Pembelajaran kooperatif Landasan Teori

atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4 mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah Depdiknas, 2006: 2.

2.1.5 Pembelajaran kooperatif

Menurut Slavin, sebagaimana dikutip oleh Tsay Brady 2010 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif sebagai metode pengajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari isi akademik. Interaksi yang dilakukan siswa dalam pembelajaran kooperatif akan melatih siswa untuk bekerja sama, saling membantu, menghargai pendapat orang lain, dan percaya diri terhadap kemampuannya sehingga dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika. Selain itu, interaksi dalam pembelajaran kooperatif dapat mengubah suasana pembelajaran matematika yang sunyi dan tegang menjadi kelas yang aktif dan menyenangkan. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi para siswa yang heterogen. Seperti halnya pendapat Totten et al., sebagaimana dikutip oleh Tsay Brady 2010 yang memberikan dukungan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya membantu mencapai retensi yang lebih tinggi, tetapi juga mendorong siswa menjadi lebih termotivasi untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam pembelajaran mereka sendiri dan berpartisipasi dalam diskusi kelas. Menurut Suyatno 2009: 51, pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu dalam mengkonstruk konsep, menyelesaikan persoalan, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual. Menurut Suprijono 2009: 58, pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: 1 memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; 2 pengetahuan, nilai dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Johnson et al., sebagaimana dikutip oleh Tsay Brady 2010 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar bekerja dalam kelompok, dan harus mencakup sebagai berikut: 1 saling ketergantungan positif di mana setiap anggota kelompok harus bergantung pada satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, dan seluruh kelompok memerima konsekuensi jika salah satu anggota gagal dalam pekerjaannya; 2 akuntabilitas individu di mana setiap anggota kelompok ini bertanggung jawab pada pekerjaan; 3 interaksi tatap muka, maksudnya proses interaktif di mana setiap anggota kelompok memberikan umpan balik, saling bertukar pikiran dengan teman kelompoknya; 4 ketepatan dalam menggunakan keterampilan kolaboratif di mana siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan membangun kepercayaan, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah; 5 pengolahan kelompok di mana anggota kelompok menetapkan tujuan kelompok, melakukan penilaian kinerja kelompok secara berkala dan mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan agar kelompok berfungsi lebih efektif. Sintak pembelajaran kooperatif dijelaskan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut Suprijono 2009:65. Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Fase-fase Perilaku Guru Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar Fase 2: Persent informations Menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal Fase 3: Organize students into learning teams Mengorganisisr siswa ke dalam tim- tim belajar Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentrasikan hasil kerjanya Fase 6: Provide recognition Memberi pengakuan atau penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

2.1.6 Pembelajaran CRH Course Review Horay