Potensi Sumber Daya Migas Indonesia Kegiatan Eksploitasi Minyak Bumi Indonesia

29

2.6. Potensi Sumber Daya Migas Indonesia

Di Indonesia terdapat 60 cekungan hidrokarbon namun 22 cekungan diantaranya belum diekplorasi, sehingga hanya 38 cekungan yang telah diekplorasi 15 cekungan telah berproduksi, 11 cekungan belum berproduksi dan 12 belum terbukti. Cadangan minyak bumi Indonesia cenderung menurun secara alami decline dan pada saat ini jumlah cadangan yang ada diperkirakan mencapai 8,4 milyar barrel 3,9 milyar barrel terbukti dan 4,4 milyar barrel potensial atau dapat diproduksi selama 20 dua puluh tahun. Sebaran cadangan minyak bumi Indonesia dan jumlah cadangannya dapat dilihat pada Gambar 11. Sedangkan jumlah cadangan gas bumi Indonesia terbukti dan potensial mengalami kenaikan dengan ditemukannya lapangan-lapangan baru selama dua tahun terakhir ini dan pada saat ini jumlah cadangan yang ada mencapai 164,99 trilyun kaki kubik 106,1 TCF terbukti dan 58,98 TCF potensial atau dapat diproduksi untuk waktu 64 tahun Yusgiantoro, 2007 dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 11. Peta penyebaran cadangan minyak bumi Indonesia http:www.migas.esdm.go.id

2.7. Kegiatan Eksploitasi Minyak Bumi Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan industri hulu migas tertua di dunia, dengan ditandai penemuan secara komersial di Kabupaten Langkat, Telaga Said, di Sumatera Utara pada tahun 1883. Sebagai anggota Organization Petroleum Exporting Countries OPEC, produksi minyak bumi di 30 Gambar 12. Peta penyebaran cadangan gas Indonesia berdasarkan sumber gas Indonesia Associated Gas Survey – Screening Economic Analysis Report Final, Pendawa, 2006 Indonesia diatur oleh alokasi kuota yang ditetapkan oleh OPEC sebesar 1,445 juta barrel perhari dan masih berlaku sampai saat ini. Jatah kuota produksi sebesar itu hanya dapat dicapai sebelum tahun 2000. Pada tahun 1980, sekitar 70 dari produksi minyak bumi diekpor, tetapi konsumsi domestic meningkat secara mantap dan mencapai 50 dari produksi minyak bumi pada tahun 1990 Country Data, 1992. Produksi minyak yang dimiliki oleh PT.Pertamina EP Jawa Bagian Barat sejak tahun 1970 mulai dilakukan eksploitasi dengan melakukan penggalian sejumlah sumur. Dari ratusan sumur yang dibor, daerah-daerah yang berhasil memproduksi adalah Jatibarang, Cemara, Kandanghaur Barat dan Timur, Tugu Barat dan lepas pantai. Daerah PT.Pertamina EP Jawa Bagian Barat ini termasuk daerah operasi yang cukup besar yang dimiliki PT.Pertamina EP. Produksi tertinggi dari daerah ini terjadi pada tahun 1973-1974 mampu mencapai 28.000 barrel oil perday BOPD. Pada tahun 2000, produksi mengalami penurunan hingga menyentuh angka 7.000-7.500 BOPD. Pada tahun 2001 PT. Pertamina EP Jawa Bagian Barat mampu meningkatkan produksi minyak sebesar 14.294 BOPD dan gas alam 404,8 MMSCFD Laporan Akhir, Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat, 2003. Disadari bahwa produksi minyak Indonesia selama 5 tahun terakhir ini cenderung mengalami penurunan secara alami. Oleh karena itu, selama periode 31 2002-2004, BP Migas dan Kontraktor Kerja Sama telah berhasil menemukan cadangan minyak bumi sebesar 1 milyar barrel untuk mengatasi masalah tersebut. Sebaiknya produksi gas terus meningkat sejalan dengan cadangan gas yang semakin hari semakin meningkat. Peningkatan gas ini diperoleh oleh dari penemuan-penemuan sumber baru seperti Tangguh di Papua, Natuna Barat di Laut Natuna, DonggiSenoro di Sulawesi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Blok Cepu Banyu Urip di Jawa Timur dan Lapangan lainnya. Seluruh lapangan minyak dan gas bumi tersebut masih dalam taraf penyusunan rencana pengembangan Plan of Development, WPB Work Program and Budget mulai melakukan kegiatan konstruksi dan AFE Authourize Financial Expenditure dalam rangka untuk cost recovery BP.Migas, 2008. Produksi rata-rata harian minyak bumi Indonesia cenderung menurun terus, saat ini 2008 tingkat produksi harian rata-rata adalah 844.850,444 barrel. www.esdm.go.id . Pada tahun 2003 produksi rata-rata harian minyak bumi Indonesia adalah 1,265 juta barrel World Oil, 2003, penurunan tersebut disebabkan kondisi lapangan minyak sudah tua mature, penemuan dan pengembangan lapangan baru tidak secepat yang kita harapkan. Estimasi cadangan minyak bumi Indonesia adalah 9,692 milliar Barrel atau 0,6 dari cadangan minyak dunia DitJend Migas, 1999. Produksi minyak mentah dimulai dengan mengalirkan minyak secara alami naturalflow dari area tekanan tinggi yang ada dipermukaan bumi. Produksi alami ini disebut produksi primer, yang bergantung pada tekanan reservoir dan mekanisme pengendalian alami. Mekanisme pengendalian ini merujuk sumber-sumber energi didalam reservoir yang akan membantu produksi, bergantung aspek fisik reservoir dan sifat-sifat minyak, gas dan air yang ditemukan dalam proporsi relatif dan lokasinya Gibbon, 1980. Produksi sekunder adalah prosedur lainnya yang digunakan untuk meningkatkan hasil dari satu reservoir. Prosedur ini terdiri atas menginjeksi gas ikutan atau air untuk mempertahankan reservoir. Pada zaman dulu, teknik produksi sekunder diikuti penggunaan teknik produksi primer; sekarang teknik ini mungkin digunakan secara simultan untuk meningkatkan produksi total Gibbon, 1980. Masih terdapat ceruk pasar LPG yang dapat dipenuhi oleh KPS dan PERTAMINA dengan jumlah minimum 200.000 ton per tahun dan permintaan tersebut diperkirakan akan meningkat 15 setiap tahunnya Gambar 13. 32 Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah penghasil migas terbesar di Indonesia. Dalam hal volume produksi minyak bumi, Jawa Barat menempati peringkat kelima terbesar setelah Riau, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Lampung, dengan volume produksi mencapai 4,31 dari produksi total Indonesia Pertamina, 2003. Untuk gas alam, Jawa Barat menempati peringkat ketiga dengan produksi 11,27 dari total gas alam Indonesia. Produksi tahunan Jawa Barat pada tahun 2002 adalah 15,78 juta barrel minyak bumi dan 222,6 milyar kaki kubik gas alam mmscf. Gambar 13. Kondisi saat ini Indonesia – Oil Products Supply Demand Balance 2006-2015 Sumber : Facst, 2007 Pertamina analysis Potensi migas Jawa Barat tersebar di beberapa daerah penghasil, yaitu Kabupaten Indramayu, Karawang, Majalengka, Subang, Bekasi, wilayah 4-12 mil laut dan wilayah di luar 12 mil laut, meliputi tidak kurang dari 75 lapangan minyak bumi dan gas alam. 33 Tabel 1. Lapangan minyak ‘on shore’ yang dikelola oleh PT.Pertamina EP Region Jawa area operasi timur : Lapangan Tahun Mulai Operasi Cadangan Minyak x1 juta Barrel Cadangan Gas x1 juta milyar kaki kubik Sistem Ciputat : - Jatinegara 1989 - 20 - Jatirarangon 1982 1 20 - Tambun 1992 2 1 - Cikarang 1993 - 50 - Cicauh 1988 - 40 Sistem Cipunegara : - Tugu Barat 1979 11 50 - Haurgeulis 1982 - 50 - Sukatani 1983 - 75 - Kandang Haur Barat 1984 1 - - Pasir Catang 1992 - 100 Sistem Pasir Bungur: - Pegaden 1975 10 5 - Pamanukan Selatan 1980 - 50 - Pasirjadi 1985 5 60 - Pasirjadi Naik 1987 - 2 - Gambarsari 1989 - 30 - Katomas 1990 - 1 - Sindangsari 1990 - 50 - Bojongraong 1993 - 75 Sistem Jatibarang : - Jatibarang 1969 130 150 - Sindang 1970 10 50 - Gantar 1973 - 400 - Randengan 1973 5 20 - Kandang Haurtimur 1974 2 100 - Cemara 1976 8 600 - Cemara Timur 1976 - 200 - Cemara Selatan 1977 7 10 - Waled Selatan 1978 1 - - Sindang Blok turun 1981 1 - Sambidoyong 1985 1 - Kapetakan 1986 - 50 Sumber : PT.Pertamina EP Region Jawa Bagian Barat, 2004 Formasi batuan yang mengandung minyak dan gas bumi adalah formasi Cibulakan Jatiluhur terdiri dari lempung dan gamping bersisipan batupasir dengan ciri laut dangkal, formasi Jatibarang terdiri dari batuan vulkanik berumur Eosen-Oligosen, formasi parigi berupa batu gamping. Formasi ini termasuk 34 blok Dataran Jakarta-Cirebon Martodjojo, 1975. Sebaran lapangan minyak dan gas bumi yang telah dilakukan eksplorasi dan eksploitasi hingga saat ini dapat dilihat pada Tabel 1 PT.Pertamina EP Region Jawa, 2004.

2.8. Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Eksploitasi Minyak Bumi