Kesimpulan STUDI KONDISI SISTEM PENGOLAHAN GAS IKUTAN DAN POTENSI PEMANFAATAN

116

5.4. Kesimpulan

Eksplorasi di Lapangan minyak dan gas Tugu Barat di Kabupaten Indramayu dari tahun 1932 hingga saat ini cenderung terus meningkat, dengan produksi minyak tertinggi terjadi pada tahun 1973-1994 sebesar 28.000 barrel oil per day BOPD, namun sisa cadangannya mengalami penurunan tahun 1992 sebesar 3.079,23 MSTB menjadi 1.362,85 MSTB pada tahun 2001. Sedangkan untuk gas mengalami peningkatan produksi hingga tahun 1998, dan selanjutnya mengalami penurunan. Selain produksi tersebut, Lapangan Minyak dan Gas Tugu Barat juga mempunyai cadangan gas ikutan flare sebanyak 35,7 BSCF dan 23,1 BSCF dalam bentuk probable. Jumlah bahan pencemar yang terdapat pada gas ikutan yang dibuang langsung ke lingkungan CO 2 -nya mencapai 841,583 ton perhari , jumlah gas metane 1051,97 ton perhari serta jumlah nitrogen 40,8167 ton perhari , sehingga jika dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran udara, hujan asam acid rain, pemanasan global global warming dan pada akhirnya ikut menyumbang terjadinya perubahan iklim global global climate change. Gas ikutan yang ada di Lapangan Tugu Barat mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dengan cadangan yang cukup banyak GOR 1 dan dapat dimanfaatkan baik gas metannya maupun CO 2 -nya, sehingga sudah dapat dirancang rencana pemanfaatannya, rancangan procesc diagramnya, rencana pemipaannya serta pengerjaannya di Lapangan Tugu Barat. Kondisi eksisting di PT SDK memperlihatkan bahwa perusahaan ini tidak mencemari udara, namun penanganan limbah cairnya relatif masih belum terlalu baik. 117 Daftar Pustaka Allenby, B.R. 1999. Industrial Ecology. Policy Framework and Implementation. Prentice-Hall Inc. New Jersey. USA. Berita Negara. 2007. Wakil Presiden Jusuf Kalla. Estimasi Penghematan Subsidi Minyak Tanah Program Konversi Minyak Tanah Mitan ke LPG. Corelabs. 2007. Analisa Komposisi Gas Ikutan di Lapangan Tugu Barat Indramayu Jawa Barat. Des Jardins, JR. 1993. Evironmental Ethics, An Introduction To Enviromental Philosophy. Belmont, California. 272p. Departemen ESDM. 2008. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Minyak di Indonesia Tahun 2000-2006, Indonesia Energy Statistick. Pusdatin ESDM. ________________. 2008. Indonesia Gas Production and Consumption In 2000- 2006, Indonesia Energy Statistick. Pusdatin ESDM Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat dan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat LPPM ITB. 2003. Laporan Akhir Pemanfaatan Sumur-Sumur Migas Non Ekonomis di Kabupaten Indramayu dan Majalengka. Estimasi Perbandingan Penggunaan Bahan Bakar di Perusahaan Listrik Negara PLN. 2005. Kompas 8 Juli 2005. Jakarta. Hanley, N.; J.F. Shogren; and B.White. 2002. Environmental Economics. In Theory and Practice. Palgrave Macmillan. Bristol, UK. 464p. IPCC. 2006. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories Indonesia Country Study on Climate Change. 1998. Vulnerability and Adaptation Assessments of Climate Change in Indonesia. The Ministry of Environment the Republic of Indonesia. Jakarta Intergovernmental Panel on Climate Change. 2001. Climate Change 2001 : Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Summary for Policymakers and Technical Summary of the Working Group II Report. WMO-UNDP. Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Pemanfaatan Gas Ikutan Meminimalkan Kerusakan Lingkungan. Lemigas. 2006. Kondisi Pemanfaatan Gas Berdasarkan Penggunaan. CCOP Workshop, Beijing China. 118 Murdiyarso D, 2003, Sepuluh Tahun Perjalanan Konvensi Perubahan Iklim, PT. Kompas Media Nusantara.Jakarta. PT. Pertamina EP Region Jawa. 2008. Potensi Produksi Gas Ikutan di Lapangan Tugu Barat Kompleks dalam mmscfd Kabupaten Indramayu- Jawa Barat. [PT.SDK] PT. Sumber Daya Kelola. 2005. Penjelasan Umum Proyek Kilang Mini LPG – Tugu Barat. PT. Sumberdaya Kelola. Indramayu Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. PAU Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

VI. KELAYAKAN EKONOMI PEMANFAATAN GAS IKUTAN DI LAPANGAN MINYAK TUGU BARAT, INDRAMAYU

Abstrak Pengembangan industri gas ikutan di Lapangan produksi minyak Tugu Barat Indramayu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan pemerintah setempat baik manfaat langsung maupun manfaat tidaklangsung. Namun demikian dalam pengembangannya, investasi yang dilakukan secara ekonomi belum tentu layak untuk dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui kelayakan ekonomi pemanfaatan gas ikutan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekonomi pemanfaatan gas ikutan di Lapangan Tugu Barat Indramayu. Penelitian menggunanak metoda analisis kelayakan ekonomi dengan pendekatan Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Pay Back Period PBP, dan analisis Profitability Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa industri gas ikutan di Lapangan Produksi Minyak Tugu Barat Indramayu secara ekonomi layak untuk dikembangkan. Hal ini dilihat dari keuntungan bersih yang diperoleh bernilai positif dengan tingkat keuntungan bersih NPV sebesar US 1.148.174,00 dengan kemapuan mengembalikan modal pinjaman bank yang besar yaitu lebih besar dari tingkat suku bunga bank sampai pada batas waktu yang ditetapkan dengan rata-rata IRR berkisar 14,42 IRR total. Dilihat dari nilai payback investment perusahaan di lokasi studi diperoleh nilai sebesar 5,080 tahun untuk payback investment dan 3,537 tahun untuk payback loan yang berarti bahwa waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk dapat mengembalikan modal yang dikeluarkan lebih cepat dari masa kontrak dan untuk tahun kelima dan seterusnya perusahaan akan memperoleh keuntungan dari selisih antara hasil penjualan dengan biaya atau modal yang dikeluarkan. Artinya perusahaan akan memperoleh keuntungan selama sisa kontrak karena periode payback lebih pendek daripada masa kontrak perusahaan yaitu selama 10 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan. Adapun biaya-biaya perlindungan lingkungan dan biaya social yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya dalam penelitian ini belum diperhitungkan. Kata kunci : Kelayakan ekonomi, pemanfaatan gas ikutan, NPV, IRR, PBP

6.1. Pendahuluan

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di pesisir utara Jawa Barat yang memiliki potensi sumberdaya alam tidak dapat pulih seperti minyak dan gas bumi yang cukup besar. Pada tahun 1977 telah diresmikan kilang LPG Mundu di Kecamatan Karangampel, Indramayu. Kapasitas terpasang mengolah bahan baku natural gas sebesar 1.000.000 NM3hari 37 MMSCFD. Bahan baku non assosiated gas sebesar 600.000 NM3hari dan assosiated gas sebesar 400.000 NH3hari. Produk yang dihasilkan adalah produk utama LPG 100 tonhari, minasol-M 56 Klhari, lean gas 656.00 N3Mhari dan propane.