Pengertian Model dan Permodelan

53 iv. Rate mengontrol melalui kebijakan perilaku sistem dikontrol oleh rate.

2.15.2. Pengertian Model dan Permodelan

Menurut Fauzi dan Anna 2005 model tidak lain adalah representasi suatu realitas dari seorang pemodel. Hal ini mengandung arti bahwa model adalah jembatan antara dunia nyata real world dengan dunia berpikir thinking untuk memecahkan suatu masalah. Proses penjabaran atau merenprentasikan ini disebut modelling atau permodelan yang tidak lain merupakan proses berpikir melalui sekuen yang logis. Secara skematis, proses permodelan tersebut dapat digambarkan pada Gambar 16. Gambar 16. Intersepsi dunia model dengan dunia nyata Fauzi dan Anna, 2005 Dari Gambar 14 terlihat bahwa model dibangun atas proses berpikir melalui indra fisik dari dunia nyata yang kemudian diinterprestasikan melalui proses berpikir, sehingga menghasilkan pengertian dan pemahaman mengenai dunia nyata. Pemahaman ini tidak bisa sepenuhnya menggambarkan realitas dunia nyata daerah irisan antara dunia nyata dengan dunia model, sehingga di dalam permodelan dikenal istilah “there is no such thing as one to one maping” tidak ada peta satu banding satu. Selain itu, model dirancang bukan untuk memecahkan masalah sekali untuk selamanya once and for all atau memecahkan semua masalah. Di dalam model tidak ada istilah “there is no such thing as solution for the real life problem”yang menjadi kunci dari semua masalah, sehingga dalam permodelan, penting untuk merevisi dan meng- upgrade strategi. Secara umum segala sesuatu berubah, mengalir dan tidak ada yang tetap, oleh karena itu maka permodelan juga dapat dikatakan sebagai Ditampilkan kembali sebagai hasil proses berpikir Ditampilkan melalui indra persepsi Dunia Model Dunia Nyata Permodel 54 proses menerima, memformulasikan, memproses dan menampilkan kembali persepsi dunia luar Fauzi dan Anna 2005. Di dalam proses interprestasi dunia nyata tersebut ke dalam dunia model, berbagai proses transformasi atau bentuk model bisa dilakukan. Ada model yang lebih mengembangkan interprestasi verbal seperti bahasa, ada yang diterjemahkan kedalam bahasa simbolik, seperti bahasa matematika, sehingga menghasilkan model kuantitatif. Untuk menjembatani dunia nyata yang dalam persepsi manusia bersifat kualitatif menjadi model yang bersifat kuantitatif yang kokoh. Tom Peters dalam Fauzi dan Anna, 2001, seorang ahli permodelan pernah mengatakan bahwa “if you can’t measure it, you can’t manage it”, dengan kata lain pengukuran dalam membangun model sangat penting, sebab dapat menentukan seberapa jauh model yang dibangun bisa dikendalikan dan dikelola Fauzi dan Anna, 2005. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 17. The need for a measurable numirical scale system Gambar 17. Transformasi kualitatif-kuantitatif Fauzi dan Anna, 2005 Berdasarkan Gambar 17 terlihat bahwa boks di sebelah kiri dan boks di sebelah kanan merupakan “esensi seni” dari permodelan, sementara boks di tengah merupakan esensi pemecahan dari model. Oleh karena itu, dalam permodelan dikenal istilah “modeling is an art, solving is a science” permodelan adalah seni, sementara memecahkan model adalah sains Fauzi dan Anna, 2005 .

2.15.3. Jenis-Jenis Model