Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan antara ukuran bayangan terhadap ukuran obyek didefinisikan sebagai perbesaran lateral dari bayangan tersebut. Pada Gambar 2.8 kita menggambar sinar pusat dari puncak obyek ke pusat cermin sinar ini membentuk sudut dengan sumbu utama. Sinar yang dipantulkan ke puncak bayangan membentuk sudut yang sama besarnya dengan sumbu utama. Sebuah perbandingan dari segitiga yang dibentuk oleh sinar datang, sumbu utama, dan obyek dengan segitiga yang dibentuk oleh sinar yang dipantulkan, sumbu utama, dan bayangannya menunjukkan bahwa perbesaran lateral h ’h sama dengan perbandingan dari jarak-jarak s ’s. Perbesaran bayangan lateral dirumuskan: 2-11 Konvensi tanda s bernilai positif jika obyek berada di depan cermin obyek nyata s bernilai negatif jika obyek berada di belakang cermin obyek maya s ’ bernilai positif jika bayangan berada di depan cermin bayangan nyata s ’ bernilai negatif jika bayangan berada di belakang cermin bayangan maya r, f bernilai positif jika pusat kelengkungan berada di depan cermin cermin cekung r, f bernilai negatif jika pusat kelengkungan berada di belakang cermin cermin cembung

2.2 Kerangka Berpikir

Pendekatan pembelajaran IPA hendaknya tidak lagi terlalu berpusat pada pendidik teacher centered melainkan harus lebih berorientasi pada peserta didik student centered. Peranan pendidik perlu bergeser dari menentukan apa yang harus dipelajari menjadi bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar bagi peserta didik dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman sejawat dan seluruh lingkungan belajarnya Jufri, 2013:91. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru IPA di SMP 1 Mejobo Kudus, selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan eksperimen. Metode eksperimen jarang digunakan karena memakan banyak waktu. Aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran belum banyak. Proses pembelajaran masih bersifat teacher center, berpusat pada guru, sehingga siswa kurang terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak mendengar, menulis apa yang diinformasikan oleh guru dan mengerjakan soal latihan berdasarkan contoh soal yang diberikan. Berdasarkan kondisi pembelajaran IPA di SMP 1 Mejobo Kudus yang telah disebutkan, menyebabkan potensi siswa selama pembelajaran kurang berkembang sehingga berdampak pada hasil belajar yang belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam setiap proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensi belajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yaitu model pembelajaran berbasis masalah. “Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning ” Suprijono, 2012:68. Jerome Bruner menekankan bahwa pembelajaran harus mampu mendorong peserta didik untuk mempelajari apa yang telah dimiliki. Peserta didik belajar melalui keterlibatan aktif terhadap konsep dan prinsip-prinsip, sedangkan pendidik mendorong peserta didik agar memiliki pengalaman dan melaksanakan eksperimen yang memungkinkan peserta didik menemukan prinsip-prinsip untuk dirinya sendiri Rifa’i dan Anni, 2012:197. Pembelajaran IPA yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen. Melalui pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen, siswa diharapkan mampu membangun pengetahuan sendiri sehingga pembelajaran IPA yang berlangsung akan lebih bermakna. Pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika siswa mampu mengidentifikasi masalah, melakukan perencanaan pemecahan masalah, serta menyelesaikan masalah secara mandiri. Pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen merupakan pembelajaran IPA yang berorientasi pada siswa. Pembelajaran tersebut dapat diterapkan untuk melatih siswa mengonstruk pengetahuannya sendiri. Alur kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Alur Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN KUDUS

0 5 180

Penerapan Model Kooperatif Tipe GI Berbasis Eksperimen Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII pada Materi Cahaya

0 11 209

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI GAYA.

0 2 38

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT BENDA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN.

0 1 18

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI – CIRI MAKHLUK HIDUP.

0 0 35

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS.

5 27 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 5 METRO

0 0 14

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMPN 1 LEMBAR TAHUN PELAJARAN 20152016

0 1 11