Usaha-usaha di sektor pertanian, cukup menjanjikan untuk dikembangkan karena memiliki surplus usaha yang cukup tinggi terutama untuk budidaya perkebunan seperti
pinang, jambu mete dan kemiri. Selain itu, tanaman kacang-kacangan juga memiliki surplus usaha yang cukup tinggi sehingga masyarakat mulai membudidayakan tanaman
palawija dan perkebunan. Hal ini juga memperkuat analisis dalam RPJM Kabupaten TTU 2005-2010 yang menyatakan bahwa kemiri dan jambu mete dapat dikembangkan menjadi
sektor unggulan di Kabupaten TTU. Walaupun demikian, sektor-sektor tersebut umumnya enclave dan memiliki kontribusi yang kecil terhadap nilai tambah bruto
Kabupaten TTU sehingga perlu kebijakan untuk meningkatkan keterkaitan dengan sektor ekonomi lain.
Nilai input primer juga sekaligus menggambarkan nilai tambah bruto yang diperoleh masyarakat di Kabupaten TTU yang sekaligus menunjukkan nilai Pendapatan
Domestik Regional Bruto PDRB di Kabupaten TTU. Nilai PDRB Kabupaten TTU sebesar Rp 562.835.830.000,- atau hampir sama dengan nilai PDRB yang dipublikasikan
pada TTU dalam Angka tahun 2006 yakni sebesar Rp 560.180.080.000,- . Perbedaan nilai ini dapat terjadi karena perbedaan klasifikasi sektor sehingga ketepatan agregasi
dapat berbeda-beda. Tabel I-O secara teknis dibangun dari komoditas-komoditas, sedangkan PDRB secara teknis dibangun dari sub-sub sektor yang merupakan agregasi
dari komoditas-komoditas sehingga dapat menimbulkan perbedaan dalam pembulatan nilai. Selain itu, PDRB hanya mempertimbangkan sisi output supply dan tidak
memperhitungkan sisi permintaan, sedangkan Tabel I-O mempertimbangkan sisi permintaan dan penawaran.
6.2.2. Struktur Output dan Nilai Tambah Bruto a. Struktur Output
Output merupakan nilai produksi yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kabupaten TTU. Output tersebut terdiri dari output produk utama, produk ikutan dan
produk sampingan dari suatu proses produksi dengan menggunakan teknologi yang sama.
Adapun output sektor ekonomi di Kabupaten TTU pada tahun 2006 sebesar Rp 872.211.740.000,- dengan sektor pemerintahan yang memberikan kontribusi tertinggi
yakni sebesar 17,06. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten TTU masih
bergantung pada kegiatan pembangunan yang didanai oleh sektor pemerintah, sedangkan yang digerakkan sendiri oleh sektor riil belum memberikan kontribusi yang besar, dimana
rinciannya dapat dilihat pada Tabel 50. berikut ini. Tabel 50. Struktur output sektoral Kabupaten TTU tahun 2006
Ranking Sektor Output
Kontribusi
1 Pemerintahan
148.791,02 17,06
2 Peternakan dan hasilnya
87.298,42 10,01
3 Bangunan
79.357,55 9,10
4 Jagung
74.498,13 8,54
5 Jasa sosial kemasyarakatan
64.578,34 7,40
6 Sayur dan buah-buahan
55.775,86 6,39
7 Angkutan darat
47.463,56 5,44
8 Perdagangan
40.773,79 4,67
9 Ind makanan dan minuman
26.793,87 3,07
10 Kayu hasil hutan
25.874,42 2,97
11 Umbi-umbian
24.529,82 2,81
12 Padi
24.226,10 2,78
13 Restoran
24.071,73 2,76
14 Jasa perorangan rumahtangga dan
lainnya 19.813,37
2,27 15
Bank dan lembaga keuangan lainnya 18.827,30
2,16 16
Real estat dan jasa perusahaan 11.254,99
1,29 17
Kacang-kacangan 9.965,43
1,14 18
Perikanan 9.568,59
1,10 19
Angkutan laut 9.129,80
1,05 20
Komunikasi 8.915,05
1,02 21
Listrik dan air bersih 7.734,57
0,89 22
Kopi dan kakao 7.277,39
0,83 23
Jasa penunjang angkutan 6.591,72
0,76 24
Industri lainnya 6.294,99
0,72 25
Jambu mete 6.287,06
0,72 26
Pertambangan dan pengalian 6.148,18
0,70 27
Ind tenun ikat 4.436,52
0,51 28
Perkebunan lainnya 4.390,21
0,50 29
Unggas dan hasil-hasilnya 2.358,93
0,27 30
H o t e l 2.134,61
0,24 31
Hasil hutan lainnya 1.974,34
0,23 32
Pinang 1.456,82
0,17 33
Jasa hiburan dan rekreasi 1.436,98
0,16 34
Kemiri 931,49
0,11 35
Kelapa 626,85
0,07 36
Tanaman bahan makan lainnya 509,97
0,06 37
Kapukkapas 113,96
0,01
Jumlah Input Antara 872,211,74
100,00
Sumber : Tabel I-O Kabupaten TTU Tahun 2006, Diolah
Dalam struktur penerimaan daerah tahun 2006 dapat diketahui bahwa besarnya DAU dan DAK masih mendominasi, yaitu mencapai 83,30. Walau demikian,
peternakan dan hasilnya juga memberikan kontribusi yang cukup besar yakni 10,01 . b. Struktur Nilai Tambah Bruto NTB
Sedangkan Nilai Tambah Bruto NTB merupakan balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi di Kabupaten TTU. Nilai tambah
bruto ini terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung netto. Besarnya nilai tambah bruto dari setiap sektor ditentukan oleh besar output nilai
produksi dari setiap sektor dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dengan demikian sektor yang memiliki output terbesar belum tentu memberikan nilai
tambah bruto terbesar. Kontribusi nilai tambah bruto terbesar dihasilkan pada sektor peternakan yaitu sebesar Rp 69.431.800.000,- 12,34 yang berarti bahwa peternakan
dan hasilnya masih dapat diandalkan untuk dikembangkan di Kabupaten TTU. Sektor lain yang memiliki kontribusi besar 11,94 adalah jagung, yang berarti
bahwa sektor-sektor riil di Kabupaten TTU memiliki potensi pengembangan sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap sektor pemerintah yang memberikan
kontribusi sebesar 11,80. Besarnya kontribusi sektor pemerintah terhadap nilai tambah bruto disebabkan karena sektor pemerintah umumnya menjalankan fungsi pelayanan
publik. Sektor yang menarik untuk dibahas adalah sektor sayur dan buah-buahan yang
pada nilai output berada pada urutan keenam namun menempati urutan keempat pada kontribusi terhadap nilai tambah bruto. Sektor sayuran dan buah-buahan umumnya
merupakan produk sampingan dari budidaya tanaman utama misalnya: padi, jagung sehingga biaya yang dikeluarkan untuk sektor sayur dan buah umumnya telah termasuk
di dalam biaya sektor lainnya. Walaupun demikian, terdapat beberapa biaya spesifik yang dikeluarkan tersendiri untuk usaha pada sektor sayur dan buah-buahan, terutama bagi
sayur yang ditanam pada peralihan musim tanam. Sektor sayur dan buah-buahan cukup potensial untuk dikembangkan terutama di Kecamatan Miomafo Barat yang memiliki
iklim cukup mendukung. Sayur seperti kentang, wortel, bawang merah dan bawang putih
serta buah-buahan jeruk keprok juga sering diekspor ke tempat lainnya. Rincian nilai tambah bruto dapat dilihat pada Tabel 51. berikut ini.
Tabel 51. Struktur Nilai Tambah Bruto sektoral Kabupaten TTU tahun 2006
No Sektor NTB
RpJuta Kontribusi
Ranking
1 Padi
20.565,58 3,65 10
2 Jagung
67.225,10 11,94 2
3 Kacang-kacangan
8.207,33 1,46 15
4 Umbi-umbian
21.659,70 3,85 9
5 Sayur dan buah-buahan
50.856,67 9,04 4
6 Tanaman bahan makan lainnya
459,93 0,08 36
7 Jambu mete
5.608,56 1,00 20
8 Kelapa
5.555,84 0,99 21
9 Kopi dan kakao
586,99 0,10 34
10 Kapukkapas
100,04 0,02 37
11 Kemiri
777,94 0,14 33
12 Pinang
5.232,01 0,93 22
13 Perkebunan lainnya
1.367,45 0,24 31
14 Peternakan dan hasilnya
69.431,80 12,34 1
15 Unggas dan hasil-hasilnya
18.541,80 3,29 11
16 Kayu hasil hutan
1.540,58 0,27 30
17 Hasil hutan lainnya
1.796,91 0,32 28
18 Perikanan
8.234,47 1,46 14
19 Pertambangan dan pengalian
5.131,18 0,91 23
20 Ind makanan dan minuman
4.746,10 0,84 24
21 Ind tenun ikat
3.019,42 0,54 27
22 Industri lainnya
1.713,27 0,30 29
23 Listrik dan air bersih
4.563,53 0,81 26
24 Bangunan
40.036,41 7,11 5
25 Perdagangan
37.747,95 6,71 6
26 H o t e l
532,08 0,09 35
27 Restoran
7.147,79 1,27 17
28 Angkutan darat
27.660,76 4,91 7
29 Angkutan laut
7.061,76 1,25 18
30 Jasa penunjang angkutan
4.731,56 0,84 25
31 Komunikasi
6.259,83 1,11 19
32 Bank dan lembaga keuangan lainnya
14.255,85 2,53 12
33 Real estat dan jasa perusahaan
8.065,88 1,43 16
34
Pemerintahan 66.404,76
11,80 3
35 Jasa sosial kemasyarakatan
21.828,13 3,88 8
36 Jasa hiburan dan rekreasi
961,58 0,17 32
37 Jasa perorangan rumahtangga dan
lainnya 13.219,29 2,35
13
Total 562.835,83
Sumber : Tabel I-O Kabupaten TTU Tahun 2006, Diolah
6.2.3. Analisa Keterkaitan Antar Sektor