pengertiannya dikembangkan Suparno, 1997:61. Menurut Daldiyono 2009:88 menyatakan bahwa definisi belajar merupakan suatu proses mental jiwa dalam
mengumpulkan pengetahuan yang kemudian berguna dalam kehidupan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil
interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut dapat dilihat dari bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang di berbagai bidang.
Pada pelaksanaan proses belajar ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya dalam melaksanakan proses tersebut, diantaranya faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang datangnya dari diri sendiri, seperti kondisi fisik, minat, bakat, dan lain-lain. Selain
itu ada faktor eksternal yang dapat mendukung berhasil atau tidaknya proses belajar, faktor ini merupakan faktor yang datangnya dari luar individu atau faktor
lingkungan dimana seseorang itu berada seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan interaksi kehidupan di masyarakat.
2.1.2 Belajar dalam Pandangan Vygotsky
Menurut Vigotsky memiliki tiga prinsip kunci dalam belajar, yaitu: 1 penekanan pada aspek sosial pembelajaran, 2 zone of proximal development, dan
3 scaffolding Triyanto, 2007: 27. Pada prinsip pertama, Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain orang dewasa dan teman sebaya
yang lebih mampu dalam proses pembelajaran. Interaksi sosial tersebut ditujukan supaya siswa dapat saling bertanya dan bekerja sama dalam memecahkan sebuah
permasalahan. Prinsip kedua dari Vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar paling baik apabila berada dalam zone of proximal development ZPD yaitu daerah
tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan anak saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul
dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Prinsip terakhir, Vygotsky
memunculkan konsep scaffolding yaitu teknik untuk mengubah tingkat dukungan dengan cara memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-
tahap awal pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk selanjutnya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan, ataupun
yang lainnya. Keterkaitan teori Vygotsky dengan penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif
yaitu pembelajaran
CRH. Pada
pelaksanaan pembelajaran tersebut terdapat interaksi sosial dengan cara membentuk kelompok
kecil sehingga dapat merangsang siswa untuk saling bertanya dan berdiskusi dan scaffolding dengan cara memberikan bimbingan kepada siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika.
2.1.3 Belajar dalam Pandangan Gagne
Menurut Gagne, secara garis besar ada dua macam objek yang dipelajari siswa dalam matematika, yaitu objek-objek langsung direct objects dan objek-
objek tak langsung indirect objects. Objek-objek langsung dari pembelajaran
matematika terdiri atas fakta-fakta matematika, keterampilan-keterampilan prosedur-prosedur matematika, konsep-konsep matematika, dan prinsip-prinsip
matematika. Objek-objek tak langsung dari pembelajaran matematika meliputi kemampuan berpikir logis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
berpikir analitis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan, dan hal-hal lain yang secara implisit akan dipelajari jika siswa
mempelajari matematika Bell, 1981:109. Pada penelitian ini, yang berkaitan dengan teori Gagne adalah pada
pembelajaran matematika mengenai objek tak langsungnya, diharapkan siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matematik dan tingkat disposisi
matematik yang tinggi, meliputi kepercayaan diri, fleksibilitas, bertekad kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika, ketertarikan dan keingintahuan,
refleksi, mengaplikasikan matematika, serta mengapresiasi matematika.
2.1.4 Pembelajaran Matematika