Analisis Deskriptif Analisis Korelasi Analisis Regresi

61

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian pada semua variabel yang diteliti. Dalam deskripsi ini dilakukan dengan perhitungan statistika, seperti frekuensi, prosentase, mean, dan median. Untuk kepentingan deskripsi data dimaksud dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: i. Menghitung rentangan skor atau range dari tiap-tiap variabel ii. Menghitung interval kelas iii. Menghitung interval iv. Membuat table distribusi frekuensi.

3.7.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi pearson dan parsial. Korelasi pearson untuk membahas keeratan hubungan antara variabel bebas X 1 dengan variabel terikat Y, dan membahas keeratan hubungan antara variabel bebas X 2 dengan variabel terikat Y. Sedangkan korelasi parsial digunakan untuk membahas keeratan hubungan antara variabel bebas X 1 dengan variabel terikat Y dimana variabel bebas X 2 dikontrol dan untuk membahas keeratan hubungan antara variabel bebas X 2 dengan variabel terikat Y, dimana variabel bebas X 1 dikontrol Untuk membahas keeratan hubungan antara variabel bebas X 2 dengan variabel terikat Y, dimana variabel bebas X 1 dikontrol. 62

3.7.3 Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan teknik analisis data yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antar variabel yang diteliti. Teknik ini pada dasarnya terbagi dalam dua teknik, yaitu teknik analisis regresi sederhana bivarial dan teknik analisis regresi berganda multivarial. Dalam penelitian ini kedua teknik ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan atau pengaruh antar variabel. Regresi sederhana digunakan untuk menganalisis hubungan atau pengaruh antara variabel X 1 dengan Y dan X 2 dengan Y. Sedangkan regresi berganda digunakan untuk menghitung derajat hubungan atau pengaruh antara X 1 , X 2 dan Y. Pemanfaatan teknik iini memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana dijelaskan oleh Sudjana 1991:347-349 menjelaskan a sampel penelitian harus diambil secara random, b data yang diambil dari kelompok sampel variabel dependen dan independent berasal dari populasi berdistribusi normal, c data yang diambil dari kelompok sampel varibel dependen dan independent berasal dari populasi yang memiliki varian homogen, d garis regresi menunjukkan hubungan linier, e variabel dependen bergantung pada varibel independent, dan f kebermaknaan koefisien regresi. Persyaratan tidak diuji karena kebermaknaannya telah dipenuhi pada waktu proses pengambilan sampel penelitian. Sedangkan persyaratan b-f perlu diuji kebermaknaannya sebelum dilakukan penarikan simpulan. Seluruh penghitungan analisis data menggunakan bantuan program 63 komputer Statistical Program for Social Science SPSS for windows release 12. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Setiap Variabel

4.1.1.1 Deskripsi Data Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Untuk mengetahui derajat efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dibuat kriteria yang terdiri atas empat klasifikasi, yaitu sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Penetapan skor pada kriteria persepsi responden terhadap variabel yang diungkap adalah didasarkan pada perkalian jumlah item dengan skor tertinggi pada alternatif jawaban 27x4=108, hasil perkalian tersebut dikurangi jumlah item 108-27=81, dan hasilnya dibagi jumlah klasifikasi 81:4=20,25. Jadi rentangan skor dari setiap klasifikasi adalah 20 dan 21, yang terperinci sebagai berikut: klasifikasi sangat baik 88-108, baik 67-87, tidak baik 47-66, dan sangat tidak baik 27-46. Keempat kategori tersebut di atas kemudian dikelompokan menjadi 2, yaitu kelompok kategori tinggi dan kelompok kategori rendah, kelompok kategori tinggi merupakan gabungan antara kategori sangat baik dan kategori baik; sedangkan kelompok kategori rendah merupakan gabungan antara kategori tidak baik dan sangat tidak baik. Dari analisis SPSS pada lampiran 4.1 dapat dilihat bahwa variabel efektivitas kepemimpinan kepala sekolah memiliki skor rata-rata Mean 67,51, median 70, standar deviasi 17,667, skor minimum 30 dan skor

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN PEMALANG

1 20 203

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN WONOGIRI

0 5 144

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dan Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru ( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru ).

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dan Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru ( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru ).

0 1 15

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN SAMOSIR.

0 1 31

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU PKN SMA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 1 31

HUBUNGAN PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

0 0 29

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG.

0 2 204

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMP

0 0 13

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN LANDAK

1 1 11