7 gas flaring yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan gas ikutan sebelum gas
ini dibakar atau dibuang langsung ke atmosfer venting atau menginjeksikannya
kembali reinjection dan menyimpannya di dalam formasi minyak bumi. Hal ini
mengandung arti bahwa gas ikutan yang hendak dibakar, dimanfaatkan menjadi bahan baku produksi LNG, LPG, kondensate, atau produk-produk petrokimia
atau sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan steam melalui pemipaan gas yang telah dikompresikan terlebih dahulu CNG= compessed natural gas,
sehingga dapat memberikan keuntungan secara finansial yang cukup menarik. Melalui pengolahan gas ikutan menjadi produk LPG, kondensat dan lean
gas maka akan diperoleh dampak positif secara ekonomi, ekologi dan sosial. Secara ekonomi, produk yang dihasilkan merupakan bahan bakar yang memiliki
nilai ekonomi tinggi yang dapat meningkatkan pendapatan perusahan dan PDRB daerah. Pengolahan gas ikutan juga akan mereduksi jumlah gas ikutan yang
dibakar, yang berarti menurunkan pencemaran udara yang dihasilkan dalam proses pembakaran tesebut. Selain itu, usaha pengolahan gas ikutan tersebut
akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan masyarakat sekitar berpeluang mendapatkan pembinaan melalui kegiatan corporate social
responsibility dari perusahaan pengolah gas ikutan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian pengembangan model pengelolaan
gas ikutan yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi, ramah lingkungan dan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar.
Model tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai arahan dalam merumuskan kebijakan eksploitasi minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Secara ringkas kerangkan pemikiran tersebut di atas dapat dilihat pada bagan alir Gambar 1.
1.4. Perumusan Masalah
Sampai saat ini pengelolaan kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia belum memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan secara holistik,
baik kaidah lingkungan binaan dan lingkungan alam, maupun kaidah lingkungan sosial. Konsep pengelolaan lingkungan masih sebatas secara fisik saja, sehingga
kurang memperhatikan aspek ekologi dan sosial. Pengelolaan kegiatan eksploitasi minyak bumi sebagai hanya terfokus
kepada komoditas minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam yang
8 memiliki nilai ekonomi tinggi, padahal disisi lain kegiatan eksploitasi minyak bumi
juga menghasilkan gas ikutan. Gas ikutan tersebut jika tidak dimanfaatkan
Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran
Pengelolaan SDA
Eksploitasi Migas
Gas Alam Natural Gas
Minyak Mentah
Minyak Mentah
mengandung gas ikutan
Clean Development
Mechanism CDM
Protokol Kyoto
Penurunan Gas Rumah kaca
Flare di Bakar
Pengolahan Utilization
Pencemaran Udara
Dampak Positif
Sosial Ekonomi
Ekologi
Model Pengelolaan Gas Ikutan
Kebijakan Eksploitasi Minyak Bumi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
9 kembali akan masuk ke lingkungan atmosfir untuk selanjutnya akan mencemari
udara. Produksi gas ikutan di Indonesia menduduki rangking empat setelah
Nigeria, Angola, Irak di antara negara penghasil minyak anggota GGFR Global Gas Flaring Reduction yakni organisasi yang tidak mencari keuntungan nirlaba
bernaung di bawah Bank Dunia yang beranggotakan negara penghasil minyak OPEC dan perusahaan minyak milik negara maupun perusahaan minyak
multinasional lainnya. Saat ini sudah dilakukan studi pemanfaatan kembali gas
ikutan menjadi bahan dan sumber energi baru yang menguntungkan secara ekonomi. Kajian tersebut meliputi konversi dari gas ikutan menjadi LPG,
menjadi bahan bakar lean gas pembangkit listrik power generator atau sebagai kondensat.
Dalam rangka membangun model pemanfaatan gas ikutan guna mendukung pelaksanaan mekanisme produksi bersih pada kegiatan eksploitasi
minyak dan gas sebagai landasan penyusunan rekomendasi kebijakan pengelolaan migas yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, ada beberapa
pertanyaan yang perlu dipecahkan, yaitu: 1. Bagaimana kondisi sistem pengolahan gas ikutan yang ada saat ini dan
bagaimana potensinya untuk dapat dimanfaatkan ? 2. Bagaimana kelayakan ekonomi pemanfaatan gas ikutan dalam eksploitasi
migas? 3. Bagaimana disain model pengelolaan gas ikutan dalam kegiatan
eksploitasi minyak bumi yang bersifat site spesific?. 4.
Bagaimana strategi kebijakan pengelolaan gas ikutan yang menguntungkan secara ekonomi, ekologi dan sosial.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan kajian ilmiah dengan menggunakan pendekatan sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan
yang setiap kajian terkait satu sama lain sebagai satu kesatuan. Secara ringkas perumusan masalah penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
10
Gambar 2. Bagan alir perumusan masalah
1.5. Manfaat Penelitian