pembangunan PLTA untuk menghasilkan energi listrik telah menimbulkan masalah eksternal. Masalah eksternal yang muncul bersifat positif maupun
negatif. Bila masalah eksternal ini tidak diambil kebijakan, maka kegiatan pembangunan yang diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
justru menurunkan tingkat kesejahteraannya. Pemanfaatan danau sebagai daerah tujuan wisata telah menyebabkan
masuknya limbah cair dan padat ke danau. Tumbuhnya pemukiman dan pengembangan fasilitas fisik di sekitar danau menyebabkan pemanfaatan tata
ruang tumpang tindih. Penurunan kualitas air pada Danau Maninjau antara lain adalah akibat dari kegiatan perikanan Keramba Jaring Apung KJA yang sudah
melampaui daya dukung perairan danau Bapedalda Sumatera Barat 2001. Bila tidak diintervensi dengan reformasi kebijakan, maka kondisi di atas
akan berlanjut terus sehingga kegiatan pengelolaan Danau Maninjau akan merusak danau dan berdampak kepada penurunan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengkaji dampak dari pemanfaatan Danau Maninjau melalui kajian valuasi ekonomi terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat yang ada disekitarnya dan kelestarian danau, sehingga dapat dirumuskan beberapa alternatif kebijakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Secara rinci permasalahan yang akan dijawab dari penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pemanfaatan Danau Maninjau dapat memberikan nilai
ekonomi bagi masyarakat yang ada di sekitarnya ? 2. Bagaimana persepsi masyarakat di sekitar Danau Maninjau terhadap
eksistensi Danau Maninjau? 3. Kebijakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk melestarikan fungsi
SDAL berkaitan dengan pemanfaatan Danau Maninjau ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menghitung nilai ekonomi total pemanfaatan Danau Maninjau.
2. Untuk membuktikan persepsi masyarakat di sekitar Danau terhadap pemanfaatan Danau Maninjau.
3. Merumuskan kebijakan untuk melestarikan fungsi SDAL yang berkaitan dengan pemanfaatan Danau Maninjau.
1.4. Kerangka Berpikir
Setiap sumberdaya memiliki nilai, karena dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan baik secara langsung maupun tidak
langsung, masa sekarang maupun masa yang akan datang. Besar nilai sumberdaya sangat ditentukan oleh sampai sejauh mana kemajuan teknologi dan
peradaban manusia dalam mengambil manfaat yang disediakan oleh sumberdaya tersebut. Makin tinggi kemajuan teknologi dan peradaban manusia, maka akan
makin tinggi pula nilai yang diberikan terhadap suatu sumberdaya. Danau Maninjau sebagai suatu sumberdaya dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat di sekitarnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Pertama, berupa produk yang dapat dikonsumsi secara langsung seperti ikan sebagai bahan
makanan, air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga domestik, sumber energi listrik, irigasi, petanian, dan keindahan alamnya untuk rekreasi. Kedua,
danau dapat bermanfaat secara tidak langsung, dalam bentuk manfaat fungsional berupa fungsi ekologi, hidrologi, pengendali banjir dan fungsi perlindungan
lainnya. Ketiga, danau dapat memberikan manfaat langsung dan tidak langsung untuk masa yang akan datang, berupa media penyimpanan keanekaragaman
hayati dan habitat yang terkonservasi. Keempat, danau dapat memberikan manfaat dari eksistensinya yang dapat dipertahankan seperti habitat dan spesies
langka. Dengan adanya manfaat yang diberikan oleh danau tersebut, maka dapat
dikuantifikasikan nilai manfaat tersebut dalam bentuk uang. Untuk mengkuantifikasikan nilai manfaat tersebut dapat digunakan beberapa
pendekatan, yang pada hakekatnya didasarkan pada konsep kesediaan untuk membayar atau willingness to pay WTP dari individu. Dalam penggunaan
konsep WTP ini dapat didasarkan pada perilaku individu yang aktual dan yang potensial. Jika pasar konvensional maupun pasar implisit tidak tersedia, maka
dapat diciptakan pasar yang dibangun. Penetapan teknik penilaian yang akan dipakai bergantung pada pertimbangan karakteristik dari sumberdaya yang akan
dinilai. Setelah melakukan penilaian terhadap seluruh manfaat suatu
sumberdaya, maka akan diperoleh nilai ekonomi total total economic value. Nilai ekonomi total ini akan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
formulasi kebijakan pengelolaan danau Maninjau secara berkelanjutan. Kebijakan yang diambil akan berdampak positif manfaat dan dampak
negatif kerugian bagi masyarakat. Kebijakan yang akan dipilih tentu saja kebijakan yang memberikan manfaat yang lebih besar dari pada kerugiannya.
Bila dilihat dari sudut kepentingan kelompok masyarakat tertentu, suatu kebijakan akan memberikan manfaat yang lebih besar dari pada kerugiannya,
sedangkan bila dilihat dari sudut kelompok masyarakat lainnya akan memberikan kerugian yang besar dari pada manfaatnya.
Pada tahap penentuan kebijakan baru, analisis kebijakan dilakukan dengan pendekatan prospektif yaitu dengan cara mensintesakan informasi untuk
dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara komparatif dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan dalam
pengambilan keputusan kebijakan. Secara sederhana pendekatan prospektif digunakan untuk menentukan apa yang akan terjadi dan apa yang harus
dilakukan berkaitan dengan suatu kebijakan yang akan diambil, sedangkan setelah suatu kebijakan diambil, analisis kebijakan harus dilakukan dengan
pendekatan retrospektif untuk menciptakan dan mentransformasikan informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan.
Pada kasus pemanfaatan Danau Maninjau digunakan analisis kebijakan retrospektif untuk mendapatkan informasi tentang apakah manfaat yang diterima
lebih besar dari kerugian yang diderita setelah aksi kebijakan dijalankan, dan aksi-aksi apa yang perlu dilakukan berkaitan dengan informasi tersebut. Manfaat
tersebut adalah setiap kondisi yang dapat menambah kesejahteraan masyarakat baik dalam bentuk tambahan pendapatan maupun dalam bentuk pengurangan
biaya, sedangkan biaya atau kerugian adalah setiap kondisi yang dapat mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat baik dalam bentuk hilangnya
kesempatan untuk memperoleh pendapatan maupun munculnya tambahan biaya setelah kebijakan dilaksanakan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka yang termasuk ke dalam manfaat dari kebijakan pemanfaatan Danau Maninjau adalah meningkatnya produksi
pertanian pada daerah pembuangan air pemutar turbin, sedangkan yang termasuk biaya atau kerugian adalah peningkatan biaya irigasi pertanian dan pengurangan
produksi pertanian pada daerah aliran sungai Antokan serta pengurangan jumlah tangkapan ikan pada perairan umum Danau Maninjau. Baik manfaat maupun
biaya dapat dinyatakan dalam satuan ukuran yang sama yaitu moneter rupiah. Setelah manfaat dan biaya dinyatakan dalam satuan ukuran yang sama,
kemudian diperbandingkan untuk menentukan apakah yang terjadi peningkatan atau penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan informasi ini
akan dirumuskan tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau menciptakan kondisi menjadi semakin lebih baik.
Namun sebelum alternatif-alternatif tindakan dirumuskan, perlu dilakukan analisis terhadap kondisi lingkungan danau terutama kualitas fisik,
kimia dan biologi danau, dan persepsi masyarakat terhadap eksistensi Danau Maninjau serta respon yang diberikan oleh masyarakat berkaitan dengan
kebijakan pemanfaatan Danau Maninjau yang telah dilakukan pada masa yang lalu. Semua informasi ini menentukan akar persoalan, sehingga keputusan
diambil dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Secara skematis berbagai permasalahan yang dijadikan objek penelitian
dan bagaimana interaksi satu dengan yang lainnya diringkas pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran
Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Danau Maninjau
Perikanan Irigasi
Rekreasi Domestik
PLTA
Nilai Ekonomi Total Danau Maninjau
Persepsi Masyarakat
Kebijakan Pengelolaan Danau Maninjau
Penilaian Ekonomi Nilai Guna
Nilai Bukan Guna Nilai Guna
Langsung Nilai Guna Tidak
Langsung Nilai Pilihan
Nilai Eksistensi
Ika n
Air Keindahan
Analisis Peraturan,
Perundangaan
1.5. Hipotesis