Setyorini dkk. 2011:54 menyatakan bahwa penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP yang salah
satu aspeknya yaitu menyimpulkan. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan Susilo dkk. 2012:19 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngadirejo Temanggung pada pembelajaran IPA yang salah satu indikatornya
yaitu menyimpulkan.
4.2.6 Aspek Menaruh Minat
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rifa’i dan Anni 2012:142 yang menyatakan bahwa afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi
bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong peserta didik untuk belajar keras. Emosi yang bersifat positif dalam
hal ini ketika praktikum yang dilakukan siswa berhasil. Peningkatan aspek menaruh minat terjadi karena praktikum kedua yaitu menyelidiki sifat bayangan
yang dihasilkan oleh pemantulan cahaya pada cermin cembung relatif lebih mudah dibandingkan praktikum pertama. Rasa puas karena dapat membuktikan
sendiri konsep yang harus dikuasai membuat siswa senang sehingga menaruh minat terhadap pembelajaran yang berlangsung. Siswa dapat membuktikan bahwa
hubungan antara jarak benda s, jarak bayangan s’, dan jarak fokus f
dinyatakan dalam persamaan serta sifat bayangan yang dihasilkan oleh
pemantulan cahaya pada cermin cembung yaitu maya, tegak, diperbesar. Ini dapat dilihat ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang antusias
mendengarkan penjelasan guru, tidak berbicara atau melakukan hal-hal di luar
aktivitas pembelajaran, serta tidak membaca atau mengerjakan tugas pelajaran lain. Kondisi ini sesuai hasil penelitian yang dilakukan Susilo dkk. 2012:19
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngadirejo Temanggung pada pembelajaran
IPA yang salah satu aspeknya yaitu menunjukkan minat terhadap pelajaran IPA. Secara keseluruhan hasil belajar dan aktivitas siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan. Hasil ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Hapsoro dan Susanto 2011:32 yang menyatakan
bahwa penerapan pembelajaran Problem Based Instruction berbantuan alat peraga pada materi cahaya dapat mencapai kompetensi dasar di SMP Negeri 1 Demak,
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Medriati 2013:8-9 menunjukkan bahwa
pembelajaran Fisika dengan menerapkan model Problem Based Learning berbasis laboratorium dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran fisika pada konsep cahaya di kelas VIII 6 SMP Negeri 14 Kota Bengkulu.
62
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar dengan faktor gain 0,74 yang termasuk kategori tinggi dan aktivitas siswa 0,41 yang termasuk kategori sedang. Aktivitas yang
dikembangkan yaitu bertanya, mengemukakan pendapat, melakukan percobaan, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menaruh minat pada siswa kelas
VIII SMP 1 Mejobo Kudus.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti yaitu aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas
siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Untuk itu perlu penelitian lanjutan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk
mengukur aspek lainnya, misalnya kemampuan berpikir kirits atau kemampuan pemecahan masalah.