Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Correlations
B Std. Error
Beta Zero-order
Partial Part
1 Constant 44.838
11.094 4.042
.000 SUPERVISI_KEPSEK
.300 .146
.269 2.062
.045 .522
.291 .228
MOTIVASI_KER_GURU .504
.138 .477
3.650 .001
.619 .474
.404 a. Dependent Variable:
KINERJA_GURU
Sumber : Data penelitian, diolah 2012 Lampiran 20,hal 213
Berdasarkan hasil anĂ¡lisis pada Tabel 4.66 dapat diketahui besarnya kontribusi masing-masing variabel bebas yaitu supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru dilihat dari nilai r
2
x 100. Sehingga besarnya kontribusi supervisi kepala sekolah X
1
terhadap kinerja guru Y adalah sebesar 0,291
2
x 100 = 8,47 dan besarnya kontribusi motivasi kerja guru X
2
terhadap kinerja guru Y adalah sebesar 0,474
2
x 100 = 22,47.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru EkonomiAkuntansi SMAMASMK di Kota
Pekalongan
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam tugas dan tanggung jawabnya dengan didasari aspek-aspek yang menunjukkan seseorang
memiliki kemampuan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil kerja tersebut akan
terpenuhi dengan optimal jika standar yang ditetapkan dapat ditempuh. Guru memiliki kinerja yang baik jika guru mampu mencapai suatu tingkatan pada
tahap tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan peran dan tugasnya sebagai pengajar.
Ditinjau dari masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja guru, diperoleh hasil bahwa sebesar 59,67 atau sebanyak 30 guru
mempunyai kemampuan menguasai bahan ajar dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahan ajar akan menunjang kinerja guru di
dalam kelas saat menyampaikan materi, serta dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan selanjutnya. Indikator mengelola program belajar-
mengajar diperoleh hasil bahwa sebesar 59,18 atau sebanyak 29 guru yang telah mempunyai kemampuan mengelola program belajar-mengajar dalam
kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengelolaan bprogram belajar mengajar yang dipersiapkan sebelum mengajar akan mempermudah guru
dalam menyampaikan materi, serta mampu menuntaskan materi sesuai rencana. Pada indikator mengelola kelas diperoleh hasil bahwa sebesar 59,18 atau
sebanyak 29 guru mempunyai kemampuan mengelola kelas dalam kategori cukup baik. Kemampuan guru dalam memeriksa kesiapan ruang kelas dan alat
alat dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai pada tiap pembelajaran akan menunjang guru dalam menyampaikan
materi dengan optimal. Selain ketiga indikator diatas, kinerja guru juga dapat dilihat dari
kemampuan guru dalam menggunakan mediasumber belajar yang diperoleh
hasil cukup baik dengan persentase sebesar 67,35 atau sebanyak 33 guru. Menerapkan metode pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran,dan
mencari sumber belajar yang relevan melalui internet dapat menambah khasanah pembelajaran. Indikator menguasai landasan-landasan kependidikan diperoleh
hasil sebesar 68,37 atau sebanyak 34 guru yang telah mempunyai kemampuan memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran, menguasai dan
menghayati landasan kependidikan, menguasai proses-proses kependidikan, dan menguasai konsep dasar keilmuan bahan yang diajar, dimana hal tersebut dapat
menambah dan mengoptimalkan kemampuan guru dalam memahami landasan kependidikan yang berguna bagi pembelajaran. Sedangkan kemampuan guru
dalam mengelola interaksi belajar-mengajar menunjukkan hasil sebesar 66,12 atau sebanyak 33 guru, dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan dengan
pengelolaan interaksi yang baik dapat menjalin komunikasi yang baik antar guru dan siswa sehingga guru dapat memahami karakteristik siswa.
Hasil penelitian pada indikator menilai prestasi siswa untuk keperluan pengajaran diperoleh hasil sebesar 73,37 atau sebanyak 36 guru dalam
kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengajar guru telah memiliki kemampuan guru dalam memberikan tugas kepada siswa diakhir proses belajar-
mengajar, melakukan analisis hasil evaluasi, menyusun laporan dan program tindak lanjut, serta menyampaikan hasil prestasi belajar pada siswa, yang
mampu meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran. Selain itu, pada indikator mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
guru dalam katergori cukup baik dengan presentase 66,67 atau sebanyak 33
guru mampu memberikan layanan bimbingan dan penyuluhan yang optimal bagi siswa yang bermasalah di sekolah. Pada indikator mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah guru termasuk dalam kategori baik, dengan persentase 72,38 atau sebanyak 36 guru, dalam menaati dan
melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan sekolah, menjalankan tiap tugas dan mengikuti disiplin pegawai yang telah ditetapkan dan berusaha menerapkan
pada diri sendiri maupun peserta didik. Indikator terakhir kinerja guru yaitu memahami dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran, dimana dari hasil penelitian diperoleh 62,96 atau sebanyak 31 guru dalam kategori cukup baik. Kemampuan yang dimiliki antara lain
melakukan penelitian pendidikan, memahami kesulitan belajar siswa, melakukan tindakan refleksi dan perbaikan, serta membaca dan memanfaatkan hasil-hasil
penelitian pendidikan agar tujuan pendidikan yang optimal dapat tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMAMASMK di Kota Pekalongan, terbukti dari hasil
uji F dimana nilai sig untuk variabel supervisi kepala sekolah X
1
dan motivasi kerja guru X
2
kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi simultan R
2
diperoleh hasil sebesar 41,1, sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan masih kurang besar karena
belum mencapai 50. Hal ini dikarenakan masih kurang optimalnya kinerja guru khususnya dalam mengelola program belajar-mengajar dan mengelola
kelas yang masih belum optimal dilakukan oleh guru.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sardiman 2011:53 yang menyebutkan bahwa guru tenaga profesional di bidang kependidikan, disamping
memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis, terutama kegiatan mengelola dan
melaksanakan interaksi belajar mengajar. Guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan
mengkomunikasikan program itu kepada anak didik. Supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja guru. Supervisi kepala sekolah berfokus pada bantuan yang diberikan kepala sekolah pada guru dala mengatasi
masalah dalam pembelajaran maupun binaan dari kepala sekolah yang mampu meningkatkan kinerja para guru dalam bekerja. Motivasi kerja guru diperlukan
seorang guru dalam bekerja. Motivasi yang positif akan menjadikan guru termotivasi melakukan hal yang positif pula bagi diri sendiri dan orang lain,
yang kemudian dapat diterapkan oleh guru saat bekerja maupun dalam kehidupan sehari-harinya.
4.2.2 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru EkonomiAkuntansi SMAMASMK di Kota Pekalongan
Kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi yang baik sebagai pemimpin sekolah. kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi
merupakan salah satunya. Supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan dengan efektif dan efisien akan membantu guru dalam pembelajaran serta dapat
meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini terdiri dari 9 indikator kunjungan
kelas, pemberian semangat kerja guru, rapat-rapat pembinaan, pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode pengajaran, pengembangan bahan
ajar, potensi pembelajaran, evaluasi pendidikan, kegiatan diluar mengajar, dimana indikator yang digunakan tersebut dapat meningkatkan kinerja guru.
Ditinjau dari masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur supervisi kepala sekolah, diperoleh hasil sebesar 81,63 atau sebanyak 40 guru
menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah termasuk kategori baik dalam melakukan kunjungan kelas. Hal ini menunjukkan kepala sekolah
mampu memberikan bantuan pada guru saat guru mengalami masalah dalam mengajar melalui kegiatan kunjungan kelas yang dilakukan secara rutin. Pada
indikator pemberian semangat kerja guru diperoleh hasil 78,10 atau sebanyak 39 guru menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam
kategori baik. Terlihat dari cara kepala sekolah membantu masalah guru terkait pembelajaran dalam pertemuan pribadi dan mampu memberikan solusi dan
semangat yang baik bagi guru. Indikator rapat-rapat pembinaan diperoleh hasil 75,92 atau sebanyak 38 guru menyatakan kepala sekolah telah melakukan
supervisi terkait pengajaran dalam sebuah rapat- rapat pembinaan dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki koordinasi yang baik
dengan para guru melalui rapat yang diadakan secara berkala untuk membahas masalah dalam pembelajaran. Hasil penelitian pada indikator pemahaman
tentang kurikulum menunjukkan hasil 76,12 atau sebanyak 38 guru menyatakan bahwa kepala sekolah telah dengan baik melakukan supervisi dalam
hal memberikan pemahaman tentang kurikulum. Dengan pemahaman kurikulum
yang baik, maka guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan optimal. Indikator pengembangan metode pengajaran diperoleh hasil 70,20 atau
sebanyak 35 guru menyatakan kepala sekolah termasuk kategori baik dalam melakukan peninjauan kesesuaian metode dengan pelaksanaannya, dimana hal
tersebut dapat mengoptimalkan pembelajaran di dalam kelas. Selain kelima indikator diatas, kepala sekolah juga melakukan supervisi
dalam hal pengembangan bahan ajar, dimana pada indikator ini diperoleh hasil 67,89 atau sebanyak 34 guru menyatakan kepala sekolah dalam kategori cukup
baik. Pengembangan bahan ajar diperlukan untuk kepentingan pembelajaran yang memerlukan peran serta guru dalam mengembangkannya, dan tentunya
kepala sekolah ikut andil memberikan saran bagi pengembangan bahan ajar. Indikator potensi pembelajaran diperoleh hasil 67,76 atau sebanyak 34 guru
menyatakan bahwa kepala sekolah berperan cukup baik dalam memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengoptimalkan pengajaran dan kinerja guru. Indikator evaluasi pendidikan diperoleh hasil 67,35 atau sebanyak 33 guru menyatakan bahwa kepala
sekolah mampu mensupervisi evaluasi pendidikan dengan cukup baik. Teknik- teknik evaluasi yang tepat dalam pembelajaran mampu meningkatkan kinerja
guru dan mengoptimalkan hasil evaluasi pembelajaran. Indikator yang terakhir dalam supervisi kepala sekolah yaitu kegiatan diluar mengajar, diperoleh hasil
67,55 atau sebanyak 34 guru menyatakan kepala sekolah mampu memberikan pengarahan dan binaan pada guru terkait kegiatan diluar mengajar dalam
kategori cukup baik. Kepala sekolah harus dapat membimbing dan mengarahkan guru dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi
SMAMASMK di Kota Pekalongan, terbukti dari hasil uji t dimana nilai sig untuk variabel supervisi kepala sekolah X
1
kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,045. Sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi parsial r
2
diperoleh hasil sebesar 8,47, sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan masih
kurang besar karena belum mencapai 50. Hal ini dikarenakan masih kurang optimalnya supervisi kepala sekolah, khususnya dalam supervisi mengenai
evaluasi pendidikan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sahertian 2000:16-17 yang
menyebutkan supervisi bersifat alamiah yakni menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian
terhadap proses pembelajaran di kelas. Supervisi merupakan usaha dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Alimi 2012 bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Ditambahkan pula oleh Teta
2011 tentang pengaruh supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMAN 2 Sukoharjo, menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif yang signifikan baik dari supervisi kepala sekolah maupun fasilitas mengajar terhadap kinerja guru secara parsial dan simultan.
4.2.3 Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru EkonomiAkuntansi SMAMASMK di Kota Pekalongan
Motivasi kerja adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dengan serangkaian gairah dan tingkah laku yang kuat
atau lemah pada diri orang tersebut juga turut mempengaruhi hasil yang akan dicapainya. Penelitian ini terdiri dari 8 indikator tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini,dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, dimana indikator tersebut
dapat meningkatkan kinerja guru. Ditinjau dari masing-masing indikator untuk mengukur motivasi kerja
guru, pada indikator tekun menghadapi tugas diperoleh hasil 70,00 atau sebanyak 35 guru dalam kategori tinggi. Ketekunan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh kepala sekolah mampu diselesaikan guru dengan baik serta guru mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan tekun, dimana hal ini
menunjukkan bahwa guru memiliki ketekunan yang baik dalam bertugas. Indikator ulet mengaadapi kesulitan diperoleh hasil 69,39 atau sebanyak 34
guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak mudah putus asa dan bila menemui kegagalan akan terus mencoba untuk menyelesaikan.
Indikator menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah diperoleh
70,82 atau sebanyak 35 guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki minat dan rasa ingin tahu yang besar pada tiap
permasalahan. Indikator lebih senang bekerja mandiri diperoleh 70,41 atau sebanyak 35 guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan guru mampu
bekerja tanpa menggantungkan pada orang lain. Pada indikator cepat bosan pada tugas yang rutin diperoleh hasil 76,73 atau sebanyak 38 guru dalam kategori
tinggi. Menghadapi tugas yang rutin dan sama, terutama berkaitan dengan hal- hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif
akan membuat guru termotivasi untuk berinovasi dan kreatif yang meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Selain kelima indikator diatas, motivsi kerja guru juga memiliki indikator dapat mempertahankan pendapat dengan hasil persentase sebesar 78,50 atau
sebanyak 39 guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki motivasi yang tinggi dalam mempertahankan ppendapat yang dirasa
rasional dan dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini diperoleh hasil 70,07 atau sebanyak 35
guru dalam kategori tinggi. Guru memiliki keyakinan bahwa pendirian teguh dan rasa percaya diri dalam bekerja dapat mengoptimalkan kinerjanya. Indikator
motivasi kerja guru yang terakhir yaitu senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal diperoleh hasil 76,46 atau sebanyak 38 guru dalam kategori
tinggi. Kepekaan dan sikap responsif guru terhadap suatu masalah akan mendorong guru termotivasi untuk memikirkan bagaimana cara memecahkan
dan menyelesaikan masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMAMASMK di
Kota Pekalongan, terbukti dari hasil uji t dimana nilai sig untuk variabel motivasi kerja guru X
2
kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,001. Sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi parsial r
2
diperoleh hasil sebesar 24,47, sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan masih kurang besar
karena belum mencapai 50. Hal ini dikarenakan masih kurang optimalnya motivasi kerja guru khususnya pada indikator ulet menghadapi kesulitan.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sardiman 2011:80 yang mengemukakan bahwa suatu kesulitan atau hambatan sebenarnya banyak
bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Oleh karena itu, sehubungan dengan ini maka peranan motivasi motivasi sangat penting dalam upaya
menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan. Penelitian ini juga mendukung hasil
penelitian Oluseyi 2009 variabel independen motivasi kerja, efektifitas kepemimpinan, dan manajemen waktu secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan sebesar 27,2 terhadap kinerja, sedangkan variabel motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan sebesar 8,35 terhadap kinerja.
Rochmawati 2009 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepemimpinan, motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMAN 1
Mojolaban, baik secara simultan maupun parsial. Ditambahkan pula pada hasil penelitian Rahardja 2004, bahwa ada hubungan positif antara komunikasi antar
pribadi guru dan motivasi kerja guru secara simultan, serta dapat disimpulkan
semakin baik komunikasi antar pribadi dan semakin tinggi motivasi guru, maka kinerja guru pun meningkat.
165
BAB V PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan dan saran sebagai berikut:
5.1 Simpulan