatornya : 1
Tekun menghadapi tugas 2
Ulet menghadapi kesulitan 3
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4 Lebih senang bekerja mandiri
5 Cepat bosan pada tugas yang
rutin 6
Dapat mempertahankan pendapatnya
7 Tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini 8
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Sardiman, 2011:83
2.5.2 Perumusan Hipotesis