Kebijakan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

pengunjung per tahun untuk memperoleh data kunjungan per 1000 penduduk. Dengan memperoleh data ini dan jarak, waktu perjalanan, serta biaya setiap perjalanan per satuan jarak km, maka diperoleh biaya perjalanan secara keseluruhan dan kurva permintaan kunjungan ke tempat wisata. 2. Pendekatan indvidual TCM dengan menggunakan data sebagian besar dari survey, metodologi pendekatan individual TCM secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namum pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survey dan teknik statistik yang relatif kompleks. Kelebihan metode ini adalah hasil yang lebih akurat. Kelebihan metode biaya perjalanan TCM menurut King dan Mazzotta tahun 2000, adalah : 1 metode biaya perjalanan menggunakan teknik empiris konvensional, yang digunakan oleh ahli ekonomi untuk mengukur nilai-nilai ekonomi berdasarkan harga pasar, 2 metode biaya perjalanan mengacu pada sikap dan tindakan yang nyata dan benar-benar pengunjung lakukan pada situasi hipotetik, 3 metode ini mudah dilakukan, 4 survey di tempat akan mendapatkan contoh yang benar, 5 hasil dari metode ini mudah untuk dijelaskan. Metode biaya perjalanan memeiliki beberapa kelemahan diantaranya :1 Metode biaya perjalanan TCM dibangun berdasarkan asumsi bahwa setiap individu hanya memiliki satu tujuan untuk mengunjungi tempat wisata yang dituju, 2 Metode biaya perjalanan tidak membedakan individu yang memang dating dari kalangan pelibur holiday makers dan mereka datang dari wilayah setempat, 3 pengukuran nilai dari waktu

2.8. Kebijakan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Adanya keterpaduan antara pembangunan ekonomi dan lingkumgan adalah merupakan syarat mutlak untuk melaksanakan pengendalian masalah lingkungan dan penilaian keberhasilan pembangunan secara efektif. Untuk mencapai keterpaduan tersebut diperlukan berbagai aturan atau kebijakan- kebijakan yarg memungkinkan dilakukan untuk pencegahan dan pengurangan tindakan-tindakan pengrusakan lingkungan. Berbagai alternatif instrumen kebijakan telah dikembangkan, dianalisa, dan dipraktekkan untuk menghadapi masalah-masalah lingkungan tersebut. Ada beberapa instrumen kebijakan yang dapat digunakan untuk menangani masalah lingkungan, yaitu l pendekatan negosiasi langsung antara pihak-pihak yang terlibat; 2 pendekatan perintah dan pengendalian; dan 3 pendekatan mekanisme pasar.Tidak ada satu pendekatan yang dapat digunakan untuk segala macam situasi, karena masing-masing pendekatan tersebut cocok untuk suatu masalah dan tidak untuk yang lainTietenberg, 1992. Pendekatan Negosiasi Pendekatan negosiasi ini cocok digunakan bila pihak-pihak yang terlibat relatif sedikit sehingga negosiasi bisa berlangsung dengan efisien. Untuk menjelaskan bagaimana penggunaan pendekatan ini, Tietenberg 1992, mengilustrasikan sebuah kasus di mana seseorang memutar kaset yang menghasilkan suara musik stereo dengan keras sehingga mengganggu tetangganya berupa polusi suara. Bagaimana hubungan antara harga suara perdecible dengan kuantiatas suara per decible dilukiskan pada Gambar 5. Harga Suara S’ D B E p C F S D G q’ q Kualitas Suara decible Gambar 5 :Alokasi Sumberdaya Milik Bersama Gambar 5 memperlihatkan bahwa kurva DD’ adalah menggambarkan permintaan tingkat suara oleh pemilik stereo, sedangkan kurva SS’ menggambarkan biaya marginal dari tingginya suara bagi tetangga. Bila pemilik stereo tidak memperhitungkan kenyamanan tetangganya, maka dia pasti akan memilih kuantitas suaranya sebesar q, yaitu tingkat suara yang hanya semata-mata ditentukan oleh pemilik stereo sesuai dengan kenyamanannya, walaupun tingkat suara yang efisien sebesar q’,yaitu tingkat keuntungan bersih yang maksimum. Melalui negosiasi tingkat atau kuantitas suara yang efisien q’ dapat dicapai dengan jalan tetangga menawarkan pembayaran sebesar p untuk setiap secible suara yang dikurangi. Pemilik stereo akan mau mengurangi volume stereonya pada tingkat q’ dengan demikian pemilik stereo akan kehilangan keuntungan sebesar q’Eq dan memperoleh keuntungan sebesar Efq. Dilain pihak tetangga akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, walau membayar sebesar Efq, tetapi tidak lagi memikul biaya yang lebih besar yaitu seluas daerah Ebqq’. Secara teori kelihatannya sangat mudah, tetapi dalam kenyataanya sulit untuk diterapkan, karena terbentur dalam masalah hak kepemilikan property right , sehingga terjadi konflik kepentingan. Untuk mengatasi masalah ini salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah melalui proses pengadilan guna menetapkan aturan hak kepemilikan properti rules ataupun aturan liabilitas atau pertanggungjawaban. Pengaturan hak akan menentukan siapa yang memegang hak, sedangkan pengaturan pertanggung jawaban akan menentukan siapa yang bertanggungjawab terhadap perbuatan yang mengganggu orang. Dalam kasus ini menurut teori Caos Caos, 1960 di dalam Yakin, 1997 dikatakan bahwa kegagalan pasar dalam mengalokasikan sumberdaya tidak akan terjadi kalau semua hak-hak telah didefenisikan dengan jelas.Selanjutnya dikatakan bahwa di dunia di mana informasi lengkap, biaya transaksi atau negosiasi rendah, serta pelaksanaan kontrak yang ketat,distorsi akibat eksternalitas bisa dipecahkan dengan pendefinisian yang jelas tentang hak-hak tersebut. Dikatakan bahwa alokasi sumberdaya yang efisien bisa juga dicapai terlepas dari alokasi hak-hak diantara pihak-pihak yang bermasalah. Pengadilan bisa mengalokasikan hak pada pihak-pihak yang bermasalah dan suatu alokasi yang efisien bisa dicapai. Bila negosiasi tidak tercapai maka pengadilan dapat beralih ke pemberlakuan aturan pertanggungjawaban liabilitas. Dengan aturan ini pihak yang terkena dampak akibat tindakan pihak tertentu, berhak menerima kompensasi kerusakan sebesar kerugian yang dideritanya. Dengan demikian pada kasus di atas, tetangga mengalami gangguan sebesar area di bawah garis EB. Jika pemilik stereo menaikkan volume sampai pada tingkat q, maka pemilik stereo harus membayar sebesar daerah Ebq. Bila pemilik stereo tahu akan membayar sebesar daerah tersebut, maka dia akan menurunkan volume stereonya pada titik efisien q’. Pendekatan Regulasi Command and Control Approach Dalam pendekatan ini pemerintah mengeluarkan intruksi atau aturan yang harus dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan atau sumberdaya alam, kemudian melakukan pengendalian untuk memastikan apakah ketentuan atau aturan-aturan yang telah ditetapkan dilaksanakan atau tidak. Jika tidak maka pemerintah dapat memberikan sangsi hukum kepada setiap pelanggar. Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dibentuk standar tertentu yang tidak boleh dilanggar, artinya sesuatu yang dikeluarkan oleh pelaku ekonomi tidak boleh melebihi suatu ukuran tertentu. Pemerintah juga dapat melakukan pelarangan atau pembatasan dalam penggunaan bahan-bahan dan peralatan-peralatan tertentu untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan. Pendekatan Mekanisme Pasar Pada dekade ini pendekatan mekanisme pasar menjadi perhatian yang serius baik oleh praktisi lingkungan maupun pengambil kebijakan. Hal ini disebabkan karena pendekatan ini lebih murah biayanya, bila dibandingkan dengan pendekatan lainnya, tetapi lebih efektif. Pendekatan ini menggunakan instrumen ekonomi untuk mencapai efisiensi dalam alokasi SDAL. Ada beberapa instrumen ekonomi yang dapat digunakan, yaitu 1 pajak, 2 subsidi, 3 denda, 4 pembatasan penggunaan input, 5 pembatasan terhadap output, dan 6 izin emisi yang bisa diperjualbelikan.

2.9. Teori Tentang Persepsi Masyarakat