8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1  Belajar menurut Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik  untuk  membangun  sendiri  pengetahuannya  secara  aktif  dengan
menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Hal ini didasari oleh kenyataan  bahwa  tiap  individu  manusia  memiliki  kemampuan  untuk
mengkonstruksi  pengetahuan  atau  keterampilan  yang  telah  dimilikinya  dengan pengalaman atau pengetahuan yang baru diperolehnya Jufri, 2013:32.
Definisi belajar menurut teori konstruktivisme, antara lain sebagai berikut. 1
Rifa’i  dan  Anni  2012:114  menyatakan  bahwa  belajar  adalah  lebih  dari sekedar mengingat, peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan
informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. 2
Sardiman 2007:38 menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang aktif di mana  si  subjek  belajar  membangun  sendiri  pengetahuannya  serta  mencari
sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Proses  mengajar  bukanlah  kegiatan  memindahkan  pengetahuan  dari  guru
ke siswa, tetapi suatu kegiatan  yang memungkinkan siswa mengonstruksi sendiri pengetahuannya.  Guru  dalam  hal  ini  berperan  sebagai  mediator  dan  fasilitator
untuk  membantu  optimalisasi  belajar  siswa  Sardiman,  2007:38.  Dalam
penelitian ini, siswa diarahkan untuk mengonstruk pengetahuannya sendiri dengan cara mengembangkan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
2.1.2  Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut  Hamdani  2011:87,  pembelajaran  berdasarkan  masalah  atau Problem  Based  Instruction  PBI  menekankan  masalah  kehidupannya  yang
bermakna  bagi  siswa  dan  peran  guru  dalam  menyajikan  masalah,  mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Sintaks umum pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Sintak pembelajaran berbasis masalah
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase  1:  Memberikan  orientasi  tentang permasalahannya kepada peserta didik
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran,
mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan
memotivasi  peserta  didik  untuk  terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase  2:  Mengorganisasikan  peserta didik untuk meneliti
Guru membantu
peserta didik
mendefinisikan  dan  mengorganisasikan tugas-tugas  belajar  terkait  dengan
permasalahannya
Fase  3:  Membantu  investigasi  mandiri dan kelompok
Guru  mendorong  peserta  didik  untuk mendapatkan  informasi  yang  tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi
Fase 4:
Mengembangkan dan
mempresentasikan artefak dan exhibit Guru  membantu  peserta  didik  dalam
merencanakan dan menyiapkan artefak- artefak  yang  tepat,  seperti  laporan,
rekaman  video,  dan  model-model  serta membantu
mereka untuk
menyampaikannya kepada orang lain Fases
5: Menganalisis
dan mengevaluasi
proses mengatasi
masalah Guru
membantu peserta
didik melakukan
refleksi terhadap
investigasinya  dan  proses-proses  yang mereka gunakan
Suprijono, 2012:74
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis masalah yang tercantum dalam Hamdani 2011:88 adalah sebagai berikut.
a Kelebihan pembelajaran berbasis masalah: 1 siswa dilibatkan pada kegiatan
belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik; 2 siswa dilatih  untuk  dapat  bekerja  sama  dengan  siswa  lain;  3  siswa  dapat
memperoleh pemecahan dari berbagai sumber. b
Kekurangan  pembelajaran  berbasis  masalah:  1  untuk  siswa  yang  malas, tujuan  dari  metode  tersebut  tidak  dapat  tercapai;  2  membutuhkan  banyak
waktu  dan  dana;  3  tidak  semua  mata  pelajaran  dapat  diterapkan  dengan metode ini.
2.1.3  Metode Eksperimen