Ekonomi Sumber Daya Alam SDA dan Lingkungan

45 sangat khas untuk kondisi lokal tertentu, sebagai contoh, dengan teknologi penghambat emisi metan misal capturing dan menggunakan atau memompa kembali residu dan purge gases, penggunaan pneumatic devices untuk mengendalikan atau menghilangkan kebocoran, perbaikan dan penggantian pipelines, dan penggunaan shut-off valves otomatis KLH, 2001. Kendala dari kebijakan juga umum dijumpai, misalnya, kebijakan pemberian subsidi bagi bahan bakar fosil tidak mendorong pengalihan ke sumber energi terbarukan. Namun demikian Pemerintah Indonesia secara perlahan mengurangi subsidi bahan bakar fosil, yang mengakibatkan harga minyak meningkat dari Rp 1.400 per liter pada tahun 2001 menjadi Rp 2.400 per liter pada awal tahun 2005, dan kenaikan yang tajam pada akhir tahun 2005. Hal ini dapat meningkatkan daya saing energi terbarukan. Kendala kebijakan dan regulasi lain yang membatasi implementasi proyek gas flaring adalah kontrak bagi hasil. Ketentuan yang ada hanya mengatur bagi hasil untuk produksi minyak dan gas tetapi tidak ada kebijakan bagaimana pengaturan atas sertifikat CDM certified emissions reductionCERs karena isu ini masih dalam tahap diskusi di instansi terkait. Kendala lain adalah tingginya investasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah teknis, seperti peningkatan dan pemeliharaan sistim pipeline untuk mengurangi kebocoran. Studi yang dimaksudkan untuk menangani masalah ini sedang berjalan yaitu Indonesias Carbon Finance Development for Gas Flaring Reduction, yang didanai Bank Dunia IGES, 2007.

2.13. Ekonomi Sumber Daya Alam SDA dan Lingkungan

Model produksi neoklasik mengasumsikan kapital dan tenaga kerja labor sebagai input primer untuk produksi, Konsisten dengan asumsi ini, model neoklasikal mengasumsikan kelangkaan scarcity diasumsikan sebagai harga nyata SDA atau biaya-biaya ekstraksi kapital K – labor L sesuai dengan indikator-indikator empiris kelangkaan scarcity Cleveland, 1991. Hasil penelitian Barnett dan Morse 1963 menyatakan bahwa biaya K – L per unit output ekstraktif cenderung menurun, suatu kecenderungan yang mereka sebut sebagai sebagai self generating perubahan teknologi. Suatu model biofisik proses ekonomi mengasumsikan bahwa K dan L adalah input antara yang dihasilkan dari hanya faktor produksi primer: energi dan bahan yang rendah entrophy low entrophy energy and matter. Model biofisik 46 kelangkaan SDA: biaya energi langsung dan tidak langsung dari ekstraksi SDA akan meningkat dengan adanya penurunan stok akibat deplesi, karena deposit dengan kualitas rendah memerlukan lebih banyak energi untuk diekstraksi, ditingkatkan kualitasnya dan diubah menjadi bahan-bahan mentah yang berguna Cleveland, 1991. Peranan SDA sebagai lingkungan alam adalah sumber bahan mentah barang sumber daya dan sebagai pengolah dan penampung limbah Suparmoko, 1995. Fungsi produksi adalah hubungan input dan output, secara matematis digambarkan dengan persamaan Suparmoko, 1995. Y = f K, L, R, T, S dengan Y, K, L, R, T, dan S berturut-turut adalah jumlah produksi, kapital, tenaga kerja, jumlah barang SDA, teknologi, dan faktor sosial. Produksi barang dan jasa merupakan hasil positif, sedangkan limbah sampah adalah hasil negatif. Dengan demikian justru hasil yang negatif itulah yang harus mendapatkan perhatian dalam pembangunan berwawasan lingkungan Suparmoko, 1995. Terdapat hubungan yang positif antara pembangunan ekonomi dan pencemaran lingkungan. Semakin giat pembangunan ekonomi semakin tinggi pula derajat pencemaran lingkungan Suparmoko, 1995. Kegiatan produksi migas menghasilkan sesuatu yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk, tetapi di lain pihak karena adanya pencemaran lingkungan akan merupakan faktor yang menekan kesejahteraan hidup penduduk, seperti dapat dilihat pada Gambar 15. + - Gambar 15. Hubungan antara jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan eksploitasi migas dimodifikasi dari Suparmoko, 1995. Eksploitasi Migas Pertumbuhan Ekonomi Menipisnya Cadangan Migas Pencemaran Lingkungan Penduduk 47 Dengan meningkatnya jumlah penduduk, perekonomian harus lebih banyak menyediakan barangjasa dalam hal ini contohnya produk migas untuk mempertahankan taraf hidup suatu bangsa. Namun peningkatan produksi migas akan menuntut eksploitasi SDA yang harus diambil dari persediannya reservoircadangan. Sebagai akibatnya SDA migas akan semakin menipis depleted dan pencemaran lingkungan akan meningkat pula sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi Suparmoko, 1995. Jadi pembangunan ekonomi menghasilkan pertumbuhan ekonomi disertai dengan dua macam dampak, yaitu dampak positif berupa tersedianya barang migas yang penting dalam pembangunan ekonomi dan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan serta menipisnya SDA migas. Pencemaran lingkungan berupa kurang nyamannya kehidupan, gangguan kesehatan, dan kerusakan SDA. Berkurangnya cadangan migas: mengurangi kemudahaan dalam eksploitasi migas, harus menjelajahi daerah-daerah terpencil dan sulit remote area Suparmoko, 1995.

2.14. Pengelolaan Lingkungan Sosial