39
penghargaan yang wajar terhadap masa kerja, kesetiaan, dan pengabdian. Sedangkan unsur yang dari sistem prestasi kerja adalah ukuran yang tegas
yang dapat dipergunakan untuk mempertimbangkan karier sesorang, yaitu antara lain kecakapan seseorang harus dapat dibuktikan dengan lulus ujian.
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud kebijakan karier adalah fakta-fakta di organisasinya baik tentang kenaikan pangkat maupun
promosi. Jika dikaitkan dengan teori persepsi yang dikemukan oleh Robbins di atas, maka indikator-indikator yang dapat diambil sebagai berikut :
1 Ada kesesuaian antara fakta dan harapan yang didambakannya. 2 Kebijakan pemerintah yang mendukung terhadap kinerjanya.
3 Sulit atau mudahnya dalam mencapai karier yang semestinya menjadi haknya.
4 Ada kesempatan yang luas dan terbuka dalam meningkatkan kariernya 5 Lamanya tidaknya pencapaian karier yang diharapkan
6 Kondisiiklim yang memungkinkan adanya karier secara wajar dan obyektif.
2.4 Kerangka Berfikir
1 Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dapat diukur melalui komponen pencapaian tujuan, perhatian, kerjasama, pengarahan, pengawasan dan
pengambilan keputusan. 2 Kebijakan karier dapat diukur melalui komponen fakta dan harapan,
kebijakan, sulitmudahnya, kesempatan, waktu pencapaian dan keadaantempat kerja.
40
3 Motivasi berprestasi guru dapat diukur melalui komponen tanggung jawab, tujuan yang realistik, berani mengambil resiko, penyelesaian tugas,
daya saing dan keinginan untuk terkenal. Dari penjelasan di atas, dapat disusun kerangka berfikir dalam
penelitian ini sebagaimana ditunjukkan gambar dibawah ini.
Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah :
1. Pencapaian tujuan 2. Perhatian
3. Kerjasama 4. Pengarahan
5. Pengawasan 6. Pengambilan keputusan
Kebijakan karier : 1. Fakta dan harapan
2. Pemerintah 3. Sulitmudahnya
4. Kesempatan 5. Waktu pencapaian
6. Keadaantempat kerja
Motivasi berprestasi guru : 1. Tanggung jawab
2. Program yang terencana 3. Tujuan yang realistik
4. Berani mengambil resiko 5. Penyelesaian tugas
6. Daya saing 7. Keinginan untuk terkenal
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
2.5 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1 Ada hubungan antara efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Pemalang.
41
2 Ada hubungan antara kebijakan karier dengan motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Pemalang.
3 Ada hubungan secara bersama-sama antara efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, kebijakan karier dengan motivasi berprestasi guru SMA
di Kabupaten Pemalang.
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan kebijakan karier dengan motivasi berprestasi guru SMA negeri
di Kabupaten Pemalang. Hubungan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan kebijakan karier sebagai varibel independent X dengan motivasi berprestasi guru
sebagai variabel dependen Y digunakan rancangan penelitian korelasional. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Proses ini menurut Suharsimi Arikunto 1998:326
adalah melalui penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau
beberapa variabel. Tingkat hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat untuk
membandingkan hasil pengukuran variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan rancangan non eksperimen atau survey dan hanya mengkaji fakta-fakta
yang telah terjadi dan dirasakan oleh subjek penelitian. Penelitain non eksperimen dimaksudkan adalah pencarian secara emperik yang