Kesimpulan STRATEGI ARAHAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN GAS IKUTAN YANG MENGUNTUNGKAN SECARA EKONOMI,

194

8.4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa alternatif kebijakan pengelolaan gasi ikutan di Lapangan Minyak Tugu Barat adalah pemanfaatan liquified petroleum gas LPG. Pemanfaatan LPG ini selain dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi yang cukup besar karena nilai kalor efektif LPG lebih tinggi dibandingkan jenis bahan bakar lainnya, dan juga mempunyai kandungan gas buang yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Tujuan yang diharapkan dalam pengembangan pemanfaatan LPG adalah terpeliharanya kualitas lingkungan dalam rangka menuju mekanisme pembangunan bersih atau clean development mechanism CDM. Untuk mencapai tujuan tersebut, faktor yang paling berpengaruh adalah kebijakan pemerintah disamping sumberdaya manusia yang tersedia, sumberdaya alam ketersediaan gas ikutan, permodalan, teknologi, dan sarana dan prasarana. Hal ini sesuai juga dengan hasil analisis interpretatif structural modeling ISM bahwa kebijakan pemerintah dan peningkatan sumberdaya manusia terkait pengelolaan gas ikutan terutama dalam pemanfaatan LPG. Oleh karena itu diperlukan kebijakan pemerintah dan peningakatan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam pengelolaan gas ikutan di lapangan Tugu Barat. Saat ini kebijakan pemerintah khususnya terkait dengan pengelolaan gas ikutan belum ada, sehingga dalam pengelolaannya masih lebih mengacu pada kebijakan tentang pengembangan sumberdaya energi secara umum. Sedangkan yang di maksud dengan sumberdaya manusia yang berkualitas yang adalah selain memiliki keterampilan dalam mengelola manajemen industri tetapi memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dimana SDM tersebut dimanfaatkan. Di sisi lain perlunya kebijakan pengelolaan gas ikutan agar dalam pengembangannya dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.

IX. PEMBAHASAN UMUM

Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumberdaya energi tak terbarukan yang memiliki peran strategis dan sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari besarnya kontribusi sektor minyak dan gas bumi migas terhadap Gross Domestic Product GDP Indonesia. Di sisi lain peran migas juga terlihat sangat besar terhadap sumbangannya sebagai bahan baku untuk industri, sumber energi kelistrikan, angkutan, dan untuk kepentingan rumah tangga. Sumbangan minyak dalam perekonomian indonesia semakin besar dengan adanya peningkatan jumlah penemuan minyak bumi terutama di daeah-daerah lepas pantai dan semakin tingginya harga minyak dunia beberapa tahun terakhir ini. Sebagaimana diketahui hingga akhir tahun 2008, harga minyak dunia pernah mencapai pada US 120 per barrel. Hal ini sangat memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesai sebagai salah satu negara penghasil minyak dan gas. Untuk meningkatkan nilai tambah dari sektor minyak dan gas bumi ini, maka segmen pengolahan merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mengolah minyak mentah menjadi produk-produk lain untuk dipergunakan oleh konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanusi 2002 bahwa minyak mentah yang dihasilkan dari berbagai sumur minyak produktif belum dapat dimanfaatkan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu seperti pengolahan minyak menjadi Bahan Bakar Minyak BBM untuk kebutuhan kendaraan bermotor dengan berbagai jenis, maka minyak mentah tersebut harus melalui proses pengolahan dalam kilang minyak. Berdasarkan hal tersebut, PT. Pertamina mengembangkan berbagai kilang minyak untuk melakukan eksplorasi dan produksi minyak di Indonesai dan salah satunya adalah di Wilayah Kuasa Pertambangan WKP PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi PT. Pertamina EP Region Jawa di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Thai Oil Company Limited 2000 melaporkan bahwa produk olahan minyak mentah pada dasarnya dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu produk bukan jenis bahan bakar dan produk jenis bahan bakar. Adapun produk yang tidak termasuk dalam kategori seperti pelumas, lilin, gemuk, aspal, solven, petroleum,dan beberapa produk petrokimia dasar lainnya seperti kelompok olefin, aromatik, ataupun kelompok benzena dan turunannya. Sedangkan produk olahan yang berupa bahan bakar minyak seperti LPG, avgas, avtur, solar,